Gunung Anjasmoro memang tak terlalu populer di kalangan pendaki yang gemar menaklukkan gunung. Selain tak terlalu tinggi, jalur pendakiannya pun sepi. Meski hari libur, pendakian di Gunung Anjasmoro tidak ramai. Jadi bisa dijadikan alternatif untuk para pendaki sejati yang sudah lelah dengan ramainya pendakian ke puncak gunung yang sangat populer di kalangan pendaki alay.

 Gunung yang membentang di empat kota yaitu Jombang, Mojokerto, Malang dan Kediri di bagian kakinya, merupakan sebuah gugusan pegunungan hijau nan subur. Karena berupa gugusan pegunungan, Anjasmoro memiliki banyak puncak yang sangat menantang untuk ditaklukkan.


Pendakian Gunung Anjasmoro, meski tak terkenal tapi bisa menjadi daftar tambahan list gunung ‘unik’ yang bisa ditaklukkan. Karena tak terlalu populer, fasilitasnya pun sekenanya, dan jalur pendakiannya pun seadanya. Siap-siaplah dengan begitu perawannya hutan yang ada di Gunung Anjasmoro, dimana pendakian yang dilakukan di sini lebih mirip mbabat alas daripada hiking keren dengan jalan setapak yang memadai.

Dayak Kota, adalah pecinta pendakian yang sudah melanglang buana ke banyak gunung di Indonesia dan menamatkan hampir semua titik di Pegunungan Anjasmoro. Pecinta naik gunung ini hanya belum menjamah Gunung Biru, yang masih mengantri jadwal gunung-gunung yang ingin ditaklukkan olehnya.



Dari Dayak Kota, Jombang City Guide menggali banyak ilmu tentang indahnya hutan berikut ekosistem Anjasmoro yang masih begitu alami, meski banyak sumber mata air yang makin kritis karena ulah manusia, berikut nama-nama lokasi yang sudah ditelusuri dari para penduduk setempat dari tiga kota sekaligus. Dari sinilah, didapat banyak info dan jalur pendakian yang tepat bila ingin mencapai titik yang dimaksud.

Bahkan tak jarang, banyak pendaki luar kota yang sudah meniatkan diri untuk menaklukkan Gunung Anjasmoro, namun karena minimnya informasi yang ada mengenai gunung ini sehingga sering terjadi salah puncak karena keliru lokasi start. Istilahnya, mendaki gunung tapi tak sampai di puncak yang dimaksud.

Sejatinya semua titik hampir bisa dicapai bila sudah berada di salah satu titik. Sederhananya, bila berada di salah satu puncak tapi bukan titik itu yang dimaksud, bisa mengikuti arah mata angin, jalur punggungan dan tinggal menuju kemana puncak yang terlihat itu berada. Tentunya untuk mencapai titik yang dimaksud juga perlu waktu yang lebih lama, tenaga dan ketahanan tubuh serta bekal yang memadai kecuali memang niat berpetualang, nyasar atau bunuh diri.

Supaya tidak terjadi salah tuju, pendaki yang berminat menaklukkan titik-titik di Anjasmoro harus memperhatikan lokasi start yang benar berikut jalur pendakian yang paling dekat dengan puncak yang dituju ;
·        Puncak Cemoro Sewu via Carangwulung, Wonosalam
Puncak Cemoro Sewu adalah puncak Anjasmoro yang paling populer dibandingkan puncak-puncak yang lain. Jalur pendakiannya juga paling memadai dibandingkan yang lain. Jadi jangan heran bila puncak ini paling banyak ulasannya di internet.
Puncak ini bisa dicapai melalui Dusun Segunung, Carangwulung, Wonosalam, Jombang dan merupakan bagian dari Gunung Gede. Terdapat pos IKANCIL yang digawangi oleh Cak Kancil yang merupakan pos pendakian yang menyediakan perizinan pendakian.
Puncak Cemoro Sewu adalah puncak tertinggi Gunung Anjasmoro YANG ADA DI JOMBANG. Sesuai namanya, Cemoro Sewu berarti Seribu Cemara. Memang, di puncak Cemoro Sewu dipenuhi banyak pohon cemara. Di Puncak Cemorosewu terdapat jalur punggungan yang menuju ke Puncak Kukusan. Sayangnya, jalur pendakian menuju Puncak Kukudan belum punya izin resmi.

·        Puncak Kukusan via Rejosari
Puncak Kukusan adalah puncak paling ikonik yang dimiliki Anjasmoro karena berbentuk mirip seperti kerucut. Bentuk puncaknya yang begitu unik sangat mudah dikenali sehingga menjadi pemandangan yang begitu keren untuk dipamerkan. Puncak yang kadang disebut Puncak Kemukus ini merupakan PUNCAK Gunung Anjasmoro TERTINGGI YANG ADA DI MOJOKERTO.
Mungkin bentuk yang begitu runcing ini terjadi akibat aktivitas vulkanik di masa lalu. Meski sangat runcing, saat sudah sampai di lokasi puncak ikonik ini terdapat area datar sekitar seluas halaman rumah. Yang paling mengejutkan, di puncak ini terdapat sebuah tumpukan batu yang mirip dengan petilasan era zaman kerajaan kuno. Sayangnya BPCB Trowulan berlum berkomentar apapun penemuan ini. Bisa jadi tak tahu, atau gak ngurus karena gak kuat nanjaknya.
Untuk mencapai puncak ini bisa melalui punggungan yang ada di Cemoro Sewu, bisa juga via  Nawangan, dan via Rejosari, Mojokerto. Sayangnya, belum ada jalur pendakian resmi menuju Puncak Kukusan. Namun pemuda setempat sudah ada yang membuka jasa pemandu lokal untuk menjelajah Bukit Joko Mujung.

Biasanya cuma sampai di sini, medan ke Puncak Kukusan super terjal.
Kalau bukan sama Dayak Kota rasanya kurang jos laaah...

Sayangnya, meski sering mengadakan open trip untuk penjelajahan, mereka hanya mampu mencapai sekitar Jengger dan masih belum berani memandu ke Puncak Kukusan. Bisa jadi karena memperhatikan keselamatan para pendaki dan kurangnya penguasaan medan. Terbukti, setiap menyebut Puncak Jengger yang sebenarnya juga bukan itu sebutannya, herannya mereka tidak mengetahui letak pasti dimana Batu Jengger sebenarnya berada.

·        Top Anjasmoro via Pabrik Jamur Cangar
Tak banyak yang tahu bahwa puncak tertinggi Gunung Anjasmoro masuk wilayah Malang dan bisa dicapai lewat Pabrik Jamur, Cangar. Perizinan bisa didapat di pos Tahura R. Soerjo di Dusun Sumberbrantas. Pos ini perizinan Top Anjasmoro ini hanya ‘numpang’ karena pos Tahura ini awalnya merupakan pos perizinan Gunung Welirang dan Gunung Arjuno. Jadi jangan sampai salah jalan karena bila keliru sedikit bisa kesasar di gunung yang lain. Hehehhehe….
Top Anjasmoro di Malang, adalah PUNCAK TERTINGGI DARI SELURUH Gugusan Pengunungan Anjasmoro. Apabila pendaki berada di titik Top Anjasmoro dan cuaca sedang cerah bersahabat, maka akan terlihat bahwa puncak Kukusan terlihat begitu rendah, dan Puncak Cemorosewu malah lebih rendah lagi. 
Puncak ini tak banyak diketahui karena selain tidak populer juga sangat sering tertutup kabut sehingga susah diamati. Jalur pendakian begitu liar dan hampir tidak ada dan jalan setapak. Selain super lebat, medan selalu tertutup dedaunan basah. Sesampainya di puncak, tidak ada penanda apapun mengenai titik ini selain sebuah pahatan yang dibuat seorang pendaki yang juga tak menyangka bahwa di titik tertinggi Gunung Anjasmoro malah tak ada plakat apapun.
Karena terlalu seringnya tertutup kabut, puncak ini sering tidak terlihat hingga akhirnya identitasnya sebagai titik tertinggi Sang Anjasmoro malah dianulir oleh klaim-klaim puncak lainnya. Biasanya, pihak-pihak yang sering mengklaim sebagai pemilik puncak tertinggi adalah orang-orang yang belum pernah mencapai Top Anjasmoro sehingga mereka tidak pernah menyaksikan betapa rendahnya Puncak Kukusan dari view tertinggi Gunung Anjasmoro ini.

·        Jelajah Anjasmoro via Argowayang
Jalur penjelajahan yang baru saja dibuka tahun 2016 adalah via Argowayang yang ada di kawasan Wonosalam Selatan. Jalur baru ini bisa dijadikan alternatif karena track ini benar-benar baru dan jangan kaget karena sama sekali belum ada ulasannya. Hanya penduduk setempat dan pentolan pariwisata lokal yang paham medan ini. Adakah yang mau ikut penjelajahan di sini??? Ntar certain ulasannya yes
Wonosalam Selatan adalah kawasan yang paling dekat dengan Kandangan-Kediri yang memang memiliki bagian kaki dari pegunungan Anjasmoro. Daerah Wonosalam Selatan kerap disebut Gunung Argowayang yang memiliki potensi alam tersendiri termasuk daerah Galengdowo dengan salaknya dan penjelajahan menuju air terjun Tretes Pengajaran yang merupakan air terjun tertinggi di Jawa Timur.
Kawasan ini belum banyak dieksplorasi dibanding Wonsalam Utara, karena selain akses yang lebih ngeri juga ulasan yang super minim. Menurut pemuda penggerak wisata setempat yang biasa menjadi guide untuk para pendaki, hiking anjasmoro via Argowayang memiliki dua destinasi utama yaitu menuju Tapak Bunder dan Watu Bima. 

Gunung Anjasmoro disebut memiliki empat titik tertinggi dan tiga diantaranya sudah dipaparkan sebelumnya. Sayangnya, titik keempat masih menjadi misteri karena Jombang City Guide masih belum menemukan informan yang bisa menjelaskan detail akurat tentang titik keempat ini. Bisa jadi, titik ini berada di kawasan Gunung Argowayang.

Namun menurut catatan Dayak Kota, titik tertinggi kemungkinan bukan di kawasan Wonosalam Selatan karena area ini lebih didominasi kaki Anjasmoro. Sedangkan puncak-puncak Anjasmoro yang lain masih begitu banyak dan memiliki ketinggian yang hampir sama. Jadi titik keempat ini sepertinya hanyalah kesalah pahaman dari berbagai pihak yang mungkin kurang menguasai medan karena jika dirunut lebih jauh, dengan ketinggian yang unda-undi, puncak-puncak Anjasmoro tak hanya memiliki empat puncak tertinggi, tapi jumlahnya bisa belasan atau puluhan.


Sebagai gunung yang tak terlalu populer, catatan mengenai Gunung Anjasmoro belum banyak. Terjadi saling klaim antara tiap kubu yang mengaku sebagai pemilik puncak tertinggi, ditambah lagi akses menuju Top Anjasmoro yang masih begitu minim.

Entah darimana klaim pengukuran yang menyatakan titik tertinggi Anjasmoro ada di Cemorosewu, padahal sudah jelas bila berada di puncak seribu cemara itu masih ada puncak kukusan yang lebih tinggi dan di atasnya lagi terdapat Top Anjasmoro yang selalu tertutup kabut.

Dayak Kota mencatat Top Anjasmoro mencapai sekitar 2200 mdpl, Puncak Kukusan 1900 mdpl dan Puncak Cemorosewu 1800 mdpl. Titik keempat masih menjadi misteri hingga ada pendaki yang menjamahnya.

Gunung Anjasmoro memang tidak tenar. Apalagi jalur pendakiannya yang begitu urban legend untuk dilalui. Tapi daftar penaklukan masih belum lengkap bila tidak ada nama Anjasmoro dalam list. Apalagi, sangat banyak titik yang begitu menantang untuk ditaklukkan. Ngeri-ngeri ‘sedap kan?? 

Oh iya, jangan nyampah di gunung. Jadilah pendaki keren yang sadar kelestarian lingkungan.

Pendakian Gunung Anjasmoro
Via Carangwulung
Via Rejosari
Via Nawangan
Via Cangar Pabrik Jamur
Via Argowayang
Hiking Bukit Selo Ringgit


Gagahnya Pegunungan Anjasmoro

Kawasan Kuliner Pecel Lele Perak


Sungguh Jombang City Guide kebingungan ketika mendengar maupun makan Pecel Lele Perak ini. Karena memang ada lelenya, tapi pecelnya mana??? Dimanakah Bumbu kacang ala pecel yang ada di Pecel Petra Mak Nah, Pecel Kebon Rojo, Pecel Pincuk Bu dJiah….?? Mana bumbu pecelnya………..??? Kok gak ada?????
Oo…. Oalah…. Ternyata….


Pecel lele yang dimaksud disini adalah lalapan penyetan lele, dimana lelenya dipenyet dalam cobek sambel uleg ditemani oleh lalapan dan nasi. Ini lho yang namanya pecel lele : Lelenya ada, tapi pecelnya adalah sambel uleg.


Aneka Menu Pecel : Tanpa Bumbu Pecel Kacang

Jadi intinya, ini adalah lele penyet, atau istilah populernya Sego Sambel Lele Penyet, atau Nasi Lalapan Lele deh kalau masih gak ngandel. Oo….. xixixi………… jadi sebenarnya sama juga ya dengan Lalapan Bambu Asri di Sengon. Xixixi………….

 

Pecel lele atau lalapan penyetan lele ini direndam dengan bumbu, dan disajikan diatas cobek bersama sambal terasi ditemani oleh lalapan seperti timun, kacang panjang dan kemangi. Yah… seperti makanan lalapan Jawa pada umumnya.

 

Pecel lele ini sangat populer tahun ‘90an di kalangan pelancong yang melintas di Kota Jombang BERIMAN, karena berada di kawasan kuliner jalan propinsi Jalan Raya Kayen – Jombang, perbatasan Jombang – Kertosono, menuju arah Nganjuk atau Kediri.

Jalan Raya Kayen Perak



Sebenarnya sentra kuliner ini masuk dalam kecamatan Bandarkedunghmulyo, tapi masyarakat sering juga menyebutnya kawasan Perak. Sentra kuliner ini juga tak jauh dari Agrowisata Taman Sayur Banjarsari, Masjid Moeldoko dan pintu tol Jombang-Kertosono.

 

Daerah Perak ini adalah wilayah kawasan khusus wisata kuliner lele penyet alias pecel lele (tanpa bumbu pecel, xixixi…..) seperti kawasan Mojosongo yang kini juga ‘mendunia’ menjadi kawasan Sego Lodeh Kikil yang beraneka warna bangunannya, atau kawasan Es Degan Durian di depan Stadion Merdeka.

 

Sejak tahun 1980-an, kawasan pecel lele ini mulai menggeliat, menyajikan destinasi wisata kuliner menggiurkan bagi pelancong yang melintas. Awalnya hanya satu pedagang yang menjual Pecel Lele ini, namun kemudian berkembang menjadi beberapa lalu makin banyak berjajar-jajar sepanjang jalan, sepanjang mata memandang. Seakan lelenya ‘ngawe-ngawe’ setiap lewat di kawasan ini, sehingga kemudian banyak pengendara yang memang niat untuk andok dan menikmati lalapan lele penyet yang populer dari Jombang ini.

Nasi Bebek
Nasi Rames
  
Sebenarnya bukan hanya lele penyet yang dijual di sini, tapi ada pula aneka hidangan seperti rawon, ayam penyet dan ayam panggang, dan aneka penyetan lain misalnya gurame penyet, bebek penyet, wader penyet, bader dan bandeng penyet dan masih banyak lagi. Namun memang primadona brandingnya tetap Pecel lele alias lalapan lele penyet.


 

Menu

Di kawasan kuliner pecel lele ini bertebaran banyak penjual lele penyet sejenis, dimana Anda bisa pilih, atau bila memang Anda sudah punya lokasi jujugan tetap maka akan lebih memuaskan. Berada di kiri jalan bila menuju ke arah Nganjuk dari Surabaya, Anda bisa dengan mudahnya berhenti di dalah satu penjual Lele Penyet, karena lokasi parkir yang luas seakan memang didesain untuk para pengendara lintas kota, lengkap dengan tukang parkirnya. -____________-

Warung Asri

Kebetulan kali ini rombongan Jombang City Guide mampir andok di Warung Pecel Lele Asri. Kami memesan  berbagai jenis nasi lalapan, termasuk Si Pecel Lele yang ngawe-ngawetadi. Nasi bebek, Nasi Ayam, Nasi Rames dan Nasi Lele Penyet.



 

Tak lama setelah memesan, hidangan disajikan. Semua hidangan disajikan dengan nasi dan lauk terpisah, lengkap dengan air kobokan. Nasi dibentuk bundar dan lauk yang sebenarnya tidak dipenyet itu dihidangkan diatas cobek lengkap dengan sambel dan lalapannya. Meski sudah ada wastafel untuk cuci tangan di warung asri, namun air untuk kobokan juga tetap disediakan.


 


Kenikmatan makan nasi lalapan memang paling sip bila disuap langsung dengan tangan, bukan makan pakai sendok. Itulah mengapa tersedianya air kobokan tampaknya menjadi sebuah syarat sebuah makanan model sego sambel ini.


Segarnya es jeruk yang kami pesan, memang sebuah kenikmatan tiada tara, dimana Jombang City Guide memang menghindari minum the setelah makan karena mengurangi kadar penyerapan gizi makanan akibat kafein yang terkandung dalam teh.

 

Setelah menikmati hidangan dan membayar bills, kami bergegas pulang karena hari sudah malam. Kebetulan, di warung asri tidak ada tukang parkirnya. Yess…

Tanpa Tukang Parkir : YESSSSS!!!!!!!

Dalam perjalanan pulang kami terheran-heran melihat pemandangan kawasan kuliner ini lewat jendela. Deretan warung Pecel Lele Perak ini tampak membisu, seperti hampir mati suri. Entah kenapa pamornya sudah menurun, tidak seperti di masa jayanya saat era ‘90an, dimana saat itu untuk makan di sini saja harus antri, dan lebih sering tidak dapat tempat duduk saking ramenya.

 

Hanya ada beberapa warung yang masih buka. Itu pun tak semua yang menjual pecel lele. Beberapa sudah berganti menjadi warung nasi padang, atau depot aneka sate. Bahkan banyak depot yang tutup dan sepertinya tak akan buka lagi, terlihat dari tak adanya meja dan kursi di dalam warung, dan tak terurusnya halaman parkir. Beberapa warung bahkan memasang tulisan “DIKONTRAKKAN” dan ada pula yang menulis “DIJUAL” di bagian jendelanya.

Tetangga Warung Asri

Meski hari libur dan kendaraan ramai berlalu lalang seperti akhir pekan pada umumnya, kawasan kuliner Pecel Lele Perak ini tetap sepi. Entah karena munculnya sentra kuliner lain di Mojosongo atau sebab yang lain. Jombang City Guide masih menebak-nebak apa sebabnya.

Masih menebak-nebak
Masih terngiang ketika setiap orang yang kebetulan mengetahui bahwa Jombang City Guide asli dari Kota Santri selalu bercerita bahwa mereka selalu andok di sentra kuliner Pecel Lele di Perak. Dimana mereka sangat terkesan dengan pengalaman andoknya di kawasan kuliner di jalur penghubung Kota Jombang dan Kediri-Ngajuk-Kertosono ini.

Jalan Raya Kayen Perak

Semoga kawasan kuliner Pecel Lele Perak kebanggaan Jombang ini, segera menemukan kembali jalannya…




Warung Asri
Kawasan Kuliner Pecel Lele Perak
Jalan Raya Kayen / Jalan Raya Perak  96
Gondangmanis, Bandarkedungmulyo, Jombang
Menerima pesanan untuk acara
081 230 31 4464