Foto Lawas : Apotik Djombang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, penulisan yang benar dalam menyebut kata yang merujuk pada toko obat farmasi adalah Apotek, dimana peracik ramuan obatnya disebut Apoteker.

Gambar diatas adalah gambar Apotik Djombang yang (katanya) diambil tahun 1930, dimana mungkin ejaannya masih merupakan ejaan lama dengan menggunakan kata ‘apotik’ dan penulisan ‘dj’ untuk melafalkan ‘j’ dalam kata Djombang. Hmmm…. Jadi keinget PSID ya….



Saat Jombang City Guide mampir untuk mencari sebutir obat dalam apotek ini, Jombang City Guide masih sempat mengambil gambar dan berbincang ringan dengan Bapak yang sedang bertugas.


Menurut penuturan beliau, Apotek Djombang ini adalah apotek pertama di Jombang yang pertama kali buka tahun 1966. Beliau masih ingat betul juga dimana atap penutup teras ini pernah ambruk sehingga menjadi bentuknya seperti yang sekarang.

Apotik Djombang : Dulu dan Kini

Saat Jombang City Guide tunjukkan ada foto lama dari apotek ini, beliau terlihat terharu akan eksistensi foto lawas ini. Matanya menerawang bernostalgia, mengingat perjalanan hidup apotek tertua di Jombang ini. Beliau juga ingat betul, masih jarang sekali dokter yang bertugas di Jombang. Mungkin hanya segelintir diantaranya dokter Sastra dan dokter yang merupakan ayah dari dokter Anton saat ini.


Namun ada suatu kejanggalan disini, dimana foto ini katanya diambil tahun 1930, sedangkan apotek ini baru buka di tahun 1966. Setidaknya Jombang City Guide sudah berhasil mengorek langsung dari Bapak yang bertugas ini (sekali lagi Jombang City Guide kok cik kurang ajare lupa nanya… Astaghfirullah.. maaf ya Pak…) memberikan informasi yang lebih akurat.


Apotek Djombang selain membuka toko farmasi yang melayani obat-obatan, juga menyediakan praktik bersama para dokter. Tampak kursi panjang yang diperuntukkan untuk tempat tunggu dan duduk para pasien yang mengantri.


Kaos Batu Petir by Kaos Abangidjo

Kursi panjang ini cukup bergaya Indonesia, bukan Belanda. Dimana desainnya yang kurang berasa kompeni dan dudukannya tidak terlalu tinggi yang menunjukkan para pembuatnya memperhatikan anatomi manusia Indonesia yang berbadan mungil. Meski cukup bercitarasa pribumi, namun tidak mengurangi kekunoan dan keantikan kursi ini. Kabar baiknya, meski ini terlihat seperti kursi tua, namun kondisinya masih bagus sekali dan terawat.


Jendela dan interior di dalam Apotek Jombang ini pun masih bergaya kuno, namun tetap bersih rapi dan terawat. Hanya tembok yang diberi keramik pelapis saja, yang membuat terlihat lebih baru dan modern, serta salah satu bentuk pencegahan lebih akurat terhadap tangan-tangan jahil dan anak-anak yang mungkin mengotori dinding.


Tampak tulisan ‘Djagalah Kebersihan’ yang menunjukkan barang-barang yang menempel disini sepertinya masih orisinil seperti bentuk awalnya.


Papan nama Apotik Djombang juga masih ada, namun nomor alamat sudah berbeda dengan nomor yang tertera di pagar depan. Setelah kami konfirmasi, rupanya semakin banyak bangunan yang berdiri mengiringi perkembangan zaman, sehingga nomor awal 105 pun bergeser menjadi 125.




Tampak depan, Apotek Jombang juga masih sepi, mungkin jam dokter praktiknya sudah berlalu karena hari pun semakin siang. Suasana rindang dan teduh akan nostalgia masa lalu begitu terasa disini. Semoga pemerintah Jombang bisa menjaga dan melestarikan salah satu peninggalan kuno Kota Santri yang berharga ini.

Sate Kambing Pak Slamet Ringin Conthong Jombang
Dulu, kakek dan ayah Jombang City Guide adalah langganan setia Gule dan Sate Kambing Pak Slamet. Setiap kakek Jombang City Guide berkunjung, ayah dan ibu Jombang City Guide pastilah menjamu beliau dengan Gule dan Sate Kambing Pak Slamet.


Gule dan Sate Kambing Pak Slamet ini sering disebut Sate Ringin Conthong bagi para pelanggan setianya, mengingat dulu lokasi dagangnya ada di dekat Ringin Contong, titik nol Kota Santri yang BERIMAN. Sudah tiga kali Gule dan Sate Kambing Pak Slamet ini berpindah tempat, namun tetap ada di dekat Ringin Conthong. Kini, Gule dan Sate Kambing Pak Slamet bertempat di Food Court Ringin Conthong..

Bu Slamet yang Sedang beraksi
Gule Ringin Conthong ala Pak Slamet Jombang
Pak Slamet yang kadang digantikan oleh Bu Slamet pun tampak terampil menyajikan dagangannya. Penyajian yang cepat memang mencerminkan kalau kru Gule dan Sate Kambing Pak Slamet memang sudah sangat lama berkecimpung di bidang kuliner. Memang, Gule dan Sate Kambing Pak Slamet ini bisa dikatakan salah satu makanan enak yang mengiringi perkembangan Jombang, dari duluuu jauh sebelum Ayah Jombang City Guide masih pengantin baru. Xixixi......

Penyajian Cepat

Ya, Gule dan Sate Kambing Pak Slamet adalah salah satu makanan enak di Jombang yang masih belum ada saingannya di Kota Santri yang BERIMAN ini, hingga kini. PakBondan Winarno, pakar kuliner nusantara itu sempat mampir ke Jombang dan menjadikan Gule dan Sate Kambing Pak Slamet sebagai salah satu jujugannya. Tak tanggung-tanggung, Pak Bondan pun memberikan kategori MakNyus untuk Gule dan Sate Kambing Pak Slamet saat berkunjung ke Jombang, yang artinya sangat enak. Kategori Maknyus ini adalah yang tertinggi, diatas Top Markotop dan Sip Markosip. Ya, Pak Bondan memang selalu obyektif dalam penilaiannya. Sayang, tidak ada foto Pak Bondan yang dipajang disini. 

Gule Pak Slamet Ringin Conthong

Sate Kambing Pak Slamet memang tidak ada duanya. Bumbunya mantap, ditaburi bawang segar untuk penawar kolesterol. Gulenya juga tak kalah sedap. Bumbunya yang kental dan pekat memang mencerminkan kelas kenikmatan kuliner yang tak terkalahkan.

Wisatawan yang Sedang Honeymoon yang diajak Jombang City Guide Berkeliling Jombang

Memang setiap ada wisatawan yang berkunjung ke Jombang, mungkin menjamun Gule dan Sate Kambing Pak Slamet adalah pilihan utama. Sayangnya, Gule dan Sate Kambing Pak Slamet ini sangat ramai, dan kadang sudah habis terjual di sore hari. Jadi, bagi siapapun yang ingin menikmatinya, mungkin perlu berlomba-lomba untuk mendapatkannya, supaya tidak kehabisan. Xixixixi................


Gule dan Sate Kambing Pak Slamet
Ringin Conthong Jombang
Food Court Ringin Conthong
Jl. Wahid Hasyim Jombang