Saat didatangi ke lokasi, Padepokan Wonosalam Lestari sama seperti banyak tempat di Wonosalam pada umumnya yang menawarkan fasilitas kolam renang, kolam ikan, camping ground, penginapan untuk gathering, adventure, pelatihan dan training, maupun sarana outbound bernuansa alam.
Areal lahan seluas 2 hektar bisa digunakan sebagai training center edukasi lingkungan hidup, sarana penginapan, lahan kemah, ruang belajar di alam terbuka, dan ruang seminar yang mampu menampung sekitar 200 orang. Sebagai pusat pelatihan, beberapa program yang ditawarkan di Padepokan Wonosalam Lestari diantaranya :
- One Day Outbound
- Islamic Outbound
- Family Gathering
- Paket Full LDKS / LDKMS / LDKKS
- Paket full Environtment Education
- Paket English Camp
- Paket Entrepreneur Tourism
- Paket Farming Education
- Pondok Ramadhan
- Hipnoterapi,
- Psikotes
Di tempat ini pula, merupakan sekertariat Kelompok Pengembangan Wisata Wonosalam, yang dianggotai oleh para penduduk setempat dan pemerhati lingkungan yang ingin membuat pariwisata Wonosalam lebih maju. Karena lokasinya strategis, banyak agenda rapat dihelat di sini termasuk rapat perencanaan acara tahunan desa, maupun kelompok peduli wisata wonosalam beserta pernik-perniknya.
Sekretariat Kelompok Pengembangan Wisata |
Memang, lokasi Padepokan Wonosalam Lestari berada di pusat Desa Wonosalam, sekitar 200m tak jauh dari Lapangan Wonosalam yang biasanya dijadikan lokasi perhelatan penting.
Tak jarang, saat ada event besar di Wonosalam seperti Festival Kendurenan dan aneka acara penting lainnya, lokasi Padepokan Wonosalam Lestarijuga dijadikan alternatif untuk penginapan. Rincian ruangan yang ada diantaranya :
1. Dua unit kamar dengan kapasitas masing-masing 20 orang (Rp. 2.200.000,-)
2. Tiga unit kamar dengan kapasitas masing-masing 4 orang (Rp. 500.000,-)
3. 10 tenda panggung dengan kapasitas 15 orang per tenda (Rp. 1.200.000,-)
Fasilitas yang tersedia yaitu 2x makan malam dan pagi, kamar mandi, parkir luas, dan kolam renang.
Meski kerap dijadikan penginapan untuk persinggahan para turis dalam berbagai penyelenggaraan, Padepokan Wonosalam Lestari ini tidak dibuka untuk umum ketika hari biasa tanpa event. Maksudnya, penginapannya hanya boleh dibooking untuk rombongan dalam rangka outbound maupun kegiatan yang dilakukan di dalam lokasi.
Bertempat di Jalan Anjasmoro, Desa Wonosalam, Kecamatan Wonosalam, yang searah dengan rute ke Pasar Wonosalam. Istilahnya, lokasi Padepokan Wonosalam Lestari berada di ‘ibukota’ Wonosalam. Jombang City Guide kebetulan berkunjung saat weekdays, sehingga tidak bertepatan dengan acara peserta kemah. Jombang City Guide berkesempatan untuk memotret keasrian suasana di lokasi Padepokan Wonosalam Lestari.
Meski sama dengan training center lain di Wonosalam, PadepokanWonosalam Lestari punya diferensiasi tersendiri dan bukan sekedar destinasi wisata maupun tempat untuk outbound dan kemah. Sesuai namanya yang mengusung kata ‘Lestari’ dalam nama mereknya, eksistensi Padepokan Wonosalam Lestari memiliki misi khusus berupa upaya konservasi kelestarian lingkungan beserta edukasi dan eduturismenya.
Padepokan Wonosalam Lestari berdiri tahun 2009, yang dimotori oleh sarjana lulusan Teknik Lingkungan Amiruddin Muttaqin dan digawangi oleg Hendri Awang. Padepokan Wonosalam Lestari pun menjadikan wisata air sebagai produk andalannya. Jadi label Wisata Mata Air yang disematkan bukan sebuah tulisan tanpa arti, namun jelas sebuah langkah langsung untuk terjun dalam konservasi lingkungan utamanya upaya penyelamatan mata air.
Wisata air di sini, tidak hanya melulu kegiatan wisata turisme yang dilakukan di air, namun berupa aneka program kegiatan untuk menjaga keselamatan sumber mata air. Paket wisata yang ditawarkan antara lain berupa jelajah sungai, wisata air terjun, melihat biogas dan mikrohidro, mengunjungi pemerahan susu, adopsi pohon, serta menginap di rumah penduduk setempat. Semua sudah termasuk pemandu dari kelompok wisata setempat.
Fitur yang paling menarik bagi Jombang City Guide sebagai pecinta sejarah dan benda purbakala adalah wisata candi yang berada di sepanjang hilir Sungai Brantas. Dari napak tilas beberapa candi peninggalan Majapahit, para peserta nantinya bisa melihat relief simbol perintah untuk menjaga kelestarian air.
Dengan napak tilas candi-candi tersebut, dapat dipahami bahwa keharusan untuk menjaga kelestarian lingkungan merupakan bagian dari peradaban kuno, ada dan ditanamkan oleh penduduk di masa lalu. Dari sinilah, kita bisa memahami sambil menapaktilasi peradaban kuno untuk mengambil pelajaran di masa depan.
Ide pembentukan wisata mata air ini lahir dari kekhawatiran akan hilangnya sumber mata air di Wonosalam yang bisa mengancam kelestarian alam. Dulunya ada lebih 120 titik mata air di Wonosalam. Namun sekarang hanya tinggal 40 persen dan kondisinya sangat kritis dan volumenya makin mengecil. Padahal, sumber maata air di Wonosalam juga sangat penting karena merupakan sumber aliran air dari sungai-sungai di lereng pegunungan Anjasmoro.
Diantara sungai-sungai yang mengalir di Wonosalam adalah Sungai Gogor, Sungai Embag, Sungai Boro, Sungai Jarak Sedangkan dua sungai besar di Wonosalam adalah Sungai Jurangjero (12 km) di Desa Panglungan, dan Sungai Gunting (12 km) yang menuju Mojoagung. Sungai-sungai di Wonosalam ini mengalir dari 40 sumber mata air di Wonosalam dan nantinya bermuara di Sungai Brantas, sungai terpenting di Jawa Timur.
Kritisnya sumber mata air di Wonosalam tak lepas dari kerusakan hutan akibat ulah tangan manusia. Rentetan penebangan hutan secara liar serta penjarahan kayu akibat kisruh politik era reformasi yang terjadi di Wonosalam menyebabkan hilangnya mata air yang ada di Wonosalam karena hutan yang tidak lagi lestari.
Selain itu berkurangnya daerah resapan air secara drastic juga diperparah dengan maraknya penjarahan tunas bambu oleh masyarakat untuk dikirim ke Semarang sebagai bahan dasar lumpia. Padahal, hutan bambu yang sering disebut barongan sangat berperan sebagai penghasil air di kawasan hutan.
Dengan adanya keprihatinan tentang kritisnya mata air, Padepokan Wonosalam Lestari bergandengan tangan dengan KEPUH, kelompok polisi air yang eksis dalam bidang kelestarian dan penyelamatan lingkungan di bawah binaan ECOTON.
Meski tertatih-tatih, perlahan tapi pasti upaya penyelamatan lingkungan mulai membuahkan hasil. Dari kiprahnya Padepokan Wonosalam Lestari berhasil mendesak pemerintah Kabupaten Jombang untuk menerbitkan Perda Nomor 5 Tahun 2014 tentang Perlindungan Mata Air. Desakan ini kemudian sampai ke PERHUTANI selaku penguasa hutan lindung. Kemudian kedua belah pihak menyepakati sebuah persetujuan yang dinamakan PERMATA, yaitu kependekan dari Perlindungan Mata Air.
PERMATA yang didapat dengan penuh liku ini berisi kesepakatan bahwa semua mata air yang berada di wilayah PERHUTANI harus steril sampai radius 200 meter. PERMATA juga sesuai dengan kearifan lokal ‘Hutan Sengkeran’ yang sudah turun-temurun dipegang oleh penduduk setempat, yang artinya hutan lindung yang di dalamnya terdapat mata air tidak boleh dimasuki.
Kegiatan Padepokan Wonosalam Lestari juga mencakup penelitian kadar pencemaran air di sungai-sungai yang ada di Wonosalam. Penelitian yang dilakukan diantaranya :
- Penelitian jenis makroinvertebrata di Sungai Boro dekat Gua Sigolo-Golo
- Jenis tanaman produsen air dan mata air di Wonosalam
- Jenis burung yang ada di Wonosalam, termasuk burung langka yang dilindungi
- Jenis tanaman endemic Wonosalam selain kayu-kayuan
- Analisis sosial dan kearifan lokal masyarakat Wonosalam
Pemantauan dilakukan dua bulan sekali untuk mengamati kualitas air yang tercermin dari banyaknya hewan yang hidup dan di sungai. Kualitas air bisa diukur dari eksistensi jenis hewan yang mau dan mampu hidup di dalam air. Dalam air yang sudah tercemar, biasanya hanya akan didapati hewan seperti lintah dan cacing.Supaya kualitas air tetap terjaga, aktivitas yang menimbulkan penurunan mutu air sungai harus dikurangi.
Pengukuran kualitas air digunakan indikator biologi tentang biota setempat yang sangat sensitive terhadap pencemaran seperti eksistensi serangga air atau makroinvertebrata benhos misalnya capung, anggang-anggang, bibis, senggatru, kepik air, dan ketam atau yuyu.
Lalu dilanjutkan dengan reboisasi hutan, pembibitan pohon endemik, penanaman lahan kritis sepanjang aliran sungai untuk ‘memancing’ kembali penyerapan air yang menumbuhkan mata air yang telah mati maupun memudahkan kemunculan mata air baru.
Selain terjun langsung dalam upaya penyelamatan kelestarianlingkungan, Padepokan Wonosalam Lestari juga tak melupakan hakikatnya sebagai pusat pelatihan. Didukung sumber daya manusia yang handal dalam program edukasiini, Padepokan Wonosalam Lesatri menawarkan program pendidikan dan pelatihan akademis dalam bidang lingkungan yang terjangkau. Meski terjangkau, diharapkan manfaatnya bisa optimal untuk membangkitkan kesadaran dan semangat generasi muda untuk berkontribusi dalam menjaga kelestarian alam.
Selain itu, para peserta training juga dibekali materi yang berasal dari filosofi kehidupan. Materi mengenai filosofi ini juga didapat dari ayat suci Al-Quran yang sudah menyerukan untuk menjaga kelestarian alam. Tak heran, beberapa organisasi islam, yayasan anak yatim dan berbagai elemen islam sudah mencicipi program yang ditawarkan Padepokan Wonosalam Lestari, termasuk Pondok Ramadhan yang diikuti lebih dari 200 peserta.
Konsepnya, kegiatan Padepokan Wonosalam Lestari adalah menguatkan akar rumput dimana generasi muda didahulukan untuk ‘doktrin’ terjun langsung menyelamatkan lingkungan. Wisata mata air ini menyasar golongan belia karena kecenderungan segmentasi ini yang menggandrungi travelling. Pembentukan wisata mata air ini bertujuan mengajak para peserta berwisata air sekaligus melakukan konservasi lingkungan. Dengan edukasi ini, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas generasi muda untuk mengelola lingkungan.
Jadi selain berwisata di sungai dan mata air, nantinya para peserta akan mengerti tentang pentingnya menyelamatkan sumber air karena terjun langsung mengamati pencemaran yang terjadi. Dengan pengamatan langsung, diharapkan memunculkan kesadaran peserta mengenai kelestarian lingkungan terutama di sektor perairan.
Harapannya program konservasi ini bisa menjadi edukator bagi generasi muda mengenai pentingnya menjaga kelestarian alam dan menyadarkan generasi muda mengenai parahnya kondisi sumber air di sungai Wonosalam, hingga akhirnya bisa menjadi aktivis peduli lingkungan. Dari sinilah, upaya menjaga kelestarian alam juga tidak hanya berupa langkah konkret tapi juga dengan edukasi untuk masyarakat.
Komitmen edukasi yang dijalankan Padepokan Wonosalam Lestari juga tidak main-main dengan menggandeng nama-nama sekolah yang tersebar di Gerbangkertasusila, dari TK lokal Wonosalam, hingga perguruan tinggi sekelas Universitas Ciputra. Nantinya, program ini akan dijadikan sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah kerjasama.
Sekolah Pelestari Mata Air di Wonosalam bentukan Padepokan Wonosalam Lestari masih diujicobakan di salah satu Madrasah Aliyah Yayasan Fasser yang ada di Desa Panglungan. Dipilihnya sekolah ini sebagai ‘kelinci percobaan’ karena minimnya tingkat pendidikan yang berkualitas dan dekatnya lokasi dengan letak maraknya pencurian kayu, rebung, dan perburuan satwa liar.
Letak sekolah alam yang berada dekat dengan potensi wisata yang cukup ramai seperti Gua Sigolo-Golo, Mata Air Gondang, Sungai Boro, Agrowisata PDP Panglungan, Taman Kehati dan masih banyak lagi. Penempatan ini diharapkan dapat menjaring wisatawan yang melintas untuk tertarik akan program ini sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat melalui wisata pendidikan pelestarian mata air.
Wisata pendidikan ini juga mengajarkan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap hutan, mengembangkan mata pencaharian baru agar masyarakat tidak tergantung dari mengambil sumber daya yang ada di hutan, mengembangkan kerjasama beserta komunikasi dengan instansi pengelola hutan dan masyarakat, melakukan upaya rehabilitasi kawasan hutan lindung, dan melakukan pemantauan serta pelestarian sumber-sumber mata air.
Kini Padepokan Wonosalam Lestari juga menambahkan fitur dalam jangkauannya dengan membuka sebuah café yang menjual aneka makanan beserta souvenir khas Wonosalam. Diantara souvenir yang dijual adalah kaos bertema Wonosalam. Toko souvenir ini masih satu-satunya pusat oleh-oleh yang menjual pernik-pernik tentang Wonosalam, di Wonosalam.
Pusat Souvenir dan Cafe |
Maaf, foto-foto lumayan gak nyambung karena hanya menggambarkan suasana lokasi. Jombang City Guide belum pernah ikut wisata mata air ini secara pribadi, jadi semoga dimudahkan untuk diberi kesempatan mengikutinya. Doakan.
Beberapa link sudah ditautkan mengenai training yang diselenggarakan di PWL, semoga bisa membantu. Matur tengkyu.
Mata air bukanlah warisan, namun titipan yang harus dilestarikan untuk generasi di masa mendatang. Harus dimulai dari sekarang, kalau bukan kita, siapa lagi???
Padepokan Wonosalam Lestari
Jalan Anjasmoro, 61476
Dusun Wonosalam, Desa Wonosalam
Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang
0856 3343 224
IG : @pwl_wonosalam
http://padepokanwonosalamlestari.business.site/
http://padepokanwonosalamlestari.business.site/
Inspiratif sekali,
Tiket masuk berapa