Sebuah destinasi baru yang dilengkapi villa, taman, kolam renang, pendopo dan joglo, akan dibuka di Wonosalam. Obyek wisata apik itu bernama Griya Kawitan, yang mengusung nuansa Jawa-Mojopahitan. Griya Kawitan ini seakan mengingatkan kita pada Kampoeng Djawi yang sebelumnya sudah merajai Wonosalam sebagai jujugan idaman wisatawan di Lereng Anjasmoro.
Griya Kawitan, yang foto-fotonya sudah beredar di internet memang menawarkan destinasi wisata dengan konsep taman dan resort bernapaskan desain Jawa. Tampak dari gambar yang beredar, sudah selesai dibangun kolam renang, aneka taman dan gapura Majapahitan yang sekilas begitu mirip dengan Kampoeng Djawi. Sepertinya mereka bisa saingan nih... atau mungkin mereka terkait???!!??
Setelah sebelumnya sudah ada Lembah Winden, Griya Kawitan yang berada di bawah lereng seakan makin meramaikan Pariwisata Wonosalam regional Sumber Gogor. Memang lokasi kedua tempat berada tak jauh dan arah jalan yang sama. Jadi selepas melalui Griya Kawitan dan ingin melanjutkan rekreasi ke Lembah Winden, lurus saja mengikuti alur jalan. Atau mau lanjut ke Puncak Merah Putih Gunung Kekep sekalian??? Oohh bisaaaa!
Meski sudah masuk Gmaps, sinyal kadang byar pet di lereng Sumber Gogor. Di Gmaps, destinasi anyar ini bahkan sudah bisa dicek keberadaannya berikut foto-foto di dalamnya. Sayangnya, penduduk setempat pun belum banyak yang mengetahui eksistensi destinasi keren ini.
Dari yang informasi yang menjalar di dunia maya, destinasi ini disebut Griya Kawita. Sedangkan ada seorang penduduk setempat yang menyebutnya Griya Kawetan, bukan Griya Kawitan. Jangan heran bila penduduk kadang kebingungan, atau bahkan menunjukkan arah jalan yang cukup menyesatkan seperti yang dialami Jombang City Guide.
Griya Kawitan malah lebih dekat dengan Pasar Wonosalam dibandingkan Lembah Winden. Ancer-ancernya, dari Pasar Wonosalam, lurus saja hingga pertigaan. Ambil cabang yang di kiri, lurus ikuti jalan hingga tampak dari kejauhan sebuah pendopo atau joglo yang menarik di tengah hijaunya lereng. Griya Kawitan berada di balik rumah penduduk dengan akses masuk berupa gerbang kayu.
Bila dibuka, akses gerbang kayu ini nantinya akan menuju gapura berbentuk replika candi yang mirip dengan desain Candi Bajang Ratu. Gapura tiruan candi inilah yang membuat potret di Griya Kawitan sering dikira Kampoeng Djawi, karena sama-sama memiliki gerbang gapura Mojopahitan dalam arsitekturnya.
Menariknya, replika Candi Bajangratu ini ‘dijaga’ oleh ‘kala’ berupa patung bernuansa budha di kanan dan kirinya. Pintu masuk candi dibuat pendek, seakan hanya muat untuk anak balita seperti Bayi Jombang City Guide yang mungkin sudah masuk dalam kategori balita. Sori tak sempat memotret saat Si Bayek berada di pintu karena anaknya lari-lari terus.
Replika Candi Bajang Ratu |
Harus menunduk |
Lubang pintu ini seakan dibuat kecil, supaya pengunjung yang lewat harus menunduk untuk melaluinya. Sepertinya ini bagian dari falsafah arsitektur Jawa yang sengaja mendirikan bangunan dengan pintu kecil supaya orang yang masuk jarus menunduk sebagai bentuk tanda hormat pada tuan rumah dan budaya kejawen secara keseluruhan.
Awas kejegur Deeek |
Wahana lari-lari sepuasnya |
Setelah melalui gerbang candi, pengunjung pun disambut dengan taman dan kolam kecil lengkap dengan patung panther yang dilanjutkan monumen pengesahan pendirian lokasi. Kolam kecil berisi ikan-ikan yang bisa jadi wahana menarik buat anak-anak, sedangkan monumen pengesahan berbentuk tugu berpuncak Semar. Salah satu tokoh Punokawan ini patungnya disarungi dengan kain Bali.
Btw ini Semar atau Bagong sih??? |
Di samping monumen pengesahan berpatung Semar, terdapat tangga yang menuju rumah joglo Jawa Timuran yang berornamen kayu berwarna hangat. Bila naik di atasnya, terasa nuansa Jawa berpadu dengan Bali bersamaan. Banyaknya kain kotak-kotak hitam putih ala Bali semakin memperkuat nuasan Jawa-Bali bernapaskan Mojopahitan di sini, Dari Joglo ini, bisa tampak pemandangan indah dan lokasi pemotretan yang keren.
Sebagai destinasi yang masih dalam taraf pembangunan, obyek wisata ini masih berbenah diri. Banyak instrumen yang belum selesai dikerjakan seperti arena outbound, namun taman bunga dan perbukitan cantik sudah mulai bertumbuh asrinya. Jalan setapak sudah dibangun dengan medan landai sehingga memudahkan pengunjung untuk menaikinya.
Landai |
Menuju arena outbound |
Gazebo, ayunan dan lokasi duduk untuk thenguk-thenguk juga sudah dibangun, dengan ornamen menarik dari guci dan bebatuan. Bunga-bunga yang ditanam di lokasi memperindah pemandangan, ditambah lagi gerbang hijau yang terbuat dari pohon yang begitu menarik. Sekilas, lokasi ini cocok sekali untuk acara pertemuan, reuni, bahkan acara pernikahan dengan nuansa pesta kebun yang gemerlap di malam hari.
Terdapat pendopo di puncak, dan hall kecil di samping lapangan tenis. Sepertinya, lapangan tenis ini akan menjadi salah satu fitur yang bisa digunakan pengunjung villa ini. Jadi bagi yang hobi tenis dan sedang menghelat pertemuan di Griya Kawitan, sepertinya pengalaman main tenis bisa dicoba.
Di pinggir lapangan tenis, tampak andong yang belum ada kudanya, mungkin saat sudah ada penariknya bisa digunakan untuk keliling Sumber Gogor. Hehehehe…. Sementara ini, mungkin hanya bisa dijadikan spot foto yang antik. Di sampingnya lagi, terdapat kolam renang yang mungkin akan menjadi salah satu daya tarik destinasi ini.
Pemandangan perbukitan dan gunung mendominasi destinasi ini. Ditambah lagi bila langit biru cerah, akan makin mempercantik tampilan kebun hijau yang banyak ditumbuhi pohon-pohon di lokasi. Terdapat pohon durian yang menjulang di lokasi, yang tampaknya menjadi salah satu pemasok durian lokal kebanggaan Wonosalam.
Sayangnya, belum dibuka untuk umum |
Sayangnya, Griya Kawitan belum resmi dibuka dan masih tertutup untuk umum. Rasanya jadi menyesal ya cuma orang umum, gimana caranya dadi wong ora umum??!??!?. Tetangga yang berada di sampingnya pun tak bisa menjawab banyak. Mungkin baru bisa buka beberapa bulan lagi setelah semua proses pembangunan rampung.
Dari keterangan tetangga, pemilik Griya Kawitan adalah orang Surabaya yang setiap weekend mengunjungi resort miliknya yang apik itu. Memang, tampak mobil mewah dengan plat mahal terparkir di depan gerbang kayu.
Yang kuran untuk Griya Kawitan mungkin hanya satu poin : Lokasi parkir yang mungkin kurang lebar. Mungkin kedepannya, akan ada update mengenai destinasi ini supaya kita semua tak ketinggalan berita tentang jujugan baru yang keren dan uwapik ini. Tentunya dengan kabar dari pengelola yang mungkin masih sibuk membangun destinasinya di berbagai titik resort apiknya.
Sibuk berbenah |
Satu yang bisa dimasukkan dalam doa dan pengharapan adalah : Mugo-mugo mlebune gak nemen larange koyok Kampoeng Djawi.
Griya Kawitan
Sumber-Gogor, Dusun Mangirejo, Desa Wonosalam,
Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang 61476
Belum dibuka untuk umum
Fb : Griya Kawitan
CP : Erwin – 081 357 966 391
0 komentar:
Posting Komentar