Komunitas Sugar Glider Jombang

Saat ini, di Jombang banyak sekali komunitas yang sedang tumbuh. Komunitas sepeda biasa berkumpul di Ringin Conthong, komunitas lain berkumpul di Pasar Buah Jombang. Ada pula komunitas reptil yang sering mengadakan pertemuan di Alun-Alun Jombang.

Nah, kini, sudah ada komunitas SugarGlider Jombang. Komunitas ini 'diawali' oleh Anggi Rahmat Zulfikar dan Iva Aminatus Solihah. Dua orang ini adalah arek nJombang yang juga anggota dari Komunitas Sugar Glider Surabaya. Secara teknis komunitas Sugar Glider Jombang ini, awalnya beranggotakan dua orang yang juga menghirup hawa Jombang, namun dengan berkembangnya waktu, mulai banyak anggotanya. Hingga kini, masih terbuka keanggotaan komunitas ini.

Plat Kendaraan Jombang




Dalam hal berlalu-lintas, Jombang kini masuk dalam satu grup bersama Mojokerto, Tuban, dan Lamongan, beserta Bojonegoro sebagai ‘markasnya’. Penggolongan kota-kota ini dimulai sekitar tahun 2007an (Entah ya kalau salah, seingat saya sih...). Mengapa demikian, karena akhirnya plat nopol kendaraan di Jombang akhirnya seragam dengan grup tersebut dan dipusatkan di Bojonegoro. Akhirnya, semua kota di grup Bojonegoro memiliki plat awal “S”.



Banyak orang mengira bahwa nopol dengan plat huruf awal “S” adalah Bojonegoro. Hal ini benar adanya, namun harus dilihat huruf di bagian belakang nopol.


Sebagai anggota ‘markas Bojonegoro’, Jombang juga kemudian berplat 'S'. lalu bagaimana membedakannya??? Tenang. begini caranya : Jombang mendapat bagian plat S namun dengan abjad akhir dengan awalan W, X, Y, Z. Misalnya S 4345 ZK. Huruf plat menandakan area Bojonegoro dengan S, dan huruf awal belakang plat adalah Z, yang masuk dalam kategori Jombang. Berarti, kendaraan dengan plat tersebut dari Jombang. HOREEE.... -_-''


Berbeda halnya dengan tetangga kota Jombang yang terkenal dengan peninggalan prasejarahnya, yaitu Mojokerto yang mendapat bagian huruf akhir dengan awalan S, T, U, V. Maka kendaraan bernopol S **** VM adalah plat daerah Mojokerto.



Begitu pula dengan Bojonegoro yang mendapat huruf plat bagian akhir dengan abjad awal, yaitu A, B, C, D. Sedangkan Lamongan dengan huruf plat bagian akhir dengan abjad setelah Bojonegoro E, F, G, H.


Jombang juga pernah menyandang plat awal W di awal 2000an, namun berbagi dengan beberapa kota diantaranya Gresik dan Sidoarjo. Namun, tentu saja, kita harus melihat huruf awal bagian akhir plat terkait. Ini disebabkan Jombang mendapat huruf awal bagian akhir plat nopol dengan V, W, X, Y, Z.  Kala itu, huruf akhir V masih dipakai di Jombang, yang kemudian ketika berganti menjadi S, huruf V menjadi milik Mojokerto. Misalnya W 2126 VJ, maka nopol tersebut dari Jombang. Kini, huruf awal W dipakai hanya di Gresik dan Sidoarjo.




Sebelum menyandang plat awal W, Jombang mengalami plat L, yang berbagi dengan Surabaya. Plat L ini disandang Jombang di awal 1990an. Tentunya, dengan ciri khas Jombang yang juga mendapat grup huruf paling akhir. Yang saya ingat ketika itu adalah huruf Z. Kini plat nopol dengan huruf awal L dimiliki sepenuhnya oleh Surabaya, Ibukota Jawa Timur.





Jadi, bila Anda bertemu plat dengan ciri-ciri plat nopol Jombang yang telah disebutkan diatas, berarti kendaraan tersebut bernopol Jombang atau berasal dari Jombang. Dimana sedikit banyak, boleh diasumsikan pasti penumpangnya ada hubungan dengan warga Jombang.


Beruntung pula akhirnya Jombang bisa kebagian nomor yang bisa dimodif jadi keren, misalnya S 3 XY, atau S 3333 XY. Bisa juga S 15 WA atau S 15 WI. Tidak bisa didapatkan di kota lain, bukan???
Seksiiiiiiiiiiii


Meski Jombang selalu mendapat huruf bagian akhir, namun bukan berarti kemajuan dan perkembangan Jombang jadi paling belakang, kan??? Kita sebagai warga Jombang harus menjadi bagian dari partisipan kemajuan itu.

Mbak, kok nggak pake helm?


Senang rasanya bila sedang berada di kota lain yang nun jauh dari Kota Santri yang BERIMAN kemudian menemui plat Jombang, bukan????


Sekali lagi, Jombang City Guide katakan, Kota Santri Jombang BERIMAN memang belum pernah memiliki makanan khas seperti Gudeg dari Jogja, Tahu Sumedang dari Sumedang, Tahu Pong dari Kediri, maupun makanan legendaris lainnya. Kalau ada pun, itu adalah Soto Daging yang lebih sering disebut Soto Dhog, karena bunyi Dhog! penjualnya saat meletakkan botol kecapnya. Kota Santri ini terllu damai, sehingga warganya masih tetap damai dengan makanan-makanan yang tersedia di Jombang.



Jombang Yellorange Sunset


Sore itu begitu damai. Truk-truk besar melintas menunaikan tugasnya seperti biasa, begitu pula dengan langit senja yang setiap hari menghiasi atap Kabupaten Jombang. Jalan raya yang ramai lalu lintas seakan meluputkan panorama indah yang sangat sulit kita temui di kota besar. Panorama ini, ada di Jombang BERIMAN.




Jalan raya masuk kota Jombang penuh sesak dengan kendaraan yang berebutan saling mendahului. Langit senja menjelang dengan warna yang lembut.