Orang Jawa Timur sangat suka lalapan, begitu pula masyarakat Jombang. Banyak warung lalapan yang tersebar di seluruh Jawa Timur, termasuk di Jombang. Mereka punya ciri khasnya masing-masing, dengan sambel dan menu-menu yang disediakan. Begitu pula dengan rasa dan harganya. Semua tergantung Anda yang memilihnya.


Banyak warung lalapan yang tersebar di seluruh Jombang, tapi diantaranya ada yang istimewa. Ya, Warung Bambu Asri. Bolehlah bila Warung Lesehan ini dijadikan kuliner Jombang yang cukup membanggakan. Meski tidak khas Jombang, namun makanan khas pedesaan menjadi keunggulan utama lesehan ini.



Warung Bambu Asri terletak di daerah Sengon, Jombang. Saya tidak terlalu paham alamat tepatnya, namun saya bisa beri ancer-ancernya :
1.     Dari SMA 2 Jombang lurus saja ke arah barat, sampa Anda bertemu lampu merah.

2.     Dari Bangjo itu, belok kiri. *Bangjo adalah lampu merah, berasal dari kata ‘Abang’ dan ‘Ijo’. Kuning memang dianaktirikan karena jarang menyala saking cepatnya lampu.

3.     Lurus saja kearah selatan hingga di kiri jalan Anda menemukan bangunan bambu, gambarnya kalau tidak ada perubahan seperti di bawah ini :

 



Bukan seperti restoran-restoran yang memasang nama warung, Warung Bambu Asri adalah warung yang sebenar-benarnya. Warung ini menjual berbagai lalapan dengan suasana barongan. Barongan adalah sebutan untuk hutan bambu, karena warung Babu Asri berada di samping pepohonan bambu, dipisahkan oleh sungai. Nuansa warung ini cukup unik, meski tidak seunik warung-warung yang memakai nuansa kata ‘Desa’ dalam nama mereknya. Dengan nuansa desa yang bercitarasa ndeso, tembok bambu.



Bila Presiden Indonesia keempat, yaitu KH. Abdurrahman Wahid atau sering kita sebut Gus Dur yang telah almarhum saat pulang ke Jombang selalu memesan Rujak Cingur Bu Bokin, rupanya Gus Ipul atau Pak Syaifulloh Yusuf yang saat ini sedang menjabat sebagai Wakil Gubernur Jatim saat pulang ke Jombang selalu mampir di Warung Lesehan Bambu Asri lho..

Selain itu, Pak Presiden Reformasi kebanggaan Jombang yaitu Gus Dur, semasa hidupnya juga sering mampir disini ternyata. Waow.... hebat sekali ya..


Gus Dur Saat Andok di Warung Bambu Asri Jombang



 
Terdapat sungai kecil yang memisahkan ‘gubuk’ Bambu Asri dan Barongan. Meski idak terlalu terawat kebersihannya, di sungai ini mengalir air yang cukup jernih, sehingga Anda bisa memandang ke dasar sungai dimana sinar matahari menembus dedaunan pohon bambu. Sejauh ini sungai itu cukup bersih, karena saya belum pernah melihat sesuatu yang tidak semestinya mengapung terbawa arus sungai… (Coba saja tunggu bila Anda ‘beruntung’… Heheheheh…….)

Sungai di Musim Hujan


Sungai di Musim Kemarau


 


Sambil menunggu menu disajikan, Anda bisa sedikit menikmati ‘replika’ suasana pedesaan setelah merasakan penatnya kota besar. Anda bisa berdiri di pagar pembatas dan memandangi pepohonan bambu dan aliran sungai, serta semut-semut yang lewat diantara pagar dimana Anda bersandar…


Harganya juga standar seperti lalapan lain, tidak terlalu menguras kantong, sehingga kita bisa mencoba banyak menu.  Ada lele, ayam, bebek, wader, sayur asem, krupuk yang bisa dipilih sesuai selera Anda… dan masih banyak lagi.








Minuman yang disediakan juga cukup beragam, khas minuman warung lesehan yang tidak menyediakan minuman praktis di warung-warung jalanan. Ada sebuah bilik es degan di samping warung bambu asri. Kita juga bisa memesan degan yang manis  dan segar...





Menurut pemiliknya, warung ini tidak mengandung MSG, sangat sehat bukan??? Bila Anda beruntung, saat persediaan masih ada, Anda bisa dapatkan nasi dengan taburan jagung diatasnya. Jadi nasi Anda akan memiliki warna kekuningan di ujungnya. Saya sangat senang bila mendapat kesempatan makan Nasi jagung ini, karena kita sudah sangat jarang menemukannya.






 Pernah ada cerita unik. Di Hari Raya Idul Fitri warung ini tutup. Seperti layaknya semua toko saat hari raya besar. Namun sesaat setelah sholat Id, pemilik warung mendapatkan telepon dari pelanggan yang ingin makan di warung ini. Akhirnya warung tidak jadi tutup dan buka seperti biasa. Hahahahah.... Mungkin selama mereka tidak ada halangan, mereka akan buka. Warung ini buka setia hari kecuali jumat legi (hari khusus dalam penanggalan Jawa). Mungkin mereka harus ada di rumah untuk memanjatkan doa supaya diberikan kesehatan agar selalu mempu menjalankan warung lesehan yang nikmat ini. Jadi kita bisa sering-sering kesana. Heheheh.....

 



Warung ini juga menerima pesanan dalam bentuk nasi kotak dan bisa delivery order minimal sepuluh porsi lho..... Anda bisa hubungi nomor teleponnya, dan bisa melayani pengiriman Jombang Kota.


Sayangnya, warung ini tidak bebas rokok. Sehingga kita bisa saja makan dengan bau asap mengepul yang sangat mengganggu dari pembeli lain. Bahkan disediakan asbak untuk membuang abunya. Semoga segera berubah jadi bebas rokok ya. Sangat tidak nyaman.



Warung lesehan di bawah pepohonan bambu ini selalu ramai dikunjungi pelanggannya utamanya di jam makan siang. Meski tidak membludak, namun dari plat nomor kendaraan yang parkir banyak orang dari luar kota yang transit disini. Alhamdulillah saya tidak pernah tidak mendapat tempat di warung ini, dan selalu menikmati suasananya, karena saya datang di pagi hari untuk sarapan, sehingga belum banyak orang yang andok kemudian mengepulkan asap rokok laknat itu............ Jadi sebisa mungkin datanglah tidak di jam makan...

 
Uuuuuughhhhhh....... Kenyang.....

Tak Heran, warung ini pantas dinobatkan sebagai salah satu tempat Makanan Enak di Jombang, Gus Dur kalau pulang selalu mampir kesini. 
Bahkan, Gus Ipul yang Wakil Gubernur aja suka.....

Tambah lagi ahh.......
 

Jalan Kapten Pierre Tendean
Dusun Sengon
No. Telp. 0321-7281669


Kerajinan Manik-Manik Kaca Jombang



Setiap orang selalu menanyakan, apa yang khas dari Jombang. Sebenarnya banyak : ada pondok pesantren yang penuh santri, bir soda halal, soto dhog, dan manik-manik kaca. Sayangnya pilihan pertama tidak bisa dibawa pulang kecuali merasakan experience sendiri untuk mondok dan mempelajari ilmu agama. Pilihan kedua harus masuk ke pelosok Jombang untuk didapatkan, pilihan ketiga bisa basi kalau dibawa jauh karena tanpa bahan pengawet dan tidak akan lengkap bila tidak mendengar sendiri secara langsung ‘gebrakannya’. Hanya pilihan terakhir yang paling mungkin dan sayangnya tidak bisa dimakan. Heheheh.....

Manik-manik kaca Jombang, mulai populer di era 2000-an, dimana aksesoris manik-manik benar-benar populer di setiap mall dengan bandrol yang menjulang. Beberapa diantara mereka menjual hasil kerajinan Jombang dengan harga lumayan bila dibandingkan ketika membeli langsung di Jombang.


Bertempat di Kampung Pengrajin Manik-Manik Kaca Jombang, Desa Gambang, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur. Lokasinya benar-benar masuk membelah hamparan sawah. Namun jangan khawatir, Anda bisa dapati Gapura Selamat Datang yang memastikan Anda tidak salah jalan. Rutenya bisa disimak disini (Soon). Sepanjang jalan, banyak pengrajin yang memajang dagangannya di 'show roomnya'.




Manik-manik Jombang ini berasal dari pecahan kaca yang kemudian didaur ulang dan diberi warna unik kemudian dibentuk menjadi aneka aksesoris.






Ada kalung, gelang, gantungan kunci, bros dan untaian ikat pinggang. Semua berbahan utama ‘kaca’. Anda bisa dapatkan untaian aksesoris yang sudah jadi, misalnya kalung, gelang, gantungan kunci yang siap pakai. Atau alternatif lain bagi yang gemar berkreasi sendiri, dapatkan manik-manik kaca baku eceran yang bisa Anda untai buat sendiri secara customisasi di rumah.







Begitu indah, bukan??? Anda bisa pilih sendiri sesuai selera Anda. Mulai yang kecil sampai yang besar manik-maniknya. Di beberapa toko, Anda bisa dapatkan potongan harga atau bahkan bisa ditawar hingga harga tertentu. Dibandrol mulai Rp. 5.000,-, untuk kalung. Dijamin sangat terjangkau, karena langsung dari produsennya. Made in Jombang banget...




Banyak penjual aksesoris dari Bali ‘kulakan’ disini. Bahkan menurut para penjual, order dari mancanegara seperti Jepang dan Swiss, menjadi langganan.


Kampung kerajinan manik-manik kaca ini juga menarik para wisatawan mancanegara yang sempat berkunjung kemari. Kita juga bisa saksikan proses pembuatan dan perangkaian secara langsung.


  


Review lain mengenai kunjungan manik-manik kaca ini bisa didapat di berbagai blog dan situs, diantaranya ada penjualnya yaitu disini, disitu, disana, dan masih banyaklagi.



Tips dari saya ketika berkunjung ke Kampung Kerajinan Manik-Manik Kaca ini ;
1.      Karena sepanjang jalan di kiri kanan banyak penjual manik-manik, datangilah toko yang terlihat banyak stoknya. Sehingga Anda bisa ‘kalap’ dengan lega tanpa kecewa. Supaya saat Anda membeli banyak manik-manik, Anda tidak rugi dan bisa meminta potongan harga pada Sang Penjual.




2.      Pilihlah aksesoris manik-manik yang benar-benar berbahan KACA. Jangan yang berbahan plastik atau yang lain. Bila Anda bingung antara kaca atau tidak, maka sentuhlah manik-manik tersebut. Bila terasa dingin, maka bahannya adalah kaca dan sebaliknya bila bukan kaca. Karena selain kaca, berarti bukan bikinan Jombang, tetapi biasanya buatan pabrik China yang seharusnya banyak di toko-toko pernik-pernik, dan tidak perlu jauh-jauh datang ke Jombang untuk mendapatkannya. HANYA MANIK-MANIK BERBAHAN KACA SAJA YANG KHAS JOMBANG. Jadi, be smart untuk mendapatkan khas Jombang di Jombang ya!



gambar atas : Contoh Manik-Manik Yang Bukan dari Bahan Kaca.
Hati-hati. Bukan Khas Jombang

Gambar diatas adalah contoh Manik-Manik dari bahan KACA
Hanya yang berbahan KACA yang Khas Made in Jombang


Karena harganya cukup terjangkau, kerajinan ini bisa dijadikan souvenir untuk acara pernikahan atau hadiah bagi orang terkasih yang cukup unik. Jangan kalah dengan Bule yang sudah kesana, berkunjunglah kesana dan Anda pasti ‘kalap’.

Kumpulan Wisatawan Kalap

AWAS KALAP !!!!!!