Jombang adalah salah satu kota yang langganan meraih Piala Adipura, dan seperti di banyak kota lain, Jombang juga punya Monumen Piala Adipura, sebagai bentuk kebanggaan warga Jombang, atas keberhasilan mereka menyabet penghargaan kebersihan lingkungan.
Piala Adipura, adalah sebuah penghargaan bagi kota di Indonesia yang berhasil dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan (Wikipedia, 2013). Penghargaan di bidang lingkungan ini tentu saja diselenggarakan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dimana peraih lima kali Piala Adipura akan mendapat Piala Adipura Kencana yang paling spesial, karena piala yang diterima akan berupa piala berlapis emas sebagai bentuk keberhasilan gemilang atas pencapaian yang konsisten.
Piala Adipura yang Baru,
Antara yang Kencana (Kiri) dan yang bukan Kencana (Kanan)
Program Adipura telah dilaksanakan setiap tahun sejak 1986, kemudian terhenti pada tahun 1998 karena gejolak multidimensi yang dialami Indonesia pada masa itu.
Piala Adipura Lama,
Antara yang Kencana (Kiri) dan yang bukan Kencana (Kanan)
Program Adipura kembali dicanangkan di Denpasar, Bali pada tanggal 5 Juni 2002, dan berlanjut hingga sekarang. Kini, Piala Adipura pun berganti bentuk menjadi lebih modern dan lebih ‘bernuansa Go Green’ karena ada pahatan celah berbentuk pohon di tubuhnya.
Dari kategori tersebut, Jombang masuk dalam kategori Kota sedang. Sudah lima kali Jombang meraih Piala Adipura, yang diterima langsung oleh Pak Bupati yang menjabat dari Presiden Indonesia saat ini.
Dalam lima tahun pertama, program Adipura difokuskan untuk mendorong kota-kota di Indonesia menjadi "Kota Bersih dan Teduh", namun kriteria terbaru yang dimasukkan adalah "Indah", jadi tidak melulu bersih dan teduh, tapi juga harus indah.
Sayangnya, setelah lima kali beruntun mendapat Piala Adipura, Jombang gagal menyabet predikat keenamnya pada 2011 yang berujung pada pengunduran diri Kepala Badan Lingkungan Hidup Jombang. Hal ini disebabkan Jombang belum memenuhi kriteria "Indah" yang baru saja dimasukkan dalam kategori penilaian.
Di masa orde baru, Jombang juga langganan menyabet Piala Adipura, terutama di tahun 1994 dan 1997. Data lengkap belum ditemukan di internet sehingga dua tahun yang kami sebutkan didapat dari angka yang tertulis di Monumen Piala Adipura di depan Simpang Tiga bekas Terminal Lama Jombang. (Maaf saya kurang ingat kapan saja, wajarlah, mata masih belum terbuka karena saat itu masih ingusan. Huehehehe).
Monumen Piala Adipura Jombang, lokasinya sangat strategis, ada di persimpangan tiga jalan yang menghubungkan rute antarkota dan masuk kota. Namun akibatnya banyak kendaraan super besar yang lewat yang membuat debu berterbangan dengan kadar yang lebih banyak.
Monumen itu masih tegak berdiri hingga sekarang, namun kondisinya sangat tidak layak. Lampunya banyak yang pecah, dan kolam di bawahnya tidak pernah dibersihkan. Alasannya klise; “Tidak ada dana perbaikan (dan perawatan)...”.
Masih sangat segar dalam ingatan saya, ketika Monumen Adipura Jombang ini baru dibangun: Ada air mancur yang menyala mengguyur replika raksasa piala kebersihan lingkungan itu setiap waktu, yang membuatnya terlihat asri. Wajarlah bila Jombang tidak lagi menerima Piala Adipura, karena Monumen Piala lambang keberhasilan kebersihan kota Jombang yang ada saat inipun, tidak terawat dengan baik.
Berikut gambar lengkapnya saat saya berkunjung kesana,
saat awan mendung menggantung di atap kota Santri Jombang BERIMAN
Mungkin harus ada Monumen Piala Adipura dengan bentuk yang baru seperti di Pekanbaru ya, dibawah ini gambarnya :
mungkin di sudut kota Jombang lain, supaya makin banyak lokasi tugu untuk peringatan momen penting dalam sejarah Kota Jombang
Mari Jaga Kebersihan, Buang Sampah HANYA di tempatnya,