Candi Glagahan : Bangunan Suci Yang Disebutkan dalam Prasasti Poh Rinting



Dalam Prasasti Poh Rinting dinyatakan bahwa Dang Acaryya membuat permohonan kepada raja dan Sang Prabu pun mengabulkannya, dengan menetapkan Desa Poh Rinting yang memiliki bangunan suci dimana masyarakat desa setempat berkewajiban untuk memeliharanya.

Tanggal Prasasti Poh Rinting dikonversikan oleh Damais (1955) dengan tanggal 23 Oktober 929 Masehi. Prasasti Poh Rinting, ditemukan di Dusun Glagahan, Desa Glagahan, Kecamatan Perak,Kabupaten Jombang yang saat ini sudah diboyong dan disimpan di Museum Purbakala di Trowulan dengan nomor inventaris 82.


Tak dijelaskan lebih dalam bangunan suci jenis apa yang tertera di Prasasti Poh Rinting. Namun, tahun 1980an ditemukan candi yang terbuat dari batu bata merah. Ukuran candi sekitar 2,6m x 2m dengan beberapa batu bata berukir yang sudah dibawa peneliti arkeologi Jatim ke Trowulan. Melihat bentuknya, candi ini diperkirakan berjenis petirtaan mirip Candi Tikus dan Situs Sumberbeji.


Karena ditemukan di Desa Glagahan, maka Candi ini disebut Candi Glagahan dan telah terdaftar sebagai benda cagar budaya oleh BPCB. Candi Glagahan ditemukan di belakang rumah Ibu Tonah, yang juga bersebelahan dengan makam. Diperkirakan, Candi Glagahan dibangun di era Mpu Sindok berdasarkan Prasasti Poh Rinting yang sudah menyebutkan adanya bangunan suci yang harus dipelihara penduduk setempat atas permohonan Dang Acaryya.


Kala itu, Candi Glagahan Sempat dieskavasi tahun 1981 yang kemudian ditutup kembali sekitar tahun 1985. Seperti tampak pada potret, anak terkecil yang ada dalam foto kini sudah membangun keluarga sendiri dan setidaknya sudah memiliki dua anak. Tak dijelaskan tahun berapa potret Candi Glagahan yang ada ini diambil, diperkirakan foto ini diabadikan diantara kala Candi sudah berhasil dieskavasi dan sebelum diurug kembali.


Saat ditemukannya Candi Glagahan, animo masyarakat begitu tinggi hingga selalu dipenuhi oleh pengunjung yang ingin melihat penemuan baru ini. Mereka tampak senang dengan penemuan benda purbakala yang ada di Jombang, hingga akhirnya sempat menjadi destinasi wisata dadakan.

Lihat itu di atas, heboh kan. Awas mbrosot lho

Namun, animo masyarakat yang tinggi kala itu juga dibarengi oleh para pencari wangsit yang kerap melakukan ritual dan semedi di Candi Glagahan, hingga meresahkan warga sekitar. Tak jarang aktivitas mereka mungkin dinilai cukup mengganggu sehingga akhirnya Candi Glagahan diputuskan untuk diurug kembali tahun 1985.

Kini kondisi Candi Glagahan tak lagi bisa dikenali karena sudah terkubur di dalam tanah. Hanya warga setempat saja yang tahu dimana lokasi tepatnya. Yang jelas sisa urugan pun sudah tak terlihat setelah berlalu beberapa dekade lamanya, meski beberapa 'spesimen' batu bata berukir motif bunga dan daun yang sangat cantik sudah diamankan di Museum Trowulan untuk sampel.



Baru-baru ini dinas terkait kebetulan berencana untuk melakukan restorasi Candi Glagahan. Namun kehebohan penemuan Candi Petirtaan Sumberbeji agaknya menggeser rencana tersebut hingga harus tertunda lagi. Sepertinya Candi Glagahan harus bersabar lagi untuk dimunculkan kembali ke permukaan.

Jombang City Guide belum berhasil mengunjungi lokasi candi ini. Doakan semoga segera diberi kesempatan untuk mengambil gambarnya, meski sudah tak terlihat bentuknya sama sekali. Namun, menjadi sesuatu yang makin menarik dimana ada penemuan baru yang juga ada di Glagahan Perak yang diperkirakan merupakan banteng struktur yang ada sebelumnya, atau bekas pemukiman kuno yang mungkin merupakan sisa jejak masyarakat yang diamanati untuk memelihara bangunan suci yang disebutkan dalam Prasasti Poh Rinting.

Besar harapan Jombang City Guide, di tengah ramainya penemuan benda purbakala di Jombang akhir-akhir ini, hendaknya pemerintah dan pihak BPCB bisa segera mengeskavasi ulang Candi Glagahan yang juga tak kalah menariknya dengan penemuan lainnya.

Tapi, bisa jadi masih ada bangunan suci lain yang terkubur dan belum terkuak di Glagahan??? Mungkin saja.


Candi Glagahan
Samping Makam, Belakang Rumah Bu Tonah
Dusun Glagahan, Desa Glagahan
Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang



Btw, Apriliya Oktavianti  dari situsbudaya.id monggo kopas-kopas sepuas-puasnya ya. Nanti silakan pura-pura lupa cantumkan sumber seperti biasanya, 'kan ya??? Haseeek, hasek hasek haseeeekkk!!!

0 komentar:

Posting Komentar