Ibarat Malang punya Batu dan Mojokerto punya Pacet, Jombang punya Wonosalam. Kawasan dataran tinggi lereng pegunungan Anjasmara ini kaya potensi alam dan pariwisata. Pemandangan hijaunya pegunungan dan hawa yang sejuk menjadi daya tarik utama Wonosalam, terutama bagi para pelancong domestik.

Tak perlu jauh-jauh ke Malang, di Wonosalam juga banyak lokasi wisata yang belum banyak digali. Sebagai manusia asli kelahiran Kota Santri Jombang BERIMAN, Jombang City Guide kali ini memilih berwisata ke Lembar Giri Gunung Kuncung, karena selain dekat, juga murah.

Dekat maksudnya masih dalam satu kota lingkup Kabupaten Jombang, sedangkan murah karena lokasi ini merupakan destinasi plesir rendah budget yang bisa dijangkau karena tiket masuknya yang tidak membuat dompet gripis.

Lembah Giri, merupakan destinasi wisata yang cocok untuk piknik keluarga. Lokasinya berada di Dusun Blentreng, Kecamatan Wonosalam. Banyak yang bilang kalau lokasinya tak jauh dari kantor Kecamatan Wonosalam.

Saat menuju kesana, rombongan Jombang City Guide tidak terlalu kesulitan mencari tempatnya karena sudah ada spanduk penunjuk jalan yang memandu kita untuk menemukan lokasi. Ya, lokasi Lembah Giri memang tidak berada di pinggir jalan utama Wonosalam, tapi agak nyuplik masuk ke dalam hutan.  

Awalnya, saat mengikuti arahan spanduk, jalanan aspal yang di kanan kirinya ditumbuhi pepohonan  Makin lama makin sunyi. Hampir tidak ada yang lewat meski hari masih siang. Ini membuat kami agak ragu apa benar jalan menuju tempat wisata yang sudah kami lalui. Hanya satu-dua pengendara sepeda motor yang berpapasan dengan kami, untungnya mereka sangat ramah dan ketika ditanya dan Alhamdulillah lokasinya sudah benar.


Setelah habisnya jalan aspal, maka jalan akan habis dan terputus menjadi jalan setapak berbatu. Rasa ragu kembali menyeruak dalam benak kami, namun seorang kakek yang memanggul rumput membenarkan langah kami. Sudah dekat, bisa ditempuh dengan jalan, meski mobil juga bisa melaluinya.


Benarlah adanya, ternyata lokasi Lembah Giri berada di balik pepohonan sehingga tidak terlihat dari jalan batu. Tampak gapura batu menyambut kami, termasuk loket tiket masuk yang dijaga oleh petugas yang sepertinya warga setempat.


Hanya dengan tarif selembar lima ribu rupiah per orang, kita sudah bisa masuk menikmati pemandangan di dalamnya. Bayi ginuk-ginuk yang tergabung dalam rombongan kami digratiskan, sehingga kami hanya membayar tarif dewasa sesuai kontingen yang turut serta.


Mobil diperbolehkan masuk ke lokasi dalam Lembah Giri, dimana kendaraan dipersilakan parkir di lapangan yang berada di tengah lembah.



Lembah Giri, memang sebuah lembah. Ada satu jalan utama yang menanjak membelah Lembah Giri menjadi dua bagian. Bagi pengunjung yang baru masuk, kita harus melalui jalan ini untuk mengeksplorasi apa saja yang ada di sini.


Tempat ini sepertinya belum seratus persen jadi, tampak banyak tempat duduk yang terlihat batu batanya tanda belum selesai pengerjaannya. Rumput dan pepohonan belum ditata rapi, dan banyak lahan belum dimanfaatkan dengan baik. Namun sudah ada upaya pengelola untuk memperindah tempat ini dengan banyaknya hiasan taman yang dipasang di sini. Ada lampu, ayunan, patung hewan, dan permainan lainnya yang bertebaran di setiap sudut.



Di salah satu pohon tampak ada tali maupun peralatan untuk outbound yang dikaitkan ke pohon lainnya, sayangnya sedang tidak ada petugas maupun pengunjung yang memainkannya sehingga kami pun tidak bisa mengambil gambar yang apik seperti yang ada di spanduk penunjuk jalan Lembah Giri.


Ada dua kolam renang yang ada di Lembah Giri, salah satunya sedang tidak ada airnya. Sedangkan satunya lagi yang lokasinya ada di agak atas, bisa digunakan. Tampak pengunjung dan anak-anaknya sedang bermain di kolam renang yang hijau itu. Sayangnya Jombang City Guide tidak membawa baju renang, sehingga tidak bisa bergabung.


Gak ada airnya...


Di balik bagian atas kolam renang buatan terdapat penginapan berupa cottage yang tergabung dalam Villa Kampoeng City. Cottage ini bisa disewa harian maupun dibeli, karena villa-villa tersebut juga dijual. Mengenai tariff dan harga bisa dilihat sendiri di sini. Ada pula kolam pancing, sehingga cocok untuk menikmati ketenangan suasana desa.




Jalanan menanjak di Lembah Giri rupanya menuju ke Bukit Doa Gunung Kuncung, yang di dekatnya merupakan makam Wali Wono Segoro. Makam ini berada di samping bangunan Joglo yang di bawahnya terdapat patung dada Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno.



Makam Wali Wono Segoro ini berada di balik gapura yang aman terkunci. Di sampingnya terdapat banner yang menjelaskan silsilah wali Wono Segoro untuk mempermudah pengunjung memahami asal muasal beliau, karena di sini tidak terdapat pemandu wisata ataupun petugas yang bisa ditanya-tanya mengenai hal ini. Satu-satunya petugas yang kami lihat hanyalah petugas di loket masuk yang terdiri dari ibu-ibu yang tampak seperti penduduk setempat.



Tempat wisata Lembah Giri ini sangat luas. Luasnya sebesar empat hektar, cocok untuk outbound dan kemah. Selain itu bagi keluarga yang ingin piknik dengan tenang, tanpa terganggu pengunjung lain, bisa memilih lokasi ini sebagai jujugan.


Monggo, ajak teman-teman dan kerabat main ke Lembah Giri Wonosalam, wisata murah yang hemat dan dekat.


Lembah Giri Gunung Kuncung Wonosalam
Dusun Blentreng Kecamatan Wonosalam

Kabupaten Jombang

Airlangga tetap kau jaya....

Semua berawal dari bisnis suami yang terpuruk. Sebagai seorang istri yang ingin juga berkontribusi menyelamatkan perekonomian keluarga, Bu Ida pun berinisiatif untuk membuka warung kecil-kecilan. Rawon adalah menunya, dengan konsep warung yang buka 24 jam nostop dan menyasar segmentasi para pengendara yang melintas maupun melakukan perjalanan. Sedikit demi sedikit dan dijalani dengan penuh ketelatenan, Rawon Bu Ida mulai dikenal oleh pelanggannya, hingga akhirnya jadi sebesar sekarang.

Bu Ida

Bertempat di Jalan Raya Selorejo, Mojowarno, warung Bu Ida sudah menjadi jujugan para pengendara. Memang, lokasi warung Bu Ida meski bukan berada di jalan propinsi, tapi cukup ramai oleh para pengendara maupun musafir yang melakukan perjalanan antar kota.

Seberang SPBU Selorejo Mojowarno

Biasanya para pengendara yang lewat di rute ini adalah yang ingin memangkas jarak dengan melalui jalur Mojowarno. Tak heran warung ini sering dijadikan pemberhentian bus maupun kendaraan berplat luar kota. Selain itu, warung ini juga berada di seberang pom bensin dan minimarket sehingga memudahkan para musafir yang ingin andok sekaligus rehat sejenak setelah penat berkendara.

Warung Barokah - Bu Ida

Warung Barokah ini cukup luas, dengan lahan parkir yang lebar yang memang disediakan untuk para pengunjung yang berkendara antar kota. Lokasi warung tampak begitu jelas karena tergambar tanda berupa sendok dan garpu raksasa di depan lokasi yang dipasang di lahan parkir, hingga memudahkan pengendara untuk melihat warung ini dari jauh.




Memasuki lokasi, tempat duduknya sangat banyak. Meja-mejanya begitu panjang sehingga bisa menampung rombongan keluarga yang sedang melakukan perjalanan. Bayi Jombang City Guide dengan riangnya berlarian diantara kursi.

Meja Panjang


Berlarian

Selain rawon, menu yang ditawarkan cukup beragam seperti layaknya depot makanan pada umumnya. Ada lalapan, kare, soto, sayur asem dan masih banyak lagi. Sayangnya Jombang City Guide kok lupa ya motret menunya.

Soto


Hiruk pikuk para kru yang sibuk di dapur, dengan sigapnya menyajikan menu pesanan pelanggan. Para kru ini dibagi giliran siang dan shift malam. Wajarlah karena warung yang dinamakan Warung barokah ini buka 24 jam untuk menjaga stamina.

Kru yang sibuk

Empal

Rawon yang disajikan di sini berbentuk rawon empal, yang tak lupa dibubuhi sambel dan topping berupa tauge khas menu yang berbahan kluwek ini. Rawon yang dihidangkan tak berselang lama sudah berpindah ke dalam perut Jombang City Guide.



Ada pilihan minuman berupa Es Jeruk kesukaan Jombang City Guide. Memang selain minuman favorit, limun juga makin segar diminum saat siang hari terutama ketika jam makan siang seperti saat Jombang City Guide berkunjung.

Es Jeruk


Di samping warung yang mulai buka sejak 2005 ini, ada apotek dan toko perlengkapan anak dan bayi yang juga cocok untuk para pengendara yang kehabisan ‘amunisi’ untuk putra-putrinya.


  


Selain itu, di belakang warung juga tersedia hall yang sangat besar yang disewakan dan bisa digunakan untuk acara pertemuan maupun pernikahan. Tak jarang pula, hall ini juga digunakan para orkestra musik dangdut untuk keperluan rekaman panggung. Diantaranya orkestra musik yang menaungi Nella Kharisma, yang baru saja melakukan rekaman panggung di sini.




Meski Warung Bu Ida ini tidak berada di Mojoagung, namun warung ini bisa dijadikan destinasi untuk berwisata kuliner rawon. Ini disebabkan rute menuju Warung Bu Ida merupakan lanjutan jalan Raya Janti yang merupakan tempat dari Rawon Janti.



Warung Barokah Bu Ida ini menambah deretan jujugan kuliner rawon yang ada di Jombang, terutama di radius Mojoagung. Mojoagung memang dikenal punya banyak warung rawon, seperti Rawon Rosobo, Rawon Pas, Rawon Janti, Rawon Pojok, Rawon Klentheng dan masih banyak lagi.



Selain sebagai jujugan andok saat melintasi wilayah ini, Rawon Bu Ida selalu buka 24 jam. Jadi bagi yang lapar tengah malam bisa menjadikannya sebagai alternatif pengisi perut dan langsung menuju kesini.





Meski sudah begitu dikenal sebagai warung 24 jam, warung Bu Ida ini tidak melulu mereguk nikmatnya kesuksesan. Warung ini pernah menjadi korban ganasnya angin puting beliung. Alhamdulillah, dengan segala ketelatenan Bu Ida, warung ini pun bisa buka kembali seperti biasa untuk melayani pelanggannya.



Dari upayanya ini, warung Barokah Bu Ida mampu memperbaiki perekonomian keluarga dan keluar dari jurang keterpurukan. Kesuksesan Warung Barokah yang didirikan Bu Ida ini tak lepas dari ketelatenan, kerja keras dan disiplin yang dijalankan Bu Ida.

Nunut nampang bareng Bu Ida

Candle Light Soto

Sebuah upaya yang tidak mudah namun membuktikan bahwa dimana ada kemauan, pasti ada jalan. Karena Allah pasti akan membantu orang yang mau berusaha dan bekerja keras. Kisah Bu Ida ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.


Warung Barokah Bu Ida
Jalan Raya Selorejo - Mojowarno
Mojowarno- Jombang
Seberang Pom Bensin Selorejo
Buka 24 Jam
Menyewakan hall untuk acara
0321 - 7258741