Mengagumi Kemegahan UNDAR di Tengah Kemelut


Begitu jelas dalam ingatan, suasana perkuliahan yang sangat ramai saat masa jaya-jayanya. Kampus yang asri, bangunan yang megah. Miriplah dengan suasana kampus bergengsi pada umumnya. Mahasiswa ada dimana-mana, sibuk dengan berbagai kegiatan dan tugasnya. Berlalu-lalang, hilir mudik kesana kemari.


Bisa dikatakan, Jombang City Guide juga 'warga' UNDAR, meski tak pernah menempuh pendidikan di perguruan tinggi kebanggan Jombang itu. Dulunya, Jombang City Guide masuk taman kanak-kanak di samping UNDAR. Hampir setiap Jumat, para guru mengajak para krucilnya untuk berjalan-jalan pagi di sekitar sekolah.


Jalan-jalan pagi ke UNDAR


Berhubung sekolahnya menempel di UNDAR, sering sekali ‘tetangganya’ ini dijadikan jujugan. Anak-anak TK pun diajak berjalan-jalan mengelilingi kampus. Bahkan tak jarang, Jombang City Guide dan kawan-kawan dijadikan ‘kelinci percobaan’ mahasiswa psikologi, mulai praktikum berupa psikotes anak, tes IQ, tes komunikasi dan masih banyak lagi gak seberapa ingat saking seringnya dan karena masih colo ya, xixixi... Rasanya ada semacam kedekatan tertentu dengan kampus ini.

Teduh


Diiringi kicauan burung



Universitas Darul Ulum dulunya adalah kebanggaan Jombang. Universitas Darul Ulum kemudian lebih dikenal dengan sebutan UNDAR yang merupakan singkatan dari nama aslinya. Didirikan tahun 1965 oleh KH. Mustain dengan dana sumbangan dari para donatur. Sepetak lahan demi sepetak, sebongkah bata sedikit demi sedikit dikumpulkan hingga terbentang lahan yang begitu luas dan strategis, serta berdiri bangunan-bangunan ikonik yang megah nan prestisius yang bahkan diresmikan oleh orang yang kemudian jadi  nomor dua di negeri ini kala itu.





Pendirian UNDAR berangkat dengan tujuan yang begitu mulia : Mendirikan kampus bergengsi, supaya warga Jombang tak perlu jauh-jauh menuntut ilmu ke kota lain. Besar pula harapan supaya calon mahasiswa muslim khususnya warga nahdlyin punya perguruan tinggi yang membanggakan, dan menjadi rujukan utama untuk menimba ilmu di kota kelahiran Nahdatul Ulama sendiri.





Tujuan mulia itu pun sepertinya diberkahi. Terbukti dengan melejitnya nama UNDAR di kancah perkuliahan dalam negeri, dan menjadi jujugan untuk menimba ilmu oleh para mahasiswa yang tak hanya dari kotanya sendiri tapi dari seluruh penjuru Indonesia. Tak sedikit, UNDAR melahirkan tokoh-tokoh penting di kancah nasional yang kini berkarir menjadi orang-orang nomor satu di kotanya, maupun menjadi pejabat di ibukota negara. Begitu prestisius, begitu membanggakan.




Memang, kala itu jalur sangat mudah didapat karena Kyai Mustain sangat dekat dengan penguasa Orde Baru. Dimana belum banyak golongan nahdliyin yang masuk partai beringin, Pak Kyai kharismatik ini menjadi pelopornya. Dengan dukungan orang nomor satu negeri ini dipadukan citra positif dari karakter Sang Kyai, akhirnya UNDAR maju begitu pesat.





UNDAR memiliki beberapa fakultas yang menaungi beberapa program studi. Ada Fakultas Ekonomi, Fakultas Psikologi, Fakultas Teknik, Fakultas Hukum, dan Fakultas Agama Islam. Mahasiswa dari berbagai kota dan penjuru Indonesia berdatangan dan menempuh pendidikan di kampus yang keren ini.




Secara penampilan kampus UNDAR cukup bersih, begitu megah dan punya bentuk yang cukup unik nan ikonik. Ada beberapa gedung, yang punya desain seragam yang tentunya bukan arsitek sembarangan yang mendesainnya. Kampusnya luas dan asri, dengan banyak pohon besar menaungi taman-taman indah di bawahnya.





Seperti suasana hutan dimana burung-burung berkicau menentramkan jiwa, mendukung suasana belajar yang syahdu. #halah. Tentunya, mahasiswa betah berlama-lama di kampus karena memang begitu nyaman.

Mahasiswa yang sedang berdiskusi




Beberapa bangunan baru didirikan, termasuk gedung pascasarjana tahun 1995 yang berkonsep hijau dan ramah lingkungan. Bagian tengahnya hampir terbuka, sehingga tak perlu terlalu banyak pencahayaan dari dalam, hemat energi, dengan berhias tanaman menjuntai yang menyejukkan udara dan suasana. Meski baru dan punya bentuk yang lebih modern, tapi tak mengurangi kemegahan UNDAR sebagai kampus yang sangat prestisius. Kala itu.





Bagian tengah Gedung Pascasarjana yang berkonsep ramah lingkungan

Kini kolam dan taman tampak cukup indah, meski dan sudah tak banyak mahasiswa yang berlarian di padang rumputnya maupun belajar sambil piknik di taman. Walau terlihat agak tak terurus, masih terlihat upaya yayasan mempertahankan kemegahannya yang makin usang dimakan usia.

Ibu Ketua Yayasan


Mencari ikan di kolam

Awas kejegur



Kemudian meletuslah konflik internal, yang melibatkan saudara seayah pendiri kampus. Memang beda ibu, namun saling klaim dan merasa sama-sama memiliki. Problema yang berlangsung cukup lama, hingga cukup menurunkan citra kampus yang sangat membanggakan. Menurunnya jumlah mahasiswa, dan banyak dosen yang eksodus ke kampus lain termasuk bibi Jombang City Guide juga sih karena tak betah dengan masalah yang berlarut-larut.

Menerima pendaftaran mahasiswa baru

Entrance

Fakultas Agama Islam yang berada di Rejoso, Peterongan pun melakukan disintegrasi dan melebur bersama STIKES dan bebrapa perguruan tinggi sekitarnya, yang kemudian menjelma menjadi kampus baru yaitu UNIPDU.




Masalah belum selesai hingga akhirnya Presiden keempat RI turun tangan dan menjadi rektor. Setelah itu UNDAR perlahan bangkit sedikit demi sedikit. Sayangnya jatuh lagi saat adanya isu penyelewengan berupa jual-beli ijazah hingga sempat di-nonaktifkan DIKTI tahun 2015 sebagai kampus yang tidak terpercaya.



Meski menteri pendidikan yang dulunya pernah menimba ilmu di kampus ini akhirnya datang sendiri dan melakukan sidak langsung, status tidak terpercaya itu memang dicabut tapi kepercayaan masyarakat sekitar belum kembali seutuhnya.


Fakultas Kedokteran yang dicita-citakan Pak Kyai Mustain dengan lahan yang sudah disiapkan di depan Tirta Wisata Keplaksari pun sudah berubah menjadi Taman Kebon Ratu. Lahan yang dulunya kosong dan menjadi bibit fakultas baru, sedikit demi sedikit mulai menyempit dan diantaranya berubah menjadi rumah makan. Untungnya, lapangan masih bisa difungsikan sebagai tempat anak-anak TK di Jombang untuk berbagai acara maupun simulasi haji kecil.



Sedangkan auditorium sudah diperbaiki dan menjadi tempat untuk pertemuan dan wisuda. Padahal dulu Jombang City Guide punya cita-cita untuk menghelat resepsi manten di auditorium UNDAR lho..

Auditorium UNDAR : Cocok untuk pertemuan

Teras auditorium

Bagian dalam auditorium

Uniknya dari carut marut UNDAR yang masih saja terjadi, kampus ini masih menjadi jujugan para calon mahasiswa dari Indonesia Timur termasuk Ambon, Nusa Tenggara, dan Papua. Mereka datang ke UNDAR dengan harapan tinggi, dan gengsi yang masih beredar di kampong halaman berdasarkan nama besar yang masih terpatri di benak orang tua tentang kejayaan kampus ini sebelumnya. Biaya pendidikan yang murah dan bisa dicicil, ongkos hidup di Jombang yang murah juga menjadi daya tarik yang dipertimbangkan para mahasiswa dari timur ini.

Seorang mahasiswa Ambon yang menggantungkan asanya di UNDAR



Lalu muncul masalah baru, yang melibatkan yayasan dan universitas dalam rangka pemilihan rektor baru. Rektor baru tak kunjung terpilih karena tak sesuai dengan statuta kampus. Sedangkan yayasan tiba-tiba menunjuk orang luar UNDAR sebagai rektor. Universitas yang terdiri dari beberapa fakultas menganggap pemilihan rektor harus sesuai statuta dan sebaiknya diambil dari internal karena UNDAR pun tak kurang kandidat rektor yang bergelar doktor berkualitas.





Masalah belum selesai hingga banyak mahasiswa telantar karena tak kunjung diwisuda akibat tak adanya rektor. Saling tuding masih terjadi, dan di suatu petang muncullah api. Api dalam arti sesungguhnya, merambat dalam sekejap mata di gedung kampus yang menaungi FISIPOL.



Hangus

Bangunan megah yang susah-susah didirikan Pak Kyai Tain saat masa perjuangan itu, terbakar dengan begitu cepat dan menghanguskan dua dari tiga lantai Gedung Advance Lecturing. Mencurigakan, tapi belum terungkap.






Hingga akhirnya mahasiswa yang merasa ditelantarkan mulai habis logistiknya. Dengan berjas almamater kuning identitas UNDAR, para mahasiswa hilang kesabaran dan melakukan boikot dengan menyegel kampus. Alasannya jelas, mereka menuntut segera dilantiknya rektor baru. Menuntut kepastian dan ingin segera wisuda. Ingin segera menerima ijazah yang menjadi haknya, supaya bisa bekerja maupun mendapatkan pekerjaan dari ilmu yang telah ditempuhnya selama di UNDAR.

Mahasiswa tetap kuliah, tapi tak ada yang diwisuda



Salah satu kegiatan mahasiwa uang bekerja sama dengan Desa Wisata Argowayang

Aktivitas kampus pun terhenti. Untungnya masih dalam masa libur semester. Meski demikain, pihak yayasan tak terima dan menganggap mahasiswa merusak aset kampus. Sedangkan mahasiswa yang menyegel, merasa tak dipenuhi haknya. Saling tuntut dan tuding berujung kasus di kepolisian, ketika laporan mengenai penyelewengan statuta kampus masih belum disidangkan.




Sebagai orang luar yang pernah mengecap manisnya masa kejayaan UNDAR, Jombang City Guide merasa prihatin. Teringat jelas ingat betapa banyaknya jasa fotokopi, rental pengetikan dan layanan jilid skripsi di sekitar UNDAR kala jayanya. Setiap rumah di sekitar UNDAR hingga sepanjang Jalan Merdeka termasuk kampung di belakangnya, menerima kost untuk mahasiswa. Beberapa guru Jombang City Guide pun merupakan lulusan UNDAR, dan mereka masih begitu bangga dengan almamaternya. Sayangnya itu dulu.




Kampus yang punya jas alamater berwarna kuning ini seakan ingin menyejajarkan diri dengan Universitas Indonesia yang punya jas dengan warna serupa. Mungkin ada efek partai beringin saat pendiriannya dulu. Jelasnya sekarang singakatn UI jadi sesuai karena kadang dijadikan jawaban untuk menggambarkan ‘UNDAR Indah’ sebagai bahan canda saat mahasiswa UNDAR ditanya dimana mereka menempuh pendidikan tinggi.





UNDAR masih tertatih-tatih. Kampusnya memang benar-benar indah. Seandainya tak ada lagi penyelewengan dan dicapai perdamaian, bukan tak mungkin masa itu bisa kembali. Bukan penduduk setempat saja yang bahagia karena mendapat keuntungan karena banyaknya mahasiswa yang berdatangan, tapi juga Kota Jombang, yayasan dan universitas yang ikut senang karena kampus kebanggannya kembali berjaya. Kapan ya, masa-masa itu kembali?

Cuma opini dari seorang warga Jombang yang juga mencintai UNDAR

UNIVERSITAS DARUL ULUM
Jalan Gus Dur 29A
Jombang-Jawa Timur
undar.ac.id



Terlalu indah dilupakan, terlalu sedih dikenangkan,
Setelah aku jauh berjalan, dan kau kutinggalkan
Betapa hatiku bersedih, mengenang kejayaanmu,
Setulus pesanku kepadamu, segeralah bangkit...... 

Andai engkau jaya kembali
Kebanggaan apa yang kan kurasa
Bersinarlah lagi sampai nanti,

Doa ini kuakhiri.........

1 komentar:

  1. fajri web mengatakan...

    sedih memamng, tapi untuk legalisir gimana ya, saya lulusan tahun 2010

Posting Komentar