Rawon Janti Mojoagung


Tak dapat disangkal, Mojoagung memang punya banyak warung rawon yang mampu memanjakan lidah para penikmatnya. Sup Daging berkuah legam ini banyak ditemui di berbagai sudut kecamatan Mojoagung, dan makin banyak pula pilihan wisata kuliner rawon untuk para pecintanya. Salah satu warung rawon yang cukup ramai adalah Warung Rawon Janti Bu Sumarni.




Warung Rawon ini bisa dicapai dengan mudah karena lokasinya yang berada di jalan raya Janti menuju Mojowarno yang cukup ramai oleh para pengendara. Bila dari Jombang kota, kita lurus ke timur arah Mojoagung hingga menemui perempatan dengan tugu bambu runcing. Belok kanan ke selatan, dan menyusuri Jalan Raya Janti. Dengan ketelitian, maka kita akan menemui warung ini di kiri jalan. Awas kebablasen ya. Hehehhe…..

Rawon Janti Tampak Depan : Tersedia lahan parkir

Tak heran, rawon ini juga menjadi jujugan para pengendara yang melintas maupun para pekerja yang mergawe di sekitar lokasi. Warung ini selalu ramai oleh para andokers yang lapar, termasuk Jombang City Guide yang mengunjungi lokasi akibat 'hasutan' sanak keluarga yang sudah mengakui keunggulan rasa Rawon Janti ini.



Pengunjung silih berganti menghembuskan asap beracun

Merokok dimanapun, kapanpun

Karena banyak pekerja yang mayoritas pria andok di sini, warung ini super bebas merokok. Asap rokok berhembus dari mulut para pengunjung yang sukses mencemari udara yang dihirup pengunjung lain. Bahkan warung ini sepertinya menjadi lokasi sponsor vapor yang namanya mirip dengan merek obat nyamuk. Karena itu, adik bayi Jombang City Guide harus diungsikan ke luar ketika andok supaya tidak terpapar asap rokok beracun.

Evakuasi


Meski menjual nama Rawon sebagai menu andalannya, warung ini sebenarnya juga menjual makanan selain sup daging berkuah legam ini. Seperti warung rawon yang ada di Mojoagung pada umumnya, Warung Rawon Janti juga menjual nasi pecel, soto, sayur asem dan masih banyak lagi. Para pengunjung bisa memilih menu sesuai selera.

Menu


Kerupuk Uyel

Rawon di Warung Janti ini, bertipe daging suwir. Nasi rawon bertopping tauge ditemani kerupuk uyel cocok dinikmati pagi, siang maupun malam. Kuah hitamnya menjadi penyegar makanan yang menjadi sajian kuliner kebanggaan nusantara ini.

Kuah Hitam


Pelayanan yang cepat dan sigap oleh para kru memungkinkan pengunjung tak perlu menunggu terlalu lama untuk menikmati suapan pertama menu pilihannya. Tak perlu menunggu lama pula, seporsi Rawon Janti sudah tandas berpindah ke dalam perut Jombang City Guide. Hehhehehe…….

Limun Jeruk Segar

Sembari menunggu personel Jombang City Guide menghabiskan menu sotonya, Jombang City Guide meneguk minuman segar yang tentunya adalah es jeruk. Ya, disini tersedia varian es limun jeruk kesukaan Jombang City Guide. Memang, Jombang City Guide agak anti minum teh dan kafein sesudah makan. Kalau nggak terpaksa gak minum teh sesudah makan wes.

Soto di Rawon Janti

Makan Soto jangan lupa kecapnya Ikan Dorang

Setiap andok, Jombang City Guide lebih memilih es jeruk sebagai minumannya. Selain segar, es jeruk juga mengandung vitamin C yang bagus untuk tubuh maupun membantu percepatan penyembuhan sariawan yang sedang Jombang City Guide derita saat berwisata kuliner kemari.



Ngiler kan??

Warung rawon ini buka setiap hari, sayangnya Jombang City Guide lupa bertanya buka mulai pukul berapa karena sudah kelagepen dengan asap beracun. Nanti wes kalau kesini lagi, Jombang City Guide nanya ulang. Setidaknya, warung Rawon Janti sudah bisa dijadikan rujukan untuk andok maupun alternatif wisata kuliner di Mojoagung.



Mojoagung, sepertinya mulai menjelma sebagai sentra kuliner rawon. Banyak penjual makanan yang menjadikan rawon sebagai menu andalannya di Mojoagung. Misalnya Rawon Pas, Rawon Rosobo, Rawon Klentheng, Rawon Pojok, dan ada juga Rawon Bu Ida di Selorejo dekat Mojoagung yang kisahnya penuh inspirasi.


Mungkin Sentra Rawon Mojoagung ini bisa dimasukkan dalam daftar kawasan kuliner di Jombang, setelah ada Kawasan Kuliner Pecel Lele Perak, Kawasan Kuliner Mie Goreng Bandar, Kawasan Kuliner Kikil Mojosongo, Kawasan KulinerLontong Balap dan Degan Ijo serta Kawasan Kuliner Es Degavokarian.


Dapat dikatakan, Mojoagung bisa jadi destinasi wisata kuliner Rawon lho. Rawon Janti patut dicoba juga. Monggo mampir ke warung Bu Hajjah Sumarni untuk menikmatinya.


Rawon Janti Bu Hajjah Sumarni
Jalan Raya Janti Mojoagung
Buka Setiap Hari
088217146779


Sekarang Jombang punya taman yang sangat indah. Kalau Belanda punya Keukenhof, taman bunga terbesar di dunia, Jombang punya Taman Sayur Banjarsari. Taman Sayur Banjarsari ini berusaha membuat dirinya mirip dengan Keukenhof, yah dengan gaya  tropis nJombangan dan isinya sayur sih. Xixixixi...........



Dengan adanya Taman Sayur ini, pariwisata Jombang makin berkibar. Tempat wisata baru bermunculan, terutama di bidang agrowisata dan kehutanan. Taman perbenihan pertanian ini  sudah dibuka di Dusun Ponggok, Desan Banjarsari, Kecamatan Bandarkedungmulyo di Kabupaten Jombang BERIMAN.







Tempatnya nggak jauh-jauh amat dari Kawasan Kuliner Pecel Lele, Kawasan Kuliner Lontong Balap dan Degan Ijo Perak dan Masjid Moeldoko. Nama resminya adalah Banjarsari Agro Community dan disingkat BAC. Namun karena nama resminya agak keminggris, masyarakat kemudian lebih familiar menyebutnya Taman Sayur Ponggok atau Agrowisata Taman Sayur Banjarsari, sesuai lokasi desanya.









Lahan yang awalnya sebuah sawah seluas tiga hektar disulap menjadi taman sayur yang sangat indah yang sudah jelas membuat iri siapapun yang melihat foto orang yang sudah berkunjung ke Taman Sayur ini. Rencananya, lahan seluas tiga hektar milik tanah kas desa ini akan diperluas menjadi sepuluh hektar yang akan diisi dengan wisata edukasi perikanan dan peternakan.





Mengobrol dengan Pak Jolie, Direktur Utama Taman Sayur Banjarsari

Mr. Jolie The Director

Selain itu akan dibangun pula restoran, toilet, musholla, dan sarana pendukung lainnya bahkan rawa juga akan dibuat untuk daerah resapan. Memang tampak di samping Taman Sayur ini beberapa bangunan yang belum selesai yang mungkin akan menjadi tempat yang dicetuskan dalam rencana.

Masih akan dikembangkan lagi



Menurut Pak Rudi, Sang Co-Director, awalnya, ide ini tercetus oleh para aparatur desa setempat sejak dua tahun lalu, atas bentuk kerpihatinan melihat generasi muda di negeri agraris ini yang lebih suka bekerja di kantor dan di pabrik. Tak banyak dari mereka yang melanjutkan pekerjaan orang tuanya yang bertani atau berminat dalam profesi di bidang pertanian.



Mr. Rudi, The Co-Director



Karena minimnya interaksi generasi muda dengan hal-hal yang berbau pertanian, akhirnya banyak dari mereka yang tidak mengetahui jenis-jenis pohon dan tanaman. Generasi muda sekarang hanya paham bentuk jadinya saja, sehingga bila diberi tebakan jenis pohon apakah ini, maka mereka akan kebingungan.







Dari keprihatinan itu aparatur desa dan petani setempat berusaha mengembalikan minat generasi muda pada bidang pertanian dengan membuat taman yang unik dan menarik, yang disukai oleh generasi muda di zaman modern ini. Meski masih dalam tahap awal, namun diharapkan dengan mendirikan taman sayur ini, setidaknya generasi muda mau ‘kembali ke sawah’.





Taman ini dibangun secara bertahap. Bibit dan benih berasal dari berbagai perusahaan pertanian pemilik bibit unggul yang kemudian lahannya dikerjakan aparatur desa dan petani setempat. Pupuk yang digunakan hanya pupuk organik, demi menjaga kualitas unsur hara tanah di masa mendatang.





Dengan desain yang apik namun tetap menyuguhkan nilai edukasi tentang tanaman, Taman Sayur Banjarsari ini menjadi destinasi baru di Jombang yang cocok untuk wisata keluarga yang diresmikan langsung oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo pada 4 Oktober 2017.






Pemuda setempat berjaga di gerbang parkir


Untuk masuk ke Taman Sayur Banjarsari ini, ada parkir yang harus dibayarkan ketika masuk. Loket parkir dijaga oleh pemuda setempat. Kemudian karcis masuk yang dihitung per orang. 


Loket Masuk


Manual sambil ngopi dan rokoan

Awalnya kita hanya perlu membayar tarif sebesar Rp. 2500,- per orangnya yang dibayar di pintu masuk. Sedangkan untuk tarif bayi seperti yang Jombang City Guide gembol, digratiskan. Hehhehe… Pembayaran tarif ini hanya dihitung manual saja, yang ditarik oleh petugas yang berjaga di meja official.




Kemudian tarif naik dua kali lipat untuk kepentingan pembangunan. Meski naik dua kali lipat, pengunjung mendapatkan stiker bergambar Taman Sayur Banjarsari ini sebagai oleh-oleh. Tak boleh ditawar katanya. Xixixi.... Ya iyalah. Sudah murah. Dana hasil penjualan tiket ini sepenuhnya akan digunakan untuk perawatan dan pengembangan taman sayur ini.

Gak Oleh Ditawar

Tiket

Sambil Rokoan Lageee



Gerbang Lorong Masuk


Setelah membayar tiket, kita akan masuk ke lorong pendek yang terbuat dari sayur dan bergelantungan buahnya. Buahnya ini berbentuk seperti tempat minum seperti di serial film Sun Go Kong Kera Sakti. Tak heran tanaman ini pun sering disebut Dewa Mabuk, mungkin yang beri nama dulu juga suka nonton GoKong ya. Xiixixi......






Seperti taman pada umumnya, tanaman-tanaman yang ada di sini ditata begitu rapi dengan jalan setapak yang memudahkan pengunjung untuk melihat tanpa merusak tatanan tanaman seperti tragedi Kebun Amarilis yang rusak di Jogja.



Bisa Berfoto tanpa menginjak tanaman





Contoh Gambar Perspektif


Jalan setapak ini juga cukup rata sehingga aman untuk kunjungan manula dengan kursi roda seperti Nenek Jombang City Guide maupun anak-anak yang baru bisa berjalan seperti Bayi Jombang City Guide. Hehehh…


Pengunjung Manula


Pengunjung Bayi : Bisa Berlarian



Sepanjang jalan setapak di dalam taman ini dibatasi oleh pembatas berupa bunga Marigold dan Bunga Matahari yang warna kuningnya seperti jeruk Sunkist sehingga makin memperindah taman yang sudah indah ini. Selain sebagai pembatas, bunga Marigold juga dipercaya sebagai bunga yang menghalau hama, sehingga peranannya yang begitu strategis tak bisa dielakkan lagi.





Selain selada keriting hijau dan ungu, cabai, juga ditanam tanaman pangan seperti jagung, padi, kacang-kacangan, kedelai, labu, pare, okra, terong dan masih banyak lagi. Disamping sayur, juga ditanam beberapa buah-buahan seperti melon, labu, nanas, semangka bahkan blewah. Total ada sekitar 200 varietas tanaman yang ditanam di Taman Sayur Banjarsari ini.

Nanas
Selada Keriting


Okra Merah


Terong
Labu



Cabai

Melon





Petugas yang sedang berpiknik


Beberapa jenis buah dan sayur bahkan ditanam membentuk seperti halte pemberhentian lyn dan bergelantungan dengan indahnya. Bisa jadi halte hijau ini nantinya dijadikan lokasi duduk untuk para pengunjung. Buah-buahan yang bergelantungan ini membuat Ibu Jombang City Guide sampai histeris kegirangan melihatnya karena mengingatkan beliau tentang kebunnya di masa kecil.

Berlarian Kegirangan







Beberapa payung digantung berjajar di salah satu lokasi yang mengingatkan kita pada Taman Payung Bukit Hijau dan Spot Payung di Bale Tani. Payung ini bisa dijadikan hiasan maupun spot foto yang bagus. Sayangnya, kadang payungnya agak amburadul tatanannya, selain karena angin, bisa jadi karena ‘keberingasan’ pengunjung hari sebelumnya. Bahkan banyak payung yang terlepas dari gantungannya.









Payung


Taman ini berlokasi di Jombang. Karena lokasi inilah taman ini tetap tidak meninggalkan ciri khasnya sebagai bagian dari Kota Santri Jombang BERIMAN, Di tengah taman ditempatkan sebuah miniatur Watertoren Ringin Conthong dari bambu berwarna hijau dengan variasi kuning lengkap dengan orang-orangan sawah berbaju sepakbola. Padahal Watertoren Ringin Conthong itu aslinya broken white, Jombang adalah Ijo dan Abang dan PakDhe Karwo berasal itu Biru. #Ups





Ikon Kota Santri Jombang Beriman berupa menara air ini berada tepat di jantung Taman Sayur Banjarsari dan di sampingnya tertata bunga-bunga dan sayur yang membentuk tulisan Jawa Timur. Sayang Jombang City Guide kurang canggih peralatannya sehingga tidak bisa menampilkan tulisan ‘Jawa Timur’ dalam satu frame. Maaf ya… Ada yang mau hadiahin alatnya ta?



 
Jawa - Timur

Pengunjung juga bisa bernarsis ria di taman ini melalui sebuah menara setinggi tiga meter yang ada di pinggir taman, sehingga panorama hampir keseluruhan taman bisa terlihat. 



Saat pagi masih sepi

Menara Foto, super antri saat siang

Menara ini bisa dipanjat lewat tangga vertikal yang disediakan pengelola. Karena fungsinya sebagai spot selfie terbaik, sehingga bisa sangat antre saat pengunjung membludak. Seperti yang jombang City Guide alami sehingga kami sempat ngepir ketika pertama kali berkunjung.

Spot Foto dari atas menara


Orang Gila 😁
Pemandangan dari atas menara foto
Siapapun yang menaiki menara ini tidak dipungut biaya, namun saat turun Si Pemanjat tadi harus membayar sejumlah uang sebesar tiga ribu rupiah. Itulah yang tertera di sebuah kardus yang tertempel di tangga menara ini. Hasil biaya tersebut dikelola oleh karang taruna setempat. Begitulah kura-kura.


Naik Menara Foto


Pemandangan bawah dari atas menara

Naik Gratis, Turun Bayar


Tanda Informatif



Untuk menjaga kondisi tanaman, dipasang berbagai himbauan supaya tidak membuang sampah sembarangan maupun larangan merusak tanaman. Sejumlah petugas dari berbagai bidang digerakkan, termasuk kontrol untuk ‘patroli’ sebagai salah satu bentuk upaya menghimbau pengunjung untuk tetap menjaga kelestarian tanaman supaya terjaga keindahannya.


Suka dengan peringatan ini : Selain cantik,
Ejaan dan penulisannya betul semua, Sip!!!







Duduk di Kursi Bambu

Meski masih dalam penyempurnaan, terlihat para petugas masih memantau penanaman dan para tukang masih mengerjakan beberapa fasilitas yang memang masih minim seperti gazebo maupun tempat duduk untuk para pengunjung melepas penat setelah kegirangan berfoto ria.



Masih dalam Pengerjaan


Wisata baru ini bukan lagi sudah menyedot antusiasme warga Jombang saja, tapi juga dari luar Jombang. Meski kami datang sangat pagi dan bukan di akhir pekan, sudah banyak pengunjung yang memadati lokasi. Anda bisa bayangkan sendiri apa yang terjadi bila berkunjung di akhir pekan, dipastikan bunga dan sayur-sayurnya pasti sudah tidak tampak karena dipenuhi oleh lautan manusia.







Saat Jombang City Guide berkunjung kesana, tampak banyak kendaraan dengan berbagai plat mobil yang menunjukkan para pengunjung tidak hanya berasal dari Jombang. Naik daunnya popularitas Taman Sayur Banjarsari ini juga tak lepas dari pemberitaan media sosial dan cerita words of mouth warga.


Infrastruktur masih dikerjakan



Meski merupakan taman baru, diharapkan taman sayur ini selain menjadi agrowisata yang edukatif juga bisa sebagai lahan penelitian bibit unggul bagi dunia ilmiah. Nantinya, selain untuk melebarkan sayap dunia pariwisata Jombang, juga dapat meningkatkan perekonomian dan menggenjot pendapatan desa. Terbukti meski belum selesai pengerjaannya, di samping lokasi Taman Sayur Banjarsari ini, sudah banyak penjual yang mendirikan lapak dagangannya.

Wisata Keluarga


Segala Usia

Tenda Pedagang







Selain penjual makanan dan minuman yang permanen maupun yang ngiter di sekitar lokasi, kita juga bisa membeli hasil kebun Taman Sayur ini di sebuah stan yang berada di samping pintu masuk lokasi ini. Ada labu, semangka dan melon yang berjajar di rak stan terkait. Bibi Jombang City Guide langsung kegirangan belanja sambil milih-milih sendiri. Saat stok habis, penjualnya tinggal petik langsung di taman sayur. Wiiih senengnyaaa....


Stan Buah





Petik Langsung

Saat Jombang City Guide berkunjung ke Taman Sayur Banjarsari ini, sepanjang jalan menuju lokasi pun  sudah ditanam bunga matahari dan marigold di kanan dan kiri jalan, yang menandakan jalan yang dilalui sudah benar dan lokasi sudah dekat.



Jalan Menuju Lokasi

Penanaman yang dilakukan pengeloila ini juga memperindah jalan menuju lokasi sehingga juga bisa dijadikan spot foto yang menarik, termasuk Jombang City Guide yang cuma bisa foto di jalan ini karena gak bisa masuk lalu mundur teratur karena gak bisa masuk saking padatnya lokasi.



Banyak Bunga di kanan-kiri jalan

Sepanjang Jalan



Taman sayur ini membuktikan bahwa negeri ini sangat subur. Selain itu juga menunjukkan warga Jombang pun juga bisa punya taman yang indah sebagai tujuan wisata. Taman ini menahbiskan bahwa tidak harus punya iklim sejuk untuk memiliki taman yang sedap dipandang mata, tapi iklim panas Jombang juga bisa asalkan dengan usaha, kontrol dan dukungan maksimal. Tak perlu ke Malang, tak perlu ke Belanda, Jombang juga punya, Jombang juga bisa!





Saat terbaik untuk mampir ke Taman Sayur Banjarsari ini adalah pagi sekali, karena bila siang sedikit matahari akan siap membakar kulit Anda, dan saat sore keburu waktunya nyapu rumah, Xixixixi... Persiapkan semuanya di malam hari untuk berangkat esoknya. Usahakan datang bukan di akhir pekan, karena saat weekend dipastikan pengunjung juga akan membludak.


Membludak

Penuh Sesak



Saat kesana, jangan merokok meski berada di ruang terbuka karena khawatir terkena tanaman yang ada di sana. Selain itu banyak anak kecil dan bayi yang mengunjungi lokasi ini sehingga sangatlah tidal bijak bila merokok sembarangan di dekat mereka.




Buanglah sampah di tempatnya, jangan sembarangan dan jangan memetik maupun merusak tanaman. Mari kita maksimalkan untuk menjaga kelestarian dan keindahan Taman Sayur Banjarsari kebanggan Jombang ini, dengan sepenuh hati, sebaik-baiknya.





Kalau Keukenhof di Belanda itu artinya Kebun Dapur bila diterjemahkan. Kalau Taman Sayur ini dibelandakan berarti Groentenhof. Groentenhof de Banjarsari. Tsaaaahh..... keren juga yak?!?!?










Paris Punya Arc de Triomphe, Pare punya Simpang Lima Gumul, dan Jombang punya Gerdu Papak yang bentuknya sama tapi versi mininya. Amerika Punya Grand Canyon, Pangandaran punya Green Canyon Cukang Taneuh, dan Jombang punya Mini-Secret Ground Canyon Kedung Cinet. Belanda punya Keukenhof, Jogja punya Taman Amarilis, dan Jombang pun punya Groetenhof alias Taman Sayur Banjarsari.





Cuci Mata

Yang mau cuci mata yuk plezier kesini.... tak usah jauh-jauh rekreasi ke Malang ataupun Belanda. Jombang juga punya. Tapi harus pagi banget lho yooo...



Datang sangat pagi sambil bermandikan sinar mentari pagi







Banjarsari Agro Community
Agrowisata Taman Sayur Ponggok-Banjarsari
Dusun Ponggok, Desa Banjarsari,
Kecamatan Bandarkedungmulyo, Kabupaten Jombang
Buka Setiap hari
Pukul 07.00 – 19.00 WIB
Pak Rudi The Co-Director : 081335868924
IG : @tamansayurbanjarsari