Ngarai mini ala-ala Green Canyon dan Grand Canyon ini ada di Kedung Cinet. Jadi marilah kita sebut dengan Ground Canyon of Jombang. Untuk mencapai spot paling eksotis ini, pengunjung harus turun ke bawah tepian sungai, sehingga pantaslah disebut Ground Canyon, karena posisi tercantiknya ada di bawah.
Kedung Cinet sendiri ada di ujung kulon Jombang, di Desa Pojok Klitih, Kecamatan Plandaan. Jadi ancer-ancernya dari arah Jombang Kota, ke arah Ploso belok kiri. Kira-kira lurus 3km lalu ada pertigaan ke arah kecamatan Plandaan dan SMAN Plandaan lurus lagi ke barat sekitar 5km. Di situlah Desa Pojok Klitih, tempat ngarai mini ini berada.
Kedung Cinet : Jombang Mini Canyon |
Jadi ini merupakan lanjutan penasarannya Jombang City Guide dan para pembaca semuanya mengenai The Secret Canyon Kedung Cinet Pojok Klitih Jombang. Kedung Cinet adalah bentuk mini dari Green Canyon dan Grand Canyon yang terdapat di Jombang.
Tebing Karang yang sangat runcing
foto diambil dari Grup Facebook Seputar Jombang dan Info Terkini
Alhamdulillah Jombang City Guide bisa menjadi salah satu oknum yang menggelitik keingintahuan para adventurer sekalian mengenai ngarai mini yang tersembunyi di ujung Kota Santri Jombang BERIMAN.
Ini bukan Pak Bondan, Tapi Dik Bondan |
Sesuai instruksi navigasi dari Ketua Ikatan Mahasiswa Jombang di UNAIR periode yang lalu, Ahmad Bondan Sugiantara, plus kesasar dan ban mobil meh kejeblus jeglongan jembrot, Jombang City Guide menjalani petualangan berliku.
Mengerikan sekali dimana di Jombang masih banyak lokasi yang seakan hampir tidak tersentuh pembangunan dan kemajuan zaman seperti yang dikatakan Rombong Sedekah yang sudah rutin mengunjungi tempat ini. Jalan yang bukan aspal, berbatu dan jembrot di sana-sini, namun masih menyisakan kenikmatan akan keindahan panorama dimana terhampar sawah menghijau di sepanjang mata memandang.
Nyoba settingan kamera dulu |
Kami pun sampai di gerbang Plandaan. Sepanjang perjalanan, hutan menghampar di kanan dan kiri. Setelah bertanya pada penduduk setempat, akhirnya terhenti di sebuah jembatan gantung yang hanya bisa dilalui oleh orang lewat dan sepeda motor.
Terpaksa kami memarkir kendaraan di dekat rumah warga, Alhamdulillah penduduk setempat begitu baik atas kedatangan kami yang kelihatan banget kalau nggak tau jalan…
Akses Utama : Tidak bisa dilewati kendaraan |
Kami pun menyusuri jembatan gantung dengan berjalan kaki. Rupanya perjalanan kami masih jauh, yaitu melewati beberapa rumah penduduk dan masuk lagi menyusuri hutan. Dan jembatan gantung tadi adalah satu-satunya jalan untuk menuju Kedung Cinet yang menjadi populer akhir-akhir ini. Pemerintah masih belum membangun infrastruktur yang memadai untuk potensi wisata ngarai ini, jadi jalan yang dilalui pun seadanya… Meskipun jauh, namun pemandangan sepanjang perjalanan dengan berjalan kaki cukup menyenangkan.
Diliputi rasa penasaran, kami melihat pemandangan di sana-sini yang terhampar yang tidak bisa kita temukan di perkotaan. Hawa segar khas udara bersih hutan mulai terasa, dan bunyi-bunyian serangga hutan mulai menggema meskipun masih belum sore. Hanya sesekali ada kendaraan lewat, dan itupun mungkin kendaraan yang sudah sangat tangguh melewati medan terjal dan berbatu.
Batuan Karang |
Tebing Berbatu |
Jombang City Guide mengamati, bahwa kontur tanah dan bebatuan di jalan menuju Kedung Cinet memang berupa karang berbatu. Ini tampak dari adanya beberapa air terjun kecil yang tersembunyi, yang mengucurkan air dengan lembut. Bunga-bunga liar bertebaran di sepanjang jalan setapak. Sangat indah bila kita memperhatikannya dari dekat, karena benda-benda seperti itu sulit sekali ditemukan di perkotaan….
Beberapa kelompok KKN lokal sudah pernah menyentuh lokasi ini, namun situasinya memang belum banyak berubah signifikan. Beberapa peringatan yang dibuat oleh pemerintah kabupaten Jombang sedikit menunjukkan adanya sedikit sentuhan modernisasi.
Tebing berbatu banyak dilalui, hingga akhirnya sampai di sebuah jembatan yang mirip jembatan lori meskipun bukan. Di titik inilah penduduk setempat mengatakan bahwa tempat ini memiliki aura mistis. Mulai terdengar deburan air dan tampak di bawah terdapat aliran sungai yang menunjukkan kami sudah dekat di lokasi Kedung Cinet yang dimaksud.
Cukup dalam dengan karang yang runcing Kalau jatuh di situ bisa mati... |
Berbahaya sekali |
Mbediding : Awas Jatuh |
Dan akhirnya kami sampai di lokasi yang disebut Kedung Cinet, namun Jombang City Guide kebingungan dimanakah jalan untuk turun… Rupanya, lokasi untuk turun ini berada di balik semak belukar yang sama sekali tidak ramah pada anak kecil.
Jalur turun : Curan dan licin |
Di pinggiran sungai tampak para pemuda sedang menikmati deburan air dan derasnya Kedung Cinet. Untuk menuju ke tempat para pemuda itu, kita harus rela basah karena derasnya air mengalir.
Harus siap berbasah-basah |
Untuk meminmalisir kepreset, Jombang City Guide berpegangan pada akar dan ranting yang menjuntai di pinggiran sungai. Mengerikan sekali.
Berbahaya sekali : Licin dan deras |
Susah payah : Berbahaya sekali |
Dengan sangat kesulitan, Jombang City Guide menyeberang ke sisi seberang tempat turun kami, dan naik ke sisi yang lain. Kami begitu takjub membayangkan betapa segar air yang mengalir di Kedung Cinet ini, pantaslah para pemuda yang bermain-main di sini tampak benar-benar menikmati aktivitas mereka.
Awas hanyut |
Arus deras di musim hujan |
Tak heran memang bila ada kisah dari penduduk setempat yang menyatakan bahwa para putri kerajaan Majapahit yang dulu lokasi kerajaannya mencakup wilayah Jombang juga menggunakan Kedung Cinet sebagai tempat pemandian yang masih alami. Ini menunjukkan bahwa Kedung Cinet sudah dikenal sejak zaman kerajaan kuno.
Sedangkan adanya jembatan lori menunjukkan bahwa Ngarai rahasia ini pun sudah menjadi tempat wisata bagi kalangan penjajah Belanda ketika menduduki Indonesia.
Kedung Cinet |
Ngarai di Jombang |
Aliran air terlihat begitu deras, mirip dengan arena arung jeram tapi dangkal dan berbatu. Seandainya kita melangkah dan tergelincir, tidaik menutup kemungkinan bisa hanyut dan terbawa arus sungai dan menjadi santapan batu-batu runcing yang ada di tebing cinet. Hiiii……….
di Musim Hujan arusnya deras dan airnya bening |
Tebing-tebing di kanan kiri cinet pun banyak yang hijau berjamur, sehingga cukup licin untuk dilangkahi. Saat Jombang City Guide melangkah, kami sempat terjatuh dan baju kami pun basah kuyup. Karena kami melindungi kamera, salah satu sandal Jombang City Guide pun kintir terbawa arus derasnya sungai….
Hijaunya tebing ini karena jamur, jadi awas licin |
Foto diambil saat musim kemarau, airnya cenderung diam dan tenang, tidak deras seperti saat musim penghujan |
Bagi para pelancong yang penasaran, berikut beberapa pesan dari Jombang City Guide :
- Jangan pergi ke Kedung Cinet saat musim hujan seperti Jombang City Guide T_T. Karena debit air begitu tinggi sehingga air mengalir begitu deras. Sebaiknya datanglah saat musim kemarau, saat air tidak deras dan cenderung kering sehingga arus tidak berbahaya. Di musim keringlah yang memungkinkan untuk melakukan pemotretan.
- Menuju Kedung Cinet sebaiknya mengendarai sepeda motor, karena bila naik mobil seperti Jombang City Guide, maka Anda berjalan kaki menyusuri sebuah perkampungan plus menelusuri hutan karena akses satu-satunya berupa jembatan gantung tidak bisa dilewati mobil.
- Siapkan peralatan dan perlengkapan yang niat. Dianjurkan membawa baju ganti. Jangan harap endel-endel pakai baju mejeng. Karena kemungkinan baju basah sangat besar. Pakailah baju safari yang memang dipakai untuk berpetualang dan sandal gunung. Jika Anda terpesona oleh berbagai foto prewedding di Kedung Cinet, monggo. Namun bila tergoda untuk turut melakukannya, lakukan observasi dulu. Lakukan persiapan yang matang, jangan langsung mak bludus pergi kesana tanpa persiapan dan perlengkapan.
- Jangan coba-coba membawa anak kecil kemari seperti Jombang City Guide T_T terutama saat musim hujan. Karena jelas-jelas mereka tidak akan bisa menikmati perjalanan ini. Tempat menuruni tebing sangat curam dan licin. Arus derasnya pun sangat berbahaya sehingga jangan ambil resiko. Jangankan anak kecil, 4 Januari 2016 lima pemuda pemuda yang hanyut terbawa arus deras sungai, dan satu tewas. Akhirnya Kedung Cinet pun ditutup untuk sementara waktu.
- Di jembatan ‘lori’ dipercaya penduduk setempat dihuni oleh makhluk halus. Tidak perlu meminta izin “permisi mbah” segala. Dengan izin Allah bila kita mengucap Bismillah, semuanya akan baik-baik saja. Karena hanya kepada Allah kita berlindung dan hanya kepada Allah-lah kita meminta pertolongan.
- Jangan membuang sampah sembarangan dan jangan melakukan berbagai tindakan yang mencoreng kelestarian Kedung Cinet. Sejak populernya kedung Cinet, banyak pengunjung dengan kesadaran yang rendah yang datang tapi membuang sampah sembarangan sehingga mengganggu kelestarian Kedung Cinet. Tempatnya jadi kotor dan ikan-ikan jadi sulit berkembangbiak. Pernah dilakukan aksi Save Cinet, dengan membersihkan lokasi dan melepas seribu Ikan Guppy di 28 September 2015 atas inisiatif berbagai komunitas di Jombang termasuk Perhutani, Komunitas Peduli Lingkungan Jombang dan Babinsa. Potensi wisata memang bagus untuk digali, namun kelestarian itu bukan tanggung jawab pemerintah saja, tapi tanggung jawab kita semua. Jadi traveler alay yang terobsesi cuma buat butuh mejeng ala My Trip My Adventure, mendingan nggak usah kesini lah. Malu-maluin aja.
- Selain traveler alay yang nggak asik blas itu, sekarang Cinet yang maikin ramai dan populer ini dijadikan ajang kencan murah meriah oleh muda-mudi Jombang. Misalnya bila kencan murah ini dilakukan sederhana saja tidak masalah. Namun apabila sudah menjurus ke graya-graya dan mulai kelewat batas inilah yang bikin pengunjung lain jijik. Jadi yang model pacarannya njijiki gak usah kesini aja lah.
- Untuk Pemerintah Kabupaten Jombang, kapankah dilengkapi infrastruktur menuju dan di Kedung Cinet?? Sayang sekali bila potensi wisata ini tidak digali sebagai salah satu destinasi wisata Jombang.
Oke, Jombang City Guide pun pulang ke rumah dengan nyekermann………………….
_______________________________________________________________________
Sekedar info, diantara awal dan pertengahan 2016 Kedung Cinet kini diberi pagar bambu pengaman yang setidaknya bisa meminimalisir resiko pengunjung jatuh yang datang. Mengingat Kedung Cinet baru saja dibuka setelah ditutup sampai waktu yang belum ditentukan akibat satu korban tewas karena hanyut dan membentur karang di Januari 2015.