Salak Doyong : Salak Tiga Rasa Asli Pulogedang


Bila Gondanglegi terkenal dengan Jambu Darsononya, Wonosalam dengan Durian Bidonya, Bangsri Plandaan dengan Kebun Kelengkengnya, dan Galengdowo dengan Salak Galengdowonya, maka Pulogedang menyumbang Salak Doyong dengan tiga rasa uniknya sebagai salah satu buah asli kebanggaan Jombang.



Pulogedang adalah Desa Penghasil Salak yang sudah berprestasi di kancah propinsi, sebagai wisata edukatif pangan dan pertanian Palawija sekaligus kebun salak dan menyabet APN 2017. Salak-salak Doyong Pulogedang ini sudah dimanfaatkan penduduk dengan berinovasi mengolah salak menjadi produk olahan yang memiliki nilai tambah. Olahan kreasi salak yang dihasilkan diantaranya adalah manisan salak, jenang salak, hingga sirup salak.



Salak Doyong asli Pulogedang, konon memiliki tiga rasa. Bukan hanya rasa manis, asam, ataupun sepat layaknya buah salak pada umumnya. Tapi mengandung aroma maupun citarasa yang mirip-miriplah dengan buah nangka, apel dan durian.



Karena penasaran, rombongan Jombang City Guide langsung meluncur ke Pulogedang, Tembelang. Rutenya cukup mudah. Dari Jalan KH. Wahab Chasbulloh terus menuju utara hingga notok dan bertemu pertigaan. Pertigaan ini bila ke kiri menuju JMP alias Jembatan Merah Ploso, dan bila ke kanan kita menuju ke Pulogedang. Dari Pulogedang, kita bisa bertanya-tanya lokasi perkebunan salak di desa yang terkenal sebagai penghasil buah asli Indonesia ini.




Saat menyusuri Desa Pulogedang tampak desa ini begit asri, teduh dan subur. Hampir setiap rumah punya pohon salak di halamannya, mirip seperti di Wonosalam yang tiap kediaman selalu punya pohon durian di pekarangannya. Banyak kebun salak di sana-sini, namun yang paling terkenal dan cukup luas tentunya milik Pak Awatiful Amin, Pak Kepala Desa periode lalu.



Langsunglah Jombang City Guide mengunjungi lokasi. Kebun salak beliaua tepat berada di samping kediaman Pak Amin, sapaan akrab Bapak yang dulunya menjabat sebagai Kepala Desa ini. Rumahnya juga teduh dan dingin, tipikal rumah pedesaan yang asri dan menenangkan. Di samping kebun salak ada pelataran yang mirip seperti tempat menjemur jagung, tapi ukurannya kecil. Di pelataran inilah ada beberapa kandang ayam dan beberapa sisa kayu yang mungkin ditata mirip dengan api unggun khas perkemahan.

Berasa persiapan api unggun


Pak Amin cukup kaget dengan rombongan Jombang City Guide yang berkunjung, dimana kontingennya kebanyakan usia anak-anak. Heheheh… Kami semua terbius dengan  informasi Paket Wisata Kebun Salak Pulogedang yang dicantumkan di salah satu situs resmi Jombang. Rupanya, paket wisata itu kurang benar karena penulisnya mungkin rancu dengan paket yang ditawarkan Omah Salak di Sleman. Meski demikian, ide untuk membuat wisata kampung salak pulogedang tetap menjadi agenda selanjutnya yang segera diwujudkan.


Melihat Kebun Salak

Sayangnya, salak-salak yang ada sudah habis diborong para tengkulak. Memang, musim salak berkisar di bulan juli, sehingga stok salak pun kurang melimpah. Hanya ada sisa sedikit salak di pohon yang ada di kebun. Pak Amin, yang mungkin masih terkejut dengan kedatangan kami, dengan senang hati mengambilkan langsung dengan menerobos lorong-lorong kebun salak.

Pak Amin mengambilkan salak langsung dari kebunnya

Menerobos Kebun Salak


Salak Doyong Pulogedang

Salak-salak yang ada di kebun salak Pak Amin memang istimewa, karena dipetik saat masak pohon. Tentunya, salak yang langsung dimakan sesaat setelah dipetik dari pohon pasti sangat segar.

Pak Amin dan Salak Tiga Rasa

Salak Tiga Rasa Pulogedang : Warnanya Kuning

Rombongan Jombang City Guide pun mencoba salak yang baru saja dipetik Pak Amin. Tentunya rasanya pasti masih segar. Dari penampilannya, daging Salak Doyong ini warnanya kuning. Ketika digigit dagingnya cukup tebal dan sangat empuk. Berasa muprul tapi tetap enak. Ada sedikit rasa asam, tapi tetap didominasi rasa manis. Tentang rasanya yang konon punya tiga rasa, kami mungkin belum bisa merasakannya. Bisa jadi karena stoknya yang kebetulan pas karen-karen. Hehhehehe……


Enak !

Yang pasti, Salak Doyong Pulogedang ini sudah mendapat pengakuan dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Pangan dan Hotilkultura Jawa Timur tahun 2003. Salak ini diakui sebagai salak yang lebih segar dari salak pondoh dan punya rasa yang unik dengan tiga rasa di dalamnya. Mungkin kami perlu berburu salak lagi ketika puncak musim salak ya, sehingga bisa merasakan keunikannya yang hakiki. Xixixixi…….



Hayooo... Kepingin yaaa???

Pak Amin, tampak begitu bangga dengan salak yang beliau punya. Memang salaknya unik dan enak. Jombang City Guide pun sangat berterimakasih, meski bukan musim salak tapi tetap diterima sebagai tamu dengan sangat baik dan boleh menikmati Salak Doyong petik pohon dari langsung dari kebun Pak Amin. Beliau pun mengajak dan mempersilakan kami berkunjung lagi bila musim panen salak tiba, supaya bisa merasakan keunikan salak doyong yang punya tiga rasa.

Ayo mampir lagi kalau musim panen


Pak Amin

Lain kali Jombang City Guide akan berburu lagi salak-salak maupun segala olahannya di Pulogedang. Semoga kesempatannya segera datang. Doakan. Siapa tau nikmatnya tiada tara sehingga bisa dijadikan kandidat sebagai oleh-oleh yang oke punya dari Jombang untuk sanak dan kerabat.



Meski nama daerahnya Pulogedang yang artinya Pulai Pisang atau tempat pisang, namun area ini lebih terkenal sebagai penghasil salak. Mungkin namanya lebih tepat Pulosalak ya, xixixiixxi……….


Salak Doyong Pulogedang
By Kebun Salak Pak Amin
Jl. Salak, Pulogedang,
Tembelang, Jombang
Pak Amin : 085101252725


0 komentar:

Posting Komentar