Jombang memang sedang gencar-gencarnya menahbiskan dirinya sebagai kota berkuliner khas kikil. Pelangi Kikil di Mojosongo, Kikil Mojokrapak, Lodeh Mak Semah adalah buktinya. Namun Semuanya itu masih dalam kategori lodeh kikil, bukan sajian sup kikil sesungguhnya. Meski demikian, masih ada pula Kikil Jumbo Bu Shokib yang baru bisa dikategorikan sajian murni ‘sikil’ yang porsinya lumayan bikin klenger.
Kuliner kikil yang unikmat satu lagi disumbangkan oleh Warung Sate H. Faqih yang berasal dari kawasan Cukir samping Pabrik Gula Tjoekir yang legendaris itu. Bertempat di jalan Raya Cukir-Mojowarno dekat lampu merah perempatan Cukir, ternyata warung sate ini tak kalah legendarisnya dengan pabrik gula tetangganya. Sepak terjangnya dalam dunia sate sudah tak perlu diragukan lagi karena sudah lebih dari 50 tahun menggelutinya. Jadi rasanya agak membosankan bila bahasan berkisar tentang sate.
Kali ini Jombang City Guide sengaja mengambil sisi lain dari kuliner pendamping sate yang menjadi ‘benda komplementer’ layaknya sepatu dan kaos kakinya, maupun sepeda motor dan helmnya. Adalah kikil balungan yang menjadi menu terbatas tapi tetap menarik dari deretan sajian yang ditawarkan selain sate.
Kikilnya berasa murni karena disajikan masih utuh dengan tulang kakinya. Jadi Jombang City Guide lebih suka menyebutnya dengan Kikil Balungan, karena masih lengkap dengan tulang 'lonjor' kakinya meski di dalam menunya tak tercantum demikian.
Kulit kikilnya empuk dengan bumbu yang cukup nendang. Bagi yang agak geli atau nggak tegaan karena teringat bentuk kambingnya, sepertinya kikil balungan di Warung Sate H. Faqih ini terasa cukup ‘intimidatif’. Hehheheheh…. Sebagai penggemar kikil dengan berbagai citarasanya, Kikil Balungan H. Faqih ini termasuk yang patut menggoda untuk dicoba.
The Real Sikil |
Kikil Balungan ini dijual dalam dua varian menu yaitu nasi kikil yang terdiri dari nasi beserta ‘selonjor’ kikil, sedangkan satunya berupa sup kikil berkuah tanpa nasi yang berisi dua lonjor kikil.
Tapi sayangnya, Kikil Balungan ini hanya dijual terbatas. Para kru depot sate ini tampaknya tak tertarik untuk memperbesar kapasitasnya. Ini semua disebabkan core business depot sate ini adalah sajian daging-daging yang ditusuk dan dibakar, sedangkan sisanya yang tak bisa disate dijadikan menu hiburan. Hehhehehehe… Bayangkan, sekedar ‘menu hiburan’ yang enak beginiiiii???!!!
Jadi, umpamakan sehari menghabiskan seekor ekor kambing untuk memenuhi permintaan pelanggan. Maka akan tersedia berapa kaki hayoooo???!!! Soal cerita kelas satu SD nih kayaknya. Nah, bisa dibayangkan bila sudah ada satu pembeli saja yang membeli seporsi sup kikil berkuah, maka kuota untuk hari itu pun hanya akan tersisa dua lonjor kikil.
Belum lagi bila hari Ahad, atau Jumat saat ramai para orang tua wali santri sedang sambang pondok Tebuireng dimana mereka biasanya mengajak anak-anaknya untuk ‘perbaikan gizi sesaat’. Pengalaman pribadi nih. Maka bisa dibayangkan akan banyak pengunjungnya yang lumayan kalap dan mungkin memesan menu-menu yang enggak-enggak maupun tanduk-tanduk andoknya. Hahhahahaha… Ssssst!!! Serius ini pengalaman pribadi! Jadi bisa dibayangkan ‘kan, probabilitas yang makin menipis untuk mendapatkannya?????!!!?
Menu Kikil Balungan ini seakan sangat limited edition per harinya sehingga prinsip kelangkaan menjadikan para penggila kikil harus grab it fastsebelum disamber pembeli lainnya.
Pelayanan cepat dan para kru tampak sigap menyajikan menu dengan segala kerebyekannya dimana memang warung sate ini tak pernah sepi dari pelanggan. Yang nggak asik hanya belum adanya ruangan bebas rokok sehingga para ahli hisap tampaknya bisa sepuas-puasnya mengepulkan asap pembakaran nikotin dari mulutnya ke seluruh ruangan. Jadi para manusia yang tak tahan asap beracun ini, jelas harus siap kelagepen.
Dibuka pula cabang warung H. Faqih 2 yang lokasinya berada tak jauh pula dari perempatan Cukir ini. Mengenai kuota kikil yang tersedia, Jombang City Guide belum pernah mencoba ‘berebut’ di sana.
Hmm…. Tidakkah tergoda untuk mencicipinya???
Sup Kikil Balungan H. Faqih
Jl. Raya Mojowarno 297
0 komentar:
Posting Komentar