Ikon kota Jombang adalah Ringin Conthong atau Ringin Contong (untuk penyebutan lidah non-Jawa) yang bertempat di seberang SD kebanggaan saya, dimana saya menghabiskan masa paling indah di Jombang.
Sebenarnya ada dua ikon yang berdampingan di kota Jombang, yaitu RIngin Conthong dan tetangganya, Pintu Air peninggalan Belanda. Namun, karena pintu air ini begitu simbolik, maka banyak gambar lebih banyak memuat Pintu Air sebagai ikon namun tetap menamakannya Ringin Conthong.
Sebenarnya ada dua ikon yang berdampingan di kota Jombang, yaitu RIngin Conthong dan tetangganya, Pintu Air peninggalan Belanda. Namun, karena pintu air ini begitu simbolik, maka banyak gambar lebih banyak memuat Pintu Air sebagai ikon namun tetap menamakannya Ringin Conthong.
Banyak orang, dari warga Jombang sendiri maupun para pengendara luar kota yang lewat menyaksikan ikon utama kota Jombang ini, namun jarang ada orang yang masuk dan menikmati suasana di taman Ringin Conthong itu sendiri.
Nah, Pernahkan anda 'berwisata' ke dalamnya????
Berikut ini adalah pengalaman saya dan kakak saya ketika mengunjungi bagian dalam taman Ringin Conthong yang belum banyak dikupas.
Dengan cat pirus yang mlethek di sana-sini, hidup di Pintu Air, burung-burung kecil yang bersarang. Banyak orang tak sadar akan kebaradaan mereka, karena ketika melewati bundaran Ringin Conthong, pengendara hanya sekedar lewat.
Burung-burung kecil itu begitu ramai berkicau, mereka begitu damai ada disana, hingga keramaian kicau dari sarangnya terdengar ketika saya berada di bawah Pintu Air, meski banyak kendaraan berlalu lalang. Subhanallah.
Pintu Air ini merupakan tempat persediaan dan pengendali air yang dibangun oleh pemerintah Belanda pada zaman penjajahan. Entah bagaimana cara kerjanya, namun pintu air ini memang yang terbesar yang ada di Kota Jombang. Dulu pintu ini berwarna putih, kemudian Pemerintah Kabupaten Jombang mengecatnya menjadi hijau pirus seperti yang tampak pada gambar.
Intinya, pintu air ini begitu berkesan, seakan bisa membuat Anda yang berkunjung ke Kota Santri ini terngiang-ngiang... hueeeeeeee.... Keren kan!?!?!?! HEBAT KAN!!?!?!!?!!
Sebenarnya ada banyak pula pintu air di Jombang, tapi dengan ukuran yang lebih kecil seperti di depan terminal Mojoagung dan dekat rel kereta api Peterongan yang (kini) sedang dibangun flyover yang bikin macetnya minta ampun. Ada pula di pasar Brangkal, Mojokerto, namun tidak di posisi yang begitu strategis seperti saudara-saudaranya di Jombang (Maaf, foto belum tersedia, hehehehe).
Dua gambar diatas dan satu gambar di bawah adalah Pintu tandon air Peterongan, saudara Pintu Air Ringin Conthong yang ada di dekat rel Kereta Api Peterongan, foto diambil saat hari telah petang.
Sedangkan yang ini, satu gambar diatas dan dua foto yang di bawah adalah saudara Pintu Air Ringin Conthong yang dipotret saat pagi hari, lokasinya di dekat terminal Mojoagung yang crowded itu...
Kedua pintu air diatas adalah saudara Pintu Air Ringin Conthong di sudut lain Kabupaten Jombang, East Java, Indonesia. Sedangkan yang di Brangkal, Mojokerto foto menyusul. hehehehe.... (Kan bukan wilayah kota Jombang seh,,,,)
Kedua saudara pintu tandon air diatas memiliki ukuran yang lebih ramping dan kecil, tidak 'sebahenol' yang benar-benar berisi seperti yang ada di Ringin Conthong. Mungkin karena yang di Ringin conthong itu adalah induknya, jadi badannya paling besar ya, hehehehe......
Selain itu mereka seakan tidak terlalu dirawat dan tidak terurus seperti 'Sang Induk' yang berkedudukan di pusat kota, wajarlah agak 'dianaktirikan' karena bukan sebagai ikon yang menemani Ringin Conthong yang fenomenal itu...
Selain itu mereka seakan tidak terlalu dirawat dan tidak terurus seperti 'Sang Induk' yang berkedudukan di pusat kota, wajarlah agak 'dianaktirikan' karena bukan sebagai ikon yang menemani Ringin Conthong yang fenomenal itu...
Dalam bahasa Jawa, bahasa yang umum dipakai di Jombang, ‘Ringin’ maksudnya pohon Beringin, ‘Conthong’ maksudnya kerucut. Jadi arti Ringin Conthong adalah ‘beringin berbentuk kerucut’.
Kenapa disebut Ringin conthong??? Tentu saja karena bentuknya (dulu) seperti kerucut. Sekarang sudah dipotong dan menjadi lebih kecil ukurannya. Pohon terus tumbuh dan berkembang, bentuknya kini memang tidak lagi seperti conthong, tapi seperti setengah bulatan buah semangka dan rantingnya agak tak beraturan seperti rambut orang kribo. Meski bentuknya sudah tidak lagi kerucut, masyarakat Jombang tetap menyebutnya Ringin Conthong. Heheheheh….
Konon, untuk memotong pohon beringin spesial ini tidaklah mudah. Berita yang berkembang di masyarakat Jombang adalah, ketika pertama pohon ini akan dipangkas, Sang Penebang tiba-tiba sakit keras dan menghadapi maut. Begitu pula rencana-rencana pemangkasan selanjutnya. Padahal mereka tidak bermaksud menebang, hanya memangkas untuk pemugaran taman…
Wajarlah, seperti banyak cerita masyarakat di Indonesia yang mengatakan bahwa pohon beringin itu memang tempat yang sangat disukai makhluk halus, karena begitu rindang hingga bagian bawahnya menjadi sangat gelap dan teduh. Selain itu menurut banyak orang yang memiliki kemampuan khusus juga menyatakan hal yang sama, memang aura pohon beringin ini begitu menarik untuk warga dunia yang berbeda dengan dunia manusia…
Ceritanya, Sang penebang harus berpuasa selama 40 hari untuk ‘meminta izin’ kepada penunggu ringin conthong agar dibolehkan ‘meringkas’ pohon. Benar-tidaknya kisah ini, saya juga kurang tahu, namun inilah yang saya dengar selama saya hidup berdekatan dengan ringin conthong sejak saya lahir dan bersekolah di seberangnya. Dengan berbagai ikhtiar, akhirnya pohon beringin berhasil dipangkas (bukan ditebang) dan area tamannya diperindah menjadi seperti sekarang, yang disahkan oleh Pak Bupati pada masa itu.
Di bawah pohon beringin ikon kota Jombang ini sebenarnya terdapat taman dan kolam yang bisa dilihat isinya, asal kita masuk di area tamannya.
Tepat disebelah belakang pintu air, terdapat air terjun yang keluar dari tebing buatan warna oranye, namun karena sudah rusak dan keterbatasan dana, akhirnya air terjun sudah tidak bisa ‘hidup’ lagi.
Begitu pula dengan lampu tamannya. Dulu, ketika awaal dipasang, seluruh taman dihiasi lampu yang berkelip-kelip yang begitu indah di malam hari. Sayangnya lampu sudah termakan usia, dan tidak lagi diperbarui. Semoga pemerintah segera memperindah lampu dan perlengkapan tamannya ya…
Di bawah air terjun ini ada kolam yang dihuni oleh berbagai habitat kolam, misalnya ikan (atau daun yah????) yang juga berwarna oranye dan serangga air…
Sungguh tenang di tengah bisingnya kendaraan yang berlalu lalang.
Tapi bukannya ini nyamuk remaja ya????
Taman ini dirawat oleh dinas pertamanan kota Jombang, yang merawatnya secara berkala. Mungkin taman Ringin Conthong masih kalah dengan taman-taman yang ada di Kota Surabaya, setidaknya, taman Ringin Conthong ini cukup Indah untuk dinikmati.
Ringin Conthong seperti taman kota pada umumnya, dimana kita bisa berjalan-jalan di bawah pohon beringin. Namun, posisi taman Ringin Conthong yang ada di tengah kota membuat setiap orang melewatkannya. Selain itu, cerita para sesepuh yang ketakutan akan keselamatan orang-orang terhadap legenda Ringin Conthong yang ‘angker’ karena dipercaya banyak makhluk halusnya. Wajarlah… namanya saja pohon beringin. Padahal banyak pohon beringin lain di kota Jombang, namun Ringin Conthong serasa begitu spesial ya…
Pintu Taman Ringin Conthong akan selalu terbuka dan tidak terkunci. Setidaknya ini menurut penuturan Bapak petugas yang saya ‘interogasi’ di lokasi.
Sebenarnya siapa saja boleh masuk ke dalam area Ringin Conthong dan bermain sepuasnya gratis tanpa dipungut biaya seperti saya. Hehehe….
Bila Anda kebingungan meletakkan kendaraan, Pemerintah sebenarnya sudah menyediakannya. Anda bisa parkir seperti di tempat truk yang bertugas,
atau parkir di dekat Pos Pantau KTL Polisi, dan Bengkel Motor di seberang Ringin Conthong. Bisa pula di seberang lagi dekat SD saya.
Pos Pantau KTL Polisi
Bengkel Motor yang kadang juga dipakai oleh para Polisi untuk mampir dan bersenda gurau bersama rekan-rekannya. Kegiatan ini berpotensi menciptakan 'Norman Kemeruh Jilid 2'. Awassss...
Sampai kini, masih jarang orang-orang yang mau benar-benar menikmati suasana di bawah rindangnya Ringin Conthong dan masuk ke area tamannya. Terlihat taman begitu sepi dan jarang pengunjung. Padahal, tidak akan ada apa-apa. Tenang saja. Bila Anda tetap ketakutan bermain disana, masuk dan bacalah basmalah dan salam, maka Anda akan baik-baik saja. Seperti saya, saya tetap sehat dan bugar hingga kini. Bahkan saya berkali-kali melakukan levitasi karena obsesi Bruce Lee atau Tendangan tanpa Bayangan Wong Fei Hung yang spektakuler itu,
Ciaaaattt.......!!!!!!!
Seandainya Ringin Conthong ramai, maka tempat ini bisa dijadikan tempat wisata gratis yang murah meriah untuk warga Jombang, apalagi pemerintah sudah mulai mencanangkan Car Free Day di hari Minggu, hingga pukul 09.00 WIJ (Waktu Indonesia-Jombang, hehehehehe).
Tentunya, apabila berkunjung, jagalah kelestarian taman, jangan menginjak rumput rapuh dan memetik bunga-bunga disana, karena mereka lebih indah bila berada di tempatnya.
Review lain yang menceritakan sejarah Ringin Conthong dan menara airnya dapat disimak di : Jombang Icons,
Anda bisa lakukan apapun (tentunya tetap tertib dan sopan) dan menikmati keindahan dan kesejukan taman. Jangan merokok seperti pada gambar, utamanya bila ada anak kecil. Bila Anda merokok seenaknya apalagi disamping anak kecil, terlihat sekali Anda bukan orang yang menghargai orang lain dan merendahkan martabat Anda sendiri.
Berhubung tidak ada orang, saya bisa melakukan apapun dan beraksi di Taman Ringin Conthong. YEAHHH!!!!!!
Sayang saya juga tidak bisa main tarzan-tarzanan karena tidak ada pohon lain selain ringin conthong kebanggaan bersama itu untuk melompat dari satu pohon ke pohon lain,
Selain itu saya tidak punya ekor rambut biru seperti di film Avatar, sehingga saya tidak bisa berkomunikasi dengan Eywa-nya Ringin Conthong, Xixixixixix.....
Selain itu saya tidak punya ekor rambut biru seperti di film Avatar, sehingga saya tidak bisa berkomunikasi dengan Eywa-nya Ringin Conthong, Xixixixixix.....
Anda tertarik mencobanya????