Mengamati Proses Produksi Kerajinan Manik-Manik Kaca Gudo


Kerajinan manik-manik kaca adalah oleh-oleh khas kebanggaan Jombang. Manik-manik kaca Jombang, berawal dari himpitan ekonomi yang melanda Desa Plumbon Gambang Jombang. Wajarlah, kala itu tahun 1960-1970an dimana gejolak politik dan krisis ekonomi membuat masyarakat terpojok. Bahkan karena saking miskinnya, ada julukan tersendiri untuk desa ini yaitu ‘Rembang’ yang merupakan singkatan dari Kere dan Gambang, yang artinya Gambang yang Miskin.



Tak mau berdiam diri dalam keadaan, Pak Sugiyo yang kala itu masih muda merantau ke Solo untuk mengadu nasib, mencari penghidupan yang lebih layak seperti para pemuda setempat lainnya yang bekerja selain bertani yang mungkin ketika itu kurang bisa menutupi kebutuhan hidup. Pak Sugiyo kemudian bekerja sebagai pengrajin hiasan kaca di pusat kerajinan kaca Solo.




Kenyang dengan pengalaman, Pak Sugiyo kemudian pulang ke Jombang. Dari keterampilan membuat kerajinan kaca di perantauan, Pak Sugiyo kemudian memberanikan memulai usaha sejenis di kampung halaman. Awalnya hanya dimulai kerajinan kaca, namun karena kurangnya permintaan akhirnya usaha ini mengalami kemunduran. Akhirnya dilakukan inovasi untuk membuat kerajinan perhiasan dari kaca, hasil dari pengalaman bekerja di pabrik kaca Solo dan tambahan ilmu membuat perhiasan.




Respon pasar cukup baik, dan produk diterima baik oleh konsumen. Era 1980an, usaha kerajinan manik-manik kaca pun berkembang. Perekonomian bergairah, hingga mencapai masa keemasannya tahun 2000an. Pemuda-pemuda Desa Plumbon Gambang pun banyak yang membuka usaha sejenis. Pak Loso, pemilik Griya Manik adalah salah satu pemuda desa yang pernah bekerja sebagai tenaga terampil pembuat kerajinan kaca tersebut.

Pak Loso, pemilik Griya Manik



Kerajinan manik-manik kaca Jombang, adalah hasil dari inovasi kerajinan kaca yang ada di Solo. Bahannya terbuat dari kaca bekas yang dibakar di bara api hingga meleleh, dan digulung membentuk manik-manik sesuai motif dan desain. Tak heran, manik-manik Jombang ini disebut manik-manik kaca gulung karena proses pembuatannya dengan cara digulung.




Awalnya, bahan pembuatan berasal dari daur ulang pecahan kaca bekas yang ada di tukang loak. Namun karena permintaan yang terus meningkat dan suplai kaca bekas tak banyak dan gak mungkinlah eker-ekersampah hanya untuk mencari pecahan gelas bekas, akhirnya digunakan kaca baru yang bahannya dibeli dari toko bangunan maupun toko kaca.

Kaca baru bentuk masih batangan




Setelah berkali-kali mengantar kerabat, sahabat dan ‘tamu kenegaraan’ membeli buah tangan khas Jombang, akhirnya Jombang City Guide berkesempatan untuk melihat langsung pembuatan aksesoris dari kaca yang digulung ini langsung di dalam workshopnya. Tampak banyak pecahan kaca bekas pengerjaan di sekitar workshop, maupun kaca batangan yang siap digulung.


Umumnya, para pengrajin mengerjakan tugasnya saat siang hari di sebuah workshop yang tak jauh dari toko manik-manik. Sebuah ruangan khusus yang disetel untuk pengerjaan kerajinan kaca. Proses penggulungan kaca terasa panas akibat api yang membara. Tak jarang para pengrajin yang semuanya kaum adam bahkan bertelanjang dada karena sumuk. Musik dangdut campursari menggema dengan kencangnya, mengiringi rutinitas para pengrajin yang berkonsentrasi menggulung lelehan kaca panas.



Kaca-kaca ini dipotong memanjang membentuk seperti batangan tipis, yang nantinya dilelehkan di atas bara api. Ketika leleh, kemudian digulung dan bentuk sesuai keinginan. Miriplah dengan kerajinan kaca bakar art glass yang berbentuk aneka hewan untuk hiasan ruangan, tapi konsepnya bukan dibentuk melainkan digulung, lalu dibuat manik-manik untuk perhiasan.



Bentuk wajah

Setelah digulung kemudian manik-manik didinginkan, lalu dironce menjadi aneka aksesoris. Mulai kalung, gelang, gantungan kunci, ikat pinggang, bahkan tas. Selain dijual dalam bentuk jadi, kerajinan manik-manik kaca Jombang ini juga dijual dalam bentuk manik-maniknya saja tanpa dirangkai menjadi aksesoris. Bentuk setengah jadi ini memungkinkan pembeli meronce sendiri manik-manik sesuai kreasinya.

Meronce

Adik bayi mau ikut meronce???



Hasil manik-manik kaca punya bentuk yang beragam, tergantung kreasi pengrajinnya. Misalnya manik-manik gulung biasa, manik-manik gulung bermotif dan bercorak khusus, hingga manik-manik kaca yang dibentuk menyerupai hewan, kepala, maupun wajah. Bentuk hewannya juga bisa beragam seperti burung, kura-kura, dan masih banyak lagi. Dengan melihat prosesnya, sebenarnya bisa request bentuk yang diinginkan namun tentunya harus memesan dalam jumlah besar. Btw, foto-foto jepretan Jombang City Guide sudah dikopas semua website maupun spanduk lho. #gaknyambung

Konsentrasi

Modifikasi


Bisa jadi, atas kreasi pengrajin, manik-manik ini dimodifikasi untuk variasi dengan memadukan manik-manik kaca dan manik-manik plastik. Secara pribadi, Jombang City Guide lebih menyarankan untuk memilih manik-manik kaca yang benar-benar full semuanya dari kaca karena tidak meninggalkan kekhasan kerajinan dari Jombang. Tips ini tentunya juga harus didahului dengan memilih toko yang stok displainya banyak dan kerajinannya full dari kaca yang salah satunya adalah Griya Manik.



Sayangnya, seperti usaha pada umumnya yang mengalami naik turun, kerajinan manik-manik kaca di Jombang juga terkena imbas serbuan produk cina. Tak jarang, beberapa toko malah menjual barang yang sudah jadi hasil buatan Cina. Displai toko pun banyak yang terbaur antara berjualan manik-manik kaca dan produk jadi dari cina. Akhirnya toko manik-manik kini banyak yang tercampur dengan pabrikan cina, tidak pyurhasil workshopnya.


Sebagai pembeli yang ingin memberikan buah tangan kahs Jombang tentunya kita akan memilih kerajinan yang benar-benar dari Jombang yaitu manik-manik kaca. Jangan tertipu untuk membeli manik-manik yang sudah jadi dari cina yang biasanya dari plastik. Ciri-ciri manik-manik kaca khas Jombang tentunya terbuat dari kaca, yang terasa dingin bila disentuh dan bisa pecah jika terjatuh. Jadi, pastikan sebelum memilih oleh-oleh, periksalah dengan seksama bahan penyusunnya.

Kerasa dingin nggak buk???

Tantangan terbesar juga datang dari tenaga kerja terampil yang terbatas. Regenerasi memang sangat diperlukan, namun persaingan tenaga kerja menjadi buruh pabrik besar terlihat menggiurkan sedangkan jumlah pengrajin yang memiliki keterampilan membuat maik-manik kaca gulung makin sedikit.


Turis asal Polandia dan Belgia

Kampung kerajinan manik-manik kaca Plumbon Gambang Jombang, sudah pernah dikunjungi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di masa kepemimpinannnya, Pak Jokowi belum, kapan ya?. Kerajinan khas Jombang ini sudah diekspor ke Bali dan berbagai negara di Asia termasuk Jepang dan bahkan sudah mencapai negara-negara Eropa seperti Swiss.

Ayo dipilih, dipilih, dipilih

Bingung karena suka semua

Kampung pengrajin perhiasan manik-manik kaca ini juga merupakan destinasi wisata belanja oleh-oleh yang bisa membuat para ibu kalap. Desainnya yang unik, dan harga yang terjangkau karena dibeli langsung dari pengrajinnya membuat kaum hawa sering lupa daratan dengan memborong aneka perhiasan kaca ini untuk oleh-oleh.

Kalap


Kampung manik-manik ini layak menjadi destinasi wisata belanja yang oke punya ala Jombang. bahkan bule-bule tamu Jombang City Guide pun senang sekali saat diajak berbelanja kemari. Tapi kebetulan mereka suka yang model sederhana. Meski demikian, Kampung Manik-Manik Kaca masih menyimpan potensi yang sangat sebagai destinasi wisata belanja.

Agatham, Omy dan Charline

Jombang City Guide masih punya mimpi mengajak desainer kenamaan tanah air seperti Bu Irna Mutiara dan Bu Hannie Hananto agar menggunakan kerajinan manik-manik kaca Jombang ini sebagai bagian dari aksesoris dalam berbagai koleksi busana yang diperagakan di runway di dalam dan luar negri. Supaya Jombang lebih mendunia. Hehehhe… Eh, serius. Doakan.


Kerajinan Manik-Manik Kaca
Desa Plumbon Gambang,
Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang


Griya Manik
Jalan Raya Plumbon Gambang
Depan SD Plumbon Gambang
Buka setiap hari,
Proses produksi setiap pagi hingga sore
0321-863476

0 komentar:

Posting Komentar