Wisata Taman Daun Lebar ala Avatar di Sumber Bening Kucur Aren


Sumber Bening Kucur Aren, adalah tempat wisata yang Terletak di Desa Wonokerto, Kecamatan Wonosalam. Terbukti, Wonokerto adalah salah satu desa di Wonosalam dengan destinasi paling minim di Wonosalam. Sementara ini, hanya ada satu tempat wisata yang bisa dinikmati di Desa Wonokerto yaitu Sumber Bening Kucur Aren.


Desa Wonokerto, bisa dicapai melalui rute Wonosalam arah Candi Rimbi. Belok kiri menuju Wonokerto di pertigaan sebelum Candi Rimbi, tak jauh dari SMPN 2 Wonosalam, Sumber Bening Kucur Aren berada. Selain itu, rute dari Panglungan juga bisa menjadi alternatif, dengan mengambil arah kanan dari pertigaan Panglungan menuju arah Bareng. Tentunya, bertanya pada penduduk setempat adalah cara paling ampuh.




Beruntung Jombang City Guide mendapat panduan dari Mas Udin Sewu Siji yang merupakan pemuda penggerak wisata Wonosalam regional Panglungan. Tanpa Mas Udin mungkin Jombang City Guide susah kesasar kemana-mana, karena destinasi ini cukup tersembunyi, tak ada penunjuk jalan sama sekali dan masih belum masuk pantauan Gmaps.


Dengan Mas Udin dan Mbak Indah sebagai pemandu

Area wisata ini buka mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Tarif masuk gratis, pengunjung hanya dikenakan biaya parkir untuk motor sebesar Rp,5000,- dan mobil setara dua kali lipatnya. Pengunjung bisa memarkir kendaraan di sekitar gazebo dekat kolam renang. Meski tak terlalu luas, tapi lahan cukup untuk memarkir banyak mobil.

Lahan parkir

Kolam renang

Sumber Bening Kucur Aren kini dikelola oleh pemerintah desa, dengan area mencapai dua hektar. Wisata mata air, merupakan daya tarik utama destinasi Sumber Bening Kucur Aren selain Taman Alam Daun Lebar.

Pemerintah desa Wonokerto

Air yang Mengucur

Mata air dari sumber asli pegunungan yang mengucur di sela-sela pohon besar. Pohon raksasa itu adalah Pohon Selumprit. Katanya, pohon itu sudah berusia ratusan tahun dan airnya memiliki khasiat membuat awet muda. Sebilah bambu panjang ditempatkan di mata air tersebut untuk mengucurkan air yang begitu jernih dan kemudian  menginspirasi  nama Sumber Bening Kucur Aren sebagai ‘merk’ tempat wisata.


Di wilayah Kucur Aren, dulunya adalah sebuah kawasan hutan yang banyak ditumbuhi oleh Pohon Aren. Penduduk setempat telah menamai mata air ini sebagai mata air Kucur Aren, dan kemudian diadopsi menjadi nama destinasi wisata yang masih satu-satunya di Wonokerto. Sayangnya, pohon Aren yang menjadi inspirasi nama ini kini semakin sedikit ditemui di lokasi.


Kini, mata air ini berada di antara hutan bambu yang mengelilingi lokasi. Wisata Hutan Bambu di Sumber Bening Kucur Aren juga bukan bambu biasa. Hutan Bambu, yang kerap disebut barongan oleh orang Jawa, memiliki banyak jenis di Wisata Sumber Bening Kucur Aren. Misalnya Bambu Jawa, Bambu Petung, Bambu Bulu (seperti yang ada di Bulu View) dan Bambu Apus.


Bambu Petung, yang ada di Kucur Aren merupakan salah satu spesies bambu terbesar. Bambu Petung atau Bambu Betung, adalah bambu yang memiliki ukuran lingkar batang yang besar dan biasanya tumbuh di dinding jurang. Tebal dinding buluhnya antara 11 mm sampai 36 mm, begitu tebal diantara tipe bambu lain.


Bambu Petung juga sering disebut bambu raksasa, karena ukurannya. Bambunya merumpun, rebungnyan hitam keunguan dan tertutup oleh bulu-bulu. Bambu Petung, bisa mencapai tinggi 20 cm dengan ujung melengkung dan warna yang bervariasi. Mulai hijau, hijau tua, hijau keunguan, atau bertotol-totol putih karena liken.


Rebungnya manis, dan menjadi favorit para penggemar makanan dengan bahan baku tunas bambu karena mutunya terbaik dibanding tipe bambu lain.


Bambu Bulu, yang juga terdapat di lokasi, adalah sejenis bambu yang ukurannya lebih kecil dan tipis dibandingkan Bambu Petung. Bambu bulu juga menjadi semacam gerbang yang unik di Sumber Bening Kucur Aren. Terbayang dongeng Jepang dalam kisah Putri Kaguya di hutan bambu... heheheh...


Bambu beserta tunasnya inilah yang menyerap air hujan dan memunculkan mata air. Dengan banyaknya hutan bambu, kelestarian mata air yang member sumbangsih untuk debit air sungai tetap terjaga.


Selain menawarkan wisata mata air dan hutan bambu, destinasi ini juga memberikan pemandangan hijau khas hutan belantara, serta spot taman alam daun lebar yang begitu eksotis. Tanaman berdaun lebar ini tumbuh liar di kawasan Kucur Aren, dan tumbuh di sepanjang jalan setapak menuju mata air. Jalan setapak ini pun seakan menjadi sebuah taman alam dengan daun yang begitu indah karena besar ukurannya.


Memang, untuk mencapai mata air Kucur Aren, harus menyusuri jalan setapak di tengah hutan. Jalan setapak itu harus dilalui dengan melewati hutan bambu petung dan taman alam daun lebar. Kicauan burung menjadi backsound alami bernuansa hutan, dengan pemandangan pesona alam yang menyejukkan mata.


Pengelola menyediakan pemandu wisata yang berasal dari warga setempat yang memahami area tersebut supaya pengunjung yang menikmati pesona hutan tidak tersesat. Memang, berwisata di Sumber Bening Kucur Aren seakan melakukan jelajah hutan karena menyusuri jalan setapak menuju mata air.


Tanaman jumbo setinggi manusia Indonesia dewasa ini adalah sejenis tanaman talas-talasan, yang kerap disebut Daun Rombang oleh Mas Joko, pengelola setempat. Daunnya yang lebar berbentuk mirip kuping gajah ini begitu besar dan menjulang, hingga mirip seperti payung. Berada di bawah Daun Rombang seakan sangat teduh seperti sinar matahari tak mampu menembusnya.


Daun Rombang sendiri, memang disebut talas raksasa yang nama latinnya Colocasia gigantea. Dalam bahasa Inggris, rombang disebut giant elephant ear atau kuping gajah raksasa. Di Indonesia, tumbuhan ini dikenal sebagai Kemumu oleh orang Minangkabau, Kajar-Kajar atau Lumpuy oleh orang Sunda, dan Rombang oleh orang Jawa.

Kuping Gajah Raksasa

Rombang, adalah sejenis tumbuhan talas-talasan denga umbi yang tidak terlalu enak dimakan. Meski tidak terlalu enak, tapi tangkainya digunakan sebagai sayuran di kawasan Indocina. Di Jepang, rombang juga digunakan dalam pembuatan sup miso, chanpuru dan campuran sushi.



Tumbuhan ini berupa tanaman dengan daun berukuran besar, bundar telur hingga berbentuk jantung hati sehingga kerap disebut kuping gajah tapi ukurannya raksasa. Daunnya bisa mencapai 18-20 inci x 14-18 inci, dengan lekukan dalam di ujung tangkai daun, tulang daun besar-besar, 8-10 pasang.

Rombang

Kadang Rombang juga disebut Krombang, dan sering dikira Daun Senthe atau Bira karena begitu miripnya. Bedanya ada pada bunga, dimana Bira atau Senthe memiliki bunga berwarna kuning sedangkan Rombang tidak. Meski demikian, keduanya memiliki daun lebar yang mempesona ukurannya.  


Ketika para wisatawan menyusuri taman alam daun lebar ini, serasa seperti berada di negeri dongeng. Spot taman alam daun lebar ini menjadi daya tarik tersendiri di Sumber Bening Kucur Aren. Karena ukurannya yang begitu besar, membuat tampilan Taman Alam Daun Rombang seperti di hutan kurcaci dengan dedaunan lebar nan menjulang.


Tiap tangkai tanaman ini memiliki daun yang sangat lebar sehingga tampak seperti dedaunan di film Avatar saat Mas Jack Sully berlatih menjadi seorang penduduk Omaticaya. Terjatuh diantara dedaunan lebar dan minum dari embun yang ada di dedaunan seperti Mbak Neytiri. Pengunjung tinggal berimajinasi seperti berada di Planet Pandora ala Wonosalam. Keren ‘kan??? Hehehehe….


Sekitar 100 meter dari kolam renang, terdapat sungai kecil tak bernama yang masih menanti pemberian label oleh Pak Lurah. Sungai ini bisa digunakan untuk para wisatawan berkecek-kecek ria karena aliran airnya yang tak terlalu deras sehingga tak berbahaya untuk anak-anak. Suasana alam dan kesejukan air serasa berpadu dalam kesegaran sungai.


Walaupun masuk ke tengah hutan, pengunjung tak susah menemukan makanan. Di sekitar pintu masuk hutan, beberapa pedagang berjualan makanan. Bukan hanya camilan, tapi juga nasi jagung dan kolak ketan durian juga tersedia.


Meski demikian, pengunjung juga boleh membawa bekal dari rumah, dan berpiknik di lokasi. Pengelola tetap mengingatkan wisatawan untuk tidak membuang sampah ke dalam hutan sehingga kelestarian hutan tetap terjaga.


Dibuka sehari sebelum tahun baru 2017, destinasi Sumber Bening Kucur Aren ini ternyata sudah digelontor dana dari alokasi dana desa dari pemerintah desa untuk pembangunan kolam renang dan aneka fasilitas umum pendukung desa wisata. Dari dana pemerintah tersebut, kini sudah terdapat dua kolam renang, toilet, gubuk dan beberapa gazebo.

Gazebo dan Toilet


Selain jalan setapak menuju mata air yang sudah dipaving, ada dua kolam renang yang bisa dinikmati di destinasi Sumber Bening Kucur Aren, dengan jenis untuk dewasa dan anak-anak. Ketika dibuka, ada sekitar 500 pengunjung per hari yang menikmati wisata ini. Sayangnya, kini kondisinya memprihatinkan.

Dua kolam renang

Meski sudah pernah diliput Suara Pendidikan dan media nasional seperti Metro TV dan Majalah Suara Pendidikan, Sumber Bening Kucur Aren tak bisa menghindari matinya sumber air kebanggaannya. Mata airnya mati karena musim kering, ditambah lagi kondisi kelestarian mata air di Wonosalam berada dalam taraf yang sangat kritis.


Banyak mata air yang mati dan menghilang. Dulunya ada lebih dari 100 mata air di Wonosalam dan menjadi penyumbang debit air penting bagi Sungai Brantas. Kini mata air di Wonosalam hanya tersisa kurang dari 40 buah dengan kondisi memprihatinkan.

Kini kering

Pembalakan liar, berkurangnya lahan resapan, pencurian tunas bambu dan penggundulan hutan menjadi alasan utama hilangnya mata air ini. Hutan bambu yang merupakan penyerap air paling penting dan pemicu munculnya mata air kini tak lagi lestari.


Banyak pohon bambu ditebang habis entah untuk alasan pembangunan atau bahan papan. Tunas bambu yang diharapkan sebagai bibit baru kelestarian mata air pun sering dicuri untuk dikirim ke Semarang sebagai bahan baku pembuatan lumpia. Meski pemerintah sudah melarang dan memberikan sanksi untuk para penjarah ini, masih ada saja oknum yang tingkat kesadarannya akan kelestarian lingkungan masih sangat rendah yang tetap melakukan penjarahan tunas bambu.


Sobek


Pantauan Jombang City Guide ketika mampir ke lokasi, tak ada seorang pun yang berjaga di lokasi. Banner yang dipasang bahkan tergantung tak terurus, tampak sobek di sana-sini. Jalan setapak pavingan yang dibangun dari dana pemerintah desa, terputus di tengah jalan sebelum hutan bambu.

Njeketek : Jalan Buntu


Jombang City Guide tak bisa melanjutkan penelusuran karena jalan tertutup daun kering dan tak bisa dilalui. Akhirnya foto hanya sebatas jalan pavingan dan masih meminjam dokumentasi milik Page FB Pariwisata Wonosalam.

Gak bisa lewat


Rupanya, destinasi ini memang ditutup sementara karena adanya pembangunan kolam renang yang tak kunjung selesai. Menurut Mas Joko, pengelola Sumber Bening Kucur Aren, pembangunan ditargetkan selesai sebelum akhir tahun dan destinasi ini bisa kembali dibuka saat tahun baru 2019.



Rencananya, akan dibuat spot foto selfie dan taman. Semoga tempat wisata ini segera menuntaskan pembenahannya, dan segera melaunching Taman Alam Daun Lebar unggulannya, yang serasa ada di latihan Suku Omaticaya di Film Avatar. Jadi bisa wisata ala Planet Pandora di Sumber Bening Kucur Aren, sehingga Jombang City Guide bisa segera update liputan ini. Doakan.


Wisata Sumber Bening Kucur Aren
Jalan Makam
Dusun Kersorejo, Desa Wonokerto
Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang

CP : Joko Prabowo : 085808172669

0 komentar:

Posting Komentar