Rupanya, ada bule lain yang membaca artikel Jombang City Guide tentang Favorki Polandianya Mas Yusuf. Mereka adalah Mbak Charlene dari Belgia dan Mbak Agatha dari Polandia. Ibu Kost mereka, Bu Endang Lukman, yang istilah kerennya home parents ingin mempertemukan manusia-manusia sama negara dan sama benua itu.

Kebetulan dua londho cantik itu sedang ada di Waru, Sidoarjo, yang berjarak dua jam perjalanan dari Jombang bila tak macet. Katanya, Mbak Agatha kangen makan favorki. Akhirnya disempatkanlah mampir ke Jombang sebelum besok mengeksplore Malang.


Dari Kiri : Mbak Charlene dari Belgia dan Mbak Agatha dari Polandia

Sebelum berangkat ke Jombang, sehari sebelumnya kami membuat janji dengan Mas Yusuf dan istrinya. Sayangnya Mas Yusuf dan Istrinya ada acara buwuhsehingga kurang bisa memastikan apa bisa berjumpa saat kedua londho cantik itu mampir ke Jombang.

Bersama Bu Endang Lukman The Home Parent

Kedua londho itu tetap diberangkatkan ke Jombang oleh Bu Endang Lukman. Dengan niat silaturrahmi, dan mengeksplorasi kekayaan Jombang, kami menyerahkan pada Allah semuanya. Biar Allah yang atur, bisa berjumpa Alhamdulillah, jika tidak juga Alhamdulillah. Setidaknya niatan untuk silaturrahmi dan mengunjungi Jombang sudah dijalankan.

Sesampainya di Jombang, sebelum mampir ke Pentol Patasnya Mas Yusuf, Jombang City Guide dan rombongan sholat dhuhur dulu. Mengetahui Mas Yusuf dan Istri kurang bisa menjamin pertemuan, maka kami berniat mampir sekedarnya. Bila Mas Yusuf belum datang bukan masalah, dan kami akan langsung berkeliling Jombang, nglencernoMbak Charlene dan Mbak Agatha yang ingin sekali mengunjungi Candi Rimbi. Apabila tak berhasil berjumpa juga, mungkin belum takdir dari Allah, begitulah yang ada di benak kami.

Cantik- Cantik Yaa
Sesampainya di Pentol Patas, seperti yang diduga sebelumnya, Mas Yusuf dan istri belum pulang dari acara pernikahan kerabatnya. Agak sedikit kecewa, namun Mbak Agatha dan Mbak Charlene memahami, bahwa Mas Yusuf dan Istrinya punya kehidupan sosial sendiri. Akhirnya kedua bule cantik itu berfoto sekedarnya di spanduk kecil Favorki yang terpasang di teras rumah pentol patas.

 

Setelah membeli pentol patas dan es teh yang dijual di sana, kami pun pamit dan bergegas melanjutkan perjalanan.

Enak!!!
Saat baru saja kaki Mbak Agatha naik ke atas mobil, Oooo....... Tak disangka tiba-tiba ada sepeda motor biru berhenti di balik mobil Bu Endang Lukman dan itu rupanya Mas Yusuf dan Istrinya!!!!!!!! Alhamdulillah! Rupanya artikel yang ditulis Jombang City Guide bisa menyambung silaturrahmi mereka ya. Allah yang mengatur ini semua, saat kita berupaya maksimal dan menyerahkan semuanya padaNya, supanya berbuah manis : kami berhasil mempertemukan mereka!

Agak Kikuk Saat Pertama Kali Mas Yusuf dan Istri Datang

Agak sedikit kikuk saat pertama kali berjumpa ketiga bule itu tersenyum-senyum sendiri, terutama Mas Yusuf dan Mbak Agatha yang memang berasal dari satu negara. Kami semua lalu dipersilakan duduk di lesehan pentol patas. Mas Yusuf, Istri, dan kakak ipar Sang Istri ikut menyuguhkan makanan dan minuman, termasuk pentol patas mereka sebagai sajian untuk para tamu rombongan Jombang City Guide.


😆

Lesehan



Memperkenalkan Diri 
Mas Yusuf dan Istrinya, Mbak Rini




Melihat Artikel Jombang City Guide Tentang Favorkinya Mas Yusuf


Rambutnya Pirang 💖

Setelah itu kami saling memperkenalkan diri, dan Mas Yusuf dan Mbak Agatha yang satu negara asal itu kemudian saling berbicara dan sesekali terkikik dengan bahasa Polski yang benar-benar kami tak mengerti. Kalau kata Jombang City Guide, bahasanya sudah tidak bisa didengarkan. Tidak bisa dikenali. Selain itu cara ngomongnya nggak pake mangap sama sekali. Xixixixiixix…………



Saat Mbak Agatha dan Mas Yusuf Berbicara dalam Bahasa Polski


Alhamdulillah, setelah cukup berbincang, kami pun pamit untuk melanjutkan perjalanan keliling Jombang. Sayangnya Mas Yusuf dan Istri tidak ikut serta karena masih punya jadwal lain. Mungkin lain kali ya. 😊





Pertemuan hari ini seru dan menyenangkan sekali. Semoga silaturrahmi kali ini bisa membawa manfaat dan berkah ke depannya. Aamiin-aamin yaa robbal alamin….. 

Tiga Bule Yang Bertemu di Jombang

Wana Wisata Selo Ageng sebenarnya bukan wisata baru di Wonosalam. Selo, yang artinya batu dan Ageng yang artinya besar. Sesuai namannya, Selo Ageng memang sebuah tempat yang memiliki batu yang besar. Tak hanya besar, bahkan bisa dikatakan raksasa.


Wana Wisata Selo Ageng adalah bumi perkemahan yang pertama kali buka tahun 2005. Namun dengan pengembangan dan perkembangan, akhirnya makin dipercantik tahun 2017. Sedikit mengikuti tren traveling di kalangan generasi milenial, Selo Ageng pun kini menyajikan pemandangan yang instagramable.



  


Bunga-bunga dan tanaman hias ditanam di dekat gerbang sehingga makin memperindah suasana hutan yang dikelola Perhutani ini. Terakhir Jombang City Guide mampir ke Wana Wisata Selo Ageng ini tahun 2007, dan lokasinya belum secantik ini. Selo Ageng ini masih berupa hutan yang khusus dijadikan bumi perkemahan untuk penjelajahan.


 

Gerbang Masuk Wana Wisata Selo Ageng

Di beberapa pohon juga dipasang hiasan berupa tulisan yang berisi kata-kata yang lucu maupun tulisan berisi motto maupubn penyemangat hidup. Hiasan ini seakan memberikan warna bagi heningnya hutan Selo Ageng.








Terletak tepat di seberang Kantor Dinas Pendidikan UPT Wonosalam di Jalan Anjasmoro 138, Dusun Tukum Desa Wonosalam, Wana Wisata Selo Ageng menyuguhkan pemandangan hutan dan pepohonan yang tinggi menjulang. Terdapat jalan setapak yang kecil namun tetap mudah dilalui.






Sebuah bumi perkemahan yang masih belum banyak dieksplorasi karena dari total luas tiga hektar, tanah Perhutani ini 2,5 hektarnya yang masih belum tersentuh pengembangan. Cocok untuk wisata penjelajahan hutan.





Selain sebagai sebuah wana wisata bumi perkemahan, Selo Ageng juga cocok untuk fun tubing, outbound, LDKS, pelatihan upgrading OSIS dan masih banyak lagi. Bahkan tempat ini merupakan base camp komunitas motor trail Wonosalam yang digunakan untuk menjelajah hutan.




Di balik pepohonan yang tinggi, kadang kita bisa temukan tupai berlarian diantara rantingnya. Bahkan Jombang City Guide sempat dihinggapi serangga yang sangat kecil berwana putih dengan ekor tegak seperti ayam kate. Lucu sekali. Btw serangga apa ini ya???

Serangga Kecil Yang Lucu

Dengan upaya pengembangan dari pengelola, dibangun beberapa spot selfie dan gardu spot yang memang sedang tren di kalangan anak muda. Gardu spot yang dibangun diantaranya ada Gardu Spot I Love U, Bunga Matahari dan Bunga Teratai Biru.


Gardu Spot I ❤ U

Gardu Spot I Love U mungkin mirip dengan yang ada di Malang dan Gardu Spot Bunga Matahari mirip dengan yang ada di Gua Sriti. Gardu Spot Bunga Teratai Biru mungkin masih jarang dan belum banyak kalangan muda yang memiliki potretnya.

Meditasi di Gardu Spot Teratai

Pemandangan latar yang ditawarkan di gardu spot Wana Wisata Selo Ageng berbeda dengan banyak gardu spot lain. Apa bila gardu spot lain menampilkan hamparan pemandangan dan jurang, maka gardu spot di Wana Wisata Selo Ageng memberikan latar tebing dan sungai kecil yang mengalir di belakangnya.


Memang, di Wana Wisata Selo Ageng ini, kita bisa menikmati sejuknya sungai dengai air yang mengalir lembut. Sungai ini begitu dangkal, aliran airnya hanya seukuran mata kaki anak-anak, sehingga aman bagi mereka untuk kecek dan bermain air. Batu-batunya besar, sehingga menambah keindahan sungainya.

Kecek




Selain hammock dan ayunan yang tersedia untuk bermain, di tempat yang biasa dijadikan bumi perkemahan ini juga ada sebuah batu yang sangat-sangat besar. Batu purba ini seakan menjadi keunikan utama yang tersedia di sini.

Batu Purba

Bentuk batu hampir seperti kubus meski sudutnya halus. Jangan-jangan ini peninggalan transformer. Ukurannya yang begitu besar menjadi keistimewaan yang tentunya merupakan lokasi yang paling keren dijadikan tempat foto.


Untuk masuk ke wisata gerbang hutan ini, kita tidak perlu dipungut alias gratis. Kita hanya diwajibkan untuk membayar parkir kendaraan. Tarifnya sepuluh ribu rupiah untuk mobil dan lima ribu rupiah untuk sepeda motor. Lahan parkir yang disediakan pun cukup luas.






Wana Wisata Selo Ageng ini sudah menyediakan toilet yang nyaman untuk pengunjung. Meski tempatnya masih berupa bata dan semen yang ditumpuk rapi, namun tempatnya aman dan bersih.


Karena lokasinya berada tepat di pinggir jalan Anjasmoro Wonosalam, yang merupakan salah satu jalan utama di wonosalam, pengunjung Wana Wisata Selo Ageng bisa dengan mudah lokasi. Selain itu di seberangnya ada musholla untuk sholat. Tempatnya bersih dan mudah dicapai dengan mobil.

Musholla di seberang jalan



Pak Rusdi, selaku pengelola dan penjaga Wana Wisata Selo Ageng ini, juga berjualan makanan ringan di sebuah kedai bernama Wonosalam Asri dekat pintu masuk. Kita bisa bersantai dan minum teh hangat sambil menikmati pemandangan hutan di gazebo-gazebo yang ada di lokasi.

Pak Rusdi

Kedai Wonosalam Asri

Salah satu Gazebo


Berbeda dengan berbagai tempat yang penuh pengunjung di akhir pekan, tempat ini memang belum terlalu ramai, sehingga cocok untuk piknik keluarga atau orang-orang yang ingin bersantai dan mencari ketenangan menyatu dengan alam.



Wana Wisata Selo Ageng memang hutan yang indah dan tenang. Kita sebagai pengunjung hendaknya turut menjaga kelestariannya dengan tidak membuang sampah sembarangan.



Bukan Tempat Sampah

Jangan Ditiru

Monggo, berkunjung kemari sebagai alternatif wisata baru. Siapa yang belum pernah kesini mencoba berfoto di gardu spot teratainya???


Adik Bayinya bilang : "Ayo datang kesini, Kutunggu lho yaa"
Atau mau mencoba foto di Batu Raksasa???


Wana Wisata Selo Ageng
Bumi Perkemahan dan Wisata Penjelajahan Hutan
Jl. Anjasmoro 138
Dusun Tukum, Desa Wonosalam, Kecamatan Wonosalam,
Buka pukul 07.00-17.00 WIB
Pak Rusdi : 082338842496