Tampilkan postingan dengan label Handycraft. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Handycraft. Tampilkan semua postingan


Rumah kayu unik tampak ada di sebuah warung makan yang menyajikan rica-rica sebagai menunya. Jika dilihat lebih lanjut, dekorasinya terlihat mirip dengan rumah-rumah kayu dan arsitektur yang ada di Wisata Sumber Banyu Biru yang ada di Wonomerto, bagian selatan Wonosalam. Ada ciri khas khusus yang mengingatkan Jombang City Guide akan karya Zarmaentree Wooden Craft, termasuk font dan gaya bahasa yang digunakan.


Kecurigaan ini memang benar, bahwa pembuat rumah kayu berikut aneka hiasannya adalah dari buah karya Eko Zarmaento pemuda desa setempat penggagas wisata hits Sumber Banyu Biru yang hingga kini mampu memacetkan Wonosalam bagian selatan. Di Sumber Banyu Biru, karya ‘Cak Sarmin’ ini bahkan terlihat di semua sudut, mulai kursi, rumah kayu, sampai hall yang dibuat khusus untuk pengunjung.


Eko Zarmaento


Salah satu rumah kayu yang menjual sate ayam di Sumber Banyu Biru jelas menjadi jujugan para pengunjung yang berfoto ria. Jadi Sumber Banyu Biru pun tak melulu jadi destinasi kuliner tapi juga destinasi hunting foto keren. Terlihat ibu-ibu pengunjung heboh mengambil gambar karena desain rumah kayu yang unik buatan Mas Eko Si Anak Alam dari Desa Wonomerto.



Ibu-obu berfoto : Heboh sendiri

Salah satu rumah kayu di Sumber Biru

Tentunya, keterampilan Mas Eko pun tak didapat dalam satu malam. Belajar secara otodidak dengan peralatan seadanya, Mas Eko selalu berusaha mengupgrade kemampuannya. Melalui kerja keras dan proses belajar terus menerus, akhirnya dia bisa menghasilkan karya-karya yang bisa disulap jadi pundi-pundi uang. Diantaranya dekorasi lamaran, aneka souvenir kayu, hiasan ruangan, cantik maupun perabot kayu dari akar pohon di hutan.


Hiasan Ruangan Dekoratif


Dengan mengusung nama Kreasi Anak Alam, Eko Zarmaento juga menerima order pembuatan kerajinan kayu dan pembuatan rumah kayu. Kayu yang digunakan biasanya kombinasi bambu dan kayu hutan. Namun semua bisa disesuaikan sesuai permintaan.

Dari limbah kayu hutan


Ada pula hiasan ruangan berupa rumah kayu kecil-kecil yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi karya dekoratif yang unik. Dihias dengan aksesoris bunga kecil-kecil, karyanya malah mirip pohon betulan. Memang, karyanya kebanyakan terbuat dari kayu limbah di hutan, sehingga mendukung pemanfaatan hasil hutan yang efektif.



Kreasi Mas Eko mungkin masih sederhana tapi tetap unik. Itulah ciri khas buatan Anak Alam, yang mencerminkan dirinya sebagai pemuda setempat yang tinggal di lereng pegunungan Anjasmoro. Beberapa karyanya pun bisa dijadikan oleh-oleh unik dari Wonosalam Selatan termasuk rumah kayu kecil yang lucu sebagai hiasan ruangan. Selain itu, budidaya anggrek hutan di Rumah Anggrek Azumi di kediamannya juga bisa dijadikan alternatif buah tangan yang menarik bagi penerimanya.

Dijual pula sebagai oleh-oleh



Eko Zarmaento, pemuda inspiratif yang penuh semangat dari Lereng Anjasmoro. Sebuah inspirasi dari Wonosalam Selatan dimana kreasi itu bisa dikembangkan dan bermanfaat untuk lingkungan sekitarnya. Semoga bisa menjadi pelecut semangat pemuda-pemuda lainnya, untuk selalu bersemangat, berkarya dan berdaya.


Dekorasi Rumah Kayu Kreasi Anak Alam – Zarmaentree Wooden Craft
Rumah Anggrek Siti Azumi
Jl. Argobiru, Ngembag
Dusun Wonotirto, Desa Wonomerto
Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang
Eko Zarmaento : 08560 754 7516
Menerima order pembuatan rumah kayu unik



Secara ajaib berkat ridho Allah, Jombang City Guide punya kesempatan untuk bersua langsung dengan Bu Irna Mutiara dan Bu Hannie Hananto, dua perancang busana kenamaan di tanah air yang namanya sudah bergaung di panggung busana internasional.


Saat berjumpa pertama kali dengan kedua desainer kondang
Sebagai manusia dengan ide brilian dalam dunia mode, tentunya para perancang busana ternama ini sangat tertarik dengan hal-hal yang berkaitan dengan pernik-pernik dan aksesoris. Kebetulan, Jombang adalah produsen manik-manik kaca yang unik dan bisa dijadikan penunjang karya-karya fesyen kedua desainer.


Singkat cerita, Jombang City Guide berhasil mengantar Bu Irna Mutiara untuk kunjungan kilatnya ke Sentra Manik-Manik Kaca Jombang dan melihat langsung proses produksi monte-monte dari beling kebanggaan Kota Santri.


Niqab kuning yang sangat cantik ❤
Griya Manik dipilih sebagai jujugan pengamatan produksi karena selain sudah kenal dengan pemiliknya, lokasinya yang mudah dijangkau dan proses pembuatan yang (boleh) bisa disaksikan secara live dengan aman dan nyaman. Nyaman menjadi salah satu pertimbangan karena masih ada penjual di sentra manik-manik kaca Gudo yang tidak memperbolehkan mengambil gambar produknya di lokasi.

Bersama Pak Loso pemilik Griya Manik

Bu Irna Mutiara yang ketika berkunjung mengenakan niqab dengan cadar kuning, datang ke Griya Manik dan langsung mengambil gambar untuk ditampilkan di instagram pribadinya. Dengan ditampilkannya produksi manik-manik kaca Jombang di instagram story Bu Irna Mutiara, seketika memunculkan rasa penasaran dan sambutan meriah oleh rekan-rekan desainer kenamaan tanah air yang lain.

Bu Irna memilih manik-manik kaca

Bu Irna kemudian mencoba membeli beberapa manik kaca berwana pastel untuk lini produknya seperti Irna La Perle yang memang identik dengan tampilan lembut nan elegan. Bu Irna Mutiara langsung mendapat inspirasi saat melihat kerajinan manik-manik kaca Jombang yang cocok disandingkan dengan salah satu lini merek Ina’s Scarf miliknya yang bernuansa etnik.

Bernuansa etnik, cocok untuk Ina's Scarf

Oleh-oleh cantik dari Jombang ini sudah melanglang buana ke berbagai penjuru Indonesia seperti Kalimantan dan Bali, serta menjadi komoditas cinderamata di sana. Bahkan, manik-manik kaca Jombang ini sudah melayani pesanan dari mancanegara seperti Jepang, Jerman, Swiss, dan banyak negara lain di Eropa. Sayangnya, tak banyak yang tahu bahwa produsen pernik-pernik cantik itu dari Kota Santri Jombang, Jawa Timur.

Cinderamata dari Jombang

Manik-manik kaca Jombang yang murni terbuat dari kaca, bisa dipesan secara custom dengan desain dan warna sesuai request dalam jumlah besar. Jadi para penggila aksesoris dan desainer pasti bisa berkolaborasi dengan para pengrajin untuk menghasilkan produk yang unik dan menarik.


Setelah kunjungan singkatnya di Kota Santri, Bu Irna Mutiara kemudian kembali mendesain berbagai ide uniknya yang dituangkan dalam karya-karya ajaibnya di berbagai merek naungan IM Co. miliknya.


IM Syari X Dhini Aminarti adalah salah satu koleksi terbaru karya Bu Irna Mutiara dari lini IM Syari yang launchingnya digelar di Hotel Aviary Bintaro, Tangerang Selatan. Dari namanya saja, terlihat Bu Irna menggandeng Dhini Aminarti sebagai ikon yang karakternya paling sesuai dengan produk IM Syari yang lembut, klasik dan natural.


Ternyata dalam launching panggung busana itu, Dhini Aminarti mengajak serta rekan-rekan selebritis papan atas Indonesia yang juga telah berhijrah dan mengenakan hijab seperti Cut Meyriska, Fairuz Rafiq, Zeezee Shahab, dan Mulan Jameela untuk memperagakan koleksi gaun cantik Bu Irna Mutiara.


Para selebritis cantik itu menjadi model yang menampilkan busana syari rancangan Bu Irna Mutiara yang begitu menawan. Dengan warna pastel dipadu hijab multikhimar yang bisa dikenakan menjadi lebih dari 20 gaya, artis-artis ayu itu terlihat makin mempesona. 



Hijab Multikhimar

Tak disangka, manik-manik kaca pastel buatan Jombang dijadikan salah satu ornamen dalam aplikasi payet di koleksi terbaru dalam launching IM Syar’I X Dhini Aminarti. Manik-manik kaca Jombang ternyata hadir menghiasi lengan baju yang jelas terlihat di gaun cantik Cut Meyriska dan Mulan Jameela, dan payet di busana Zeezee Shahab. 
Koleksi terbaru bernuansa warna blewah itu tampak begitu cantik dan lembut, dan ornamen dari manik-manik kaca itu terlihat unik.

Ornamen manik-manik kaca asal Jombang dalam payet di gaun rancangan Irna Mutiara

Detail payet dari manik-manik kaca Jombang
Manik-manik kaca Jombang yang awalnya terlihat begitu sederhana, disulap oleh tangan dingin Bu Irna Mutiara menjadi ornamen yang mengiasi gaun cantik karyanya. Sentuhan ajaib dari desainer kenamaan tanah air ini, menjadikan manik-manik kaca Jombang naik kelas karena berkesempatan tampil dalam peragaan busana yang disaksikan oleh deretan orang penting di tanah air.


Memang, dalam launching IM Syari X Dhini Aminarti ketika itu, hadir pula Nur Asia Uno, Zaskia Mecca, Tasya Nur Medina, Dewi Sandra, Lidswell Kwok, Ria Miranda, dan nama-nama beken lainnya yang tentunya ikut menyaksikan peragaan busana koleksi terbaru Bu Irna. Meski ikut andil sebagai detail kecil, tapi pastinya kerajinan manik-manik kaca Jombang sudah ‘ikut nampang’ hingga dapat kesempatan turut disaksikan oleh para pakar bergelut dalam dunia fashion busana muslim tanah air berkat gaun cantik rancangan Bu Irna Mutiara.




Dengan ambil bagiannya manik-manik kaca Jombang dalam koleksi terbaru rancangan Bu Irna Mutiara, tentunya kerajinan ini bisa unjuk gigi karena turut menjadi salah satu ornamen yang digunakan dalam rancangan desainer kondang tanah air. Kedepannya, diharapkan monte-monte beling karya Kota Santri ini bisa menjadi rujukan pemanis desain dan aksesoris untuk melengkapi tampilan fashion designer kenamaan Indonesia lainnya.


Terlihat detail payet dari manik-manik kaca Jombang di lengan Mbak Mulan Jameela

Satu misi tercapai : memperkenalkan manik-manik kaca Jombang pada desainer papan atas negeri ini. Selain itu, satu mimpi Jombang City Guide mengajak desainer papan atas tanah air untuk menggunakan manik-manik kaca dalam koleksinya sudah digapai. Semoga kerjasama antara desainer dan pengrajin ini berlanjut dan merambah ke perancang lainnya.


Masih ada satu harapan lagi, yaitu manik-manik kaca Jombang dapat dikenal oleh dunia fashion mancanegara sehingga bisa tampil dalam runway internasional. Semoga segera terwujud, doakan.

Detail payet manik-manik kaca Jombang tampak di lengan Mulan Jameela
Bu Hannie Hananto dan desainer kondang lainnya, hayuk kapan mampir juga ke Jombang???

Cantiknya Mbak Mulan Jameela : Orangnya cantik, gaunnya juga cantik

Manik-Manik Kaca Jombang
dalam gaun rancangan Irna Mutiara
IM Syari X Dhini Aminarti


Kerajinan manik-manik kaca adalah oleh-oleh khas kebanggaan Jombang. Manik-manik kaca Jombang, berawal dari himpitan ekonomi yang melanda Desa Plumbon Gambang Jombang. Wajarlah, kala itu tahun 1960-1970an dimana gejolak politik dan krisis ekonomi membuat masyarakat terpojok. Bahkan karena saking miskinnya, ada julukan tersendiri untuk desa ini yaitu ‘Rembang’ yang merupakan singkatan dari Kere dan Gambang, yang artinya Gambang yang Miskin.



Tak mau berdiam diri dalam keadaan, Pak Sugiyo yang kala itu masih muda merantau ke Solo untuk mengadu nasib, mencari penghidupan yang lebih layak seperti para pemuda setempat lainnya yang bekerja selain bertani yang mungkin ketika itu kurang bisa menutupi kebutuhan hidup. Pak Sugiyo kemudian bekerja sebagai pengrajin hiasan kaca di pusat kerajinan kaca Solo.




Kenyang dengan pengalaman, Pak Sugiyo kemudian pulang ke Jombang. Dari keterampilan membuat kerajinan kaca di perantauan, Pak Sugiyo kemudian memberanikan memulai usaha sejenis di kampung halaman. Awalnya hanya dimulai kerajinan kaca, namun karena kurangnya permintaan akhirnya usaha ini mengalami kemunduran. Akhirnya dilakukan inovasi untuk membuat kerajinan perhiasan dari kaca, hasil dari pengalaman bekerja di pabrik kaca Solo dan tambahan ilmu membuat perhiasan.




Respon pasar cukup baik, dan produk diterima baik oleh konsumen. Era 1980an, usaha kerajinan manik-manik kaca pun berkembang. Perekonomian bergairah, hingga mencapai masa keemasannya tahun 2000an. Pemuda-pemuda Desa Plumbon Gambang pun banyak yang membuka usaha sejenis. Pak Loso, pemilik Griya Manik adalah salah satu pemuda desa yang pernah bekerja sebagai tenaga terampil pembuat kerajinan kaca tersebut.

Pak Loso, pemilik Griya Manik



Kerajinan manik-manik kaca Jombang, adalah hasil dari inovasi kerajinan kaca yang ada di Solo. Bahannya terbuat dari kaca bekas yang dibakar di bara api hingga meleleh, dan digulung membentuk manik-manik sesuai motif dan desain. Tak heran, manik-manik Jombang ini disebut manik-manik kaca gulung karena proses pembuatannya dengan cara digulung.




Awalnya, bahan pembuatan berasal dari daur ulang pecahan kaca bekas yang ada di tukang loak. Namun karena permintaan yang terus meningkat dan suplai kaca bekas tak banyak dan gak mungkinlah eker-ekersampah hanya untuk mencari pecahan gelas bekas, akhirnya digunakan kaca baru yang bahannya dibeli dari toko bangunan maupun toko kaca.

Kaca baru bentuk masih batangan




Setelah berkali-kali mengantar kerabat, sahabat dan ‘tamu kenegaraan’ membeli buah tangan khas Jombang, akhirnya Jombang City Guide berkesempatan untuk melihat langsung pembuatan aksesoris dari kaca yang digulung ini langsung di dalam workshopnya. Tampak banyak pecahan kaca bekas pengerjaan di sekitar workshop, maupun kaca batangan yang siap digulung.


Umumnya, para pengrajin mengerjakan tugasnya saat siang hari di sebuah workshop yang tak jauh dari toko manik-manik. Sebuah ruangan khusus yang disetel untuk pengerjaan kerajinan kaca. Proses penggulungan kaca terasa panas akibat api yang membara. Tak jarang para pengrajin yang semuanya kaum adam bahkan bertelanjang dada karena sumuk. Musik dangdut campursari menggema dengan kencangnya, mengiringi rutinitas para pengrajin yang berkonsentrasi menggulung lelehan kaca panas.



Kaca-kaca ini dipotong memanjang membentuk seperti batangan tipis, yang nantinya dilelehkan di atas bara api. Ketika leleh, kemudian digulung dan bentuk sesuai keinginan. Miriplah dengan kerajinan kaca bakar art glass yang berbentuk aneka hewan untuk hiasan ruangan, tapi konsepnya bukan dibentuk melainkan digulung, lalu dibuat manik-manik untuk perhiasan.



Bentuk wajah

Setelah digulung kemudian manik-manik didinginkan, lalu dironce menjadi aneka aksesoris. Mulai kalung, gelang, gantungan kunci, ikat pinggang, bahkan tas. Selain dijual dalam bentuk jadi, kerajinan manik-manik kaca Jombang ini juga dijual dalam bentuk manik-maniknya saja tanpa dirangkai menjadi aksesoris. Bentuk setengah jadi ini memungkinkan pembeli meronce sendiri manik-manik sesuai kreasinya.

Meronce

Adik bayi mau ikut meronce???



Hasil manik-manik kaca punya bentuk yang beragam, tergantung kreasi pengrajinnya. Misalnya manik-manik gulung biasa, manik-manik gulung bermotif dan bercorak khusus, hingga manik-manik kaca yang dibentuk menyerupai hewan, kepala, maupun wajah. Bentuk hewannya juga bisa beragam seperti burung, kura-kura, dan masih banyak lagi. Dengan melihat prosesnya, sebenarnya bisa request bentuk yang diinginkan namun tentunya harus memesan dalam jumlah besar. Btw, foto-foto jepretan Jombang City Guide sudah dikopas semua website maupun spanduk lho. #gaknyambung

Konsentrasi

Modifikasi


Bisa jadi, atas kreasi pengrajin, manik-manik ini dimodifikasi untuk variasi dengan memadukan manik-manik kaca dan manik-manik plastik. Secara pribadi, Jombang City Guide lebih menyarankan untuk memilih manik-manik kaca yang benar-benar full semuanya dari kaca karena tidak meninggalkan kekhasan kerajinan dari Jombang. Tips ini tentunya juga harus didahului dengan memilih toko yang stok displainya banyak dan kerajinannya full dari kaca yang salah satunya adalah Griya Manik.



Sayangnya, seperti usaha pada umumnya yang mengalami naik turun, kerajinan manik-manik kaca di Jombang juga terkena imbas serbuan produk cina. Tak jarang, beberapa toko malah menjual barang yang sudah jadi hasil buatan Cina. Displai toko pun banyak yang terbaur antara berjualan manik-manik kaca dan produk jadi dari cina. Akhirnya toko manik-manik kini banyak yang tercampur dengan pabrikan cina, tidak pyurhasil workshopnya.


Sebagai pembeli yang ingin memberikan buah tangan kahs Jombang tentunya kita akan memilih kerajinan yang benar-benar dari Jombang yaitu manik-manik kaca. Jangan tertipu untuk membeli manik-manik yang sudah jadi dari cina yang biasanya dari plastik. Ciri-ciri manik-manik kaca khas Jombang tentunya terbuat dari kaca, yang terasa dingin bila disentuh dan bisa pecah jika terjatuh. Jadi, pastikan sebelum memilih oleh-oleh, periksalah dengan seksama bahan penyusunnya.

Kerasa dingin nggak buk???

Tantangan terbesar juga datang dari tenaga kerja terampil yang terbatas. Regenerasi memang sangat diperlukan, namun persaingan tenaga kerja menjadi buruh pabrik besar terlihat menggiurkan sedangkan jumlah pengrajin yang memiliki keterampilan membuat maik-manik kaca gulung makin sedikit.


Turis asal Polandia dan Belgia

Kampung kerajinan manik-manik kaca Plumbon Gambang Jombang, sudah pernah dikunjungi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di masa kepemimpinannnya, Pak Jokowi belum, kapan ya?. Kerajinan khas Jombang ini sudah diekspor ke Bali dan berbagai negara di Asia termasuk Jepang dan bahkan sudah mencapai negara-negara Eropa seperti Swiss.

Ayo dipilih, dipilih, dipilih

Bingung karena suka semua

Kampung pengrajin perhiasan manik-manik kaca ini juga merupakan destinasi wisata belanja oleh-oleh yang bisa membuat para ibu kalap. Desainnya yang unik, dan harga yang terjangkau karena dibeli langsung dari pengrajinnya membuat kaum hawa sering lupa daratan dengan memborong aneka perhiasan kaca ini untuk oleh-oleh.

Kalap


Kampung manik-manik ini layak menjadi destinasi wisata belanja yang oke punya ala Jombang. bahkan bule-bule tamu Jombang City Guide pun senang sekali saat diajak berbelanja kemari. Tapi kebetulan mereka suka yang model sederhana. Meski demikian, Kampung Manik-Manik Kaca masih menyimpan potensi yang sangat sebagai destinasi wisata belanja.

Agatham, Omy dan Charline

Jombang City Guide masih punya mimpi mengajak desainer kenamaan tanah air seperti Bu Irna Mutiara dan Bu Hannie Hananto agar menggunakan kerajinan manik-manik kaca Jombang ini sebagai bagian dari aksesoris dalam berbagai koleksi busana yang diperagakan di runway di dalam dan luar negri. Supaya Jombang lebih mendunia. Hehehhe… Eh, serius. Doakan.


Kerajinan Manik-Manik Kaca
Desa Plumbon Gambang,
Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang


Griya Manik
Jalan Raya Plumbon Gambang
Depan SD Plumbon Gambang
Buka setiap hari,
Proses produksi setiap pagi hingga sore
0321-863476